This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

INFECTIOUS CORYZA PADA BURUNG PUYUH

INFECTIOUS CORYZA
Pada Burung Puyuh Petelur


Infectious Coryza, yang biasa disebut korisa atau snot, sudah sangat familiar di kalangan Peternak Burung Puyuh. Penyakit pernapasan ini rutin menyerang Burung Puyuh petelur, dan unggas lain, baik pada Peternakan Burung Puyuh. Meski tidak selalu menimbulkan kematian yang tinggi, serangan Coryza tetap saja banyak menimbulkan kerugian. Serangannya pada masa starter dan grower menyebabkan pertumbuhan bobot badan pullet terhambat, sedangkan pada masa Produksi (bertelur) menyebabkan Produksi telur turun 10-40%. Belum lagi kerugian berupa tingginya angka afkir jika korisa yang menyerang sudah sangat parah dan sulit disembuhkan.
Pengendalian Coryza harus Sesuai dengan Karakteristiknya. Penyebab Coryza adalah bakteri Avibacterium paragallinarum, yang termasuk dalam bakteri Gram (-) dan bersifat fakultatif anaerob (mampu hidup pada media yang ada maupun tidak ada oksigennya). saat ini ada 3 serotipe bakteri A. paragallinarum yang bersirkulasi di Indonesia, yaitu serotipe A (W), B (Spross) dan C (Modesto).
Bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan pihak Medion yang bekerja sama dengan Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Mahardika dari Fakultas Kedokteran Hewan Udayana sejak 2009 hingga 2012, telah ditemukan A. Paragallinarum baru yang berbeda dari serotipe yang umum beredar, dan digolongkan ke dalam serotipe M. Medion juga berhasil mengisolasi serotipe A dari Kandang yang bersirkulasi di beberapa wilayah di Indonesia. Dari total penemuan Medion dilaporkan serotipe M lebih banyak ditemukan dibanding serotipe A.
Dalam meluncurkan serangannya, bakteri A. paragallinarum ini sangat menyukai lokasi sinus hidung (infraorbitalis). Jika dilakukan bedah ayam, maka akan ditemukan sinus hidung, laryng dan trakea yang mengalami peradangan serta berlendir. Oleh karena itu, gejala klinis penyakit ini mudah dikenali dengan adanya leleran kuning kental dari lubang hidung (pilek) yang berbau khas (bau busuk,red) dan muka terlihat bengkak (mata membengkak dan menutup). Terkadang pada bagian sinus hidung juga ditemukan perkejuan.
Saat menyerang Burung Puyuh, Penyakit Coryza Dikategorikan akut atau kronis. Angka kematian yang rendah serta angka yang tertular tinggi hanya akan terjadi apabila Coryza murni yang menyerang tanpa adanya Komorvit. Namun yang cukup banyak terjadi di lapangan ialah bahwa kasus Coryza, terutama pada Burung Puyuh Petelur, seringkali di ikuti dengan adanya Komorvit seperti CRD dan colibacillosis. Contohnya, saat Coryza dengan Komorvit Colibacillosis, maka akan ditemukan gejala klinis pada Burung Puyuh di mana matanya membengkak berisi perkejuan padat berwarna kekuningan. Dan jika hal ini sudah terjadi, maka angka kematian pun akan ikut meningkat.
Mengetahui hal ini terutama kasus Penyakit Coryza dengan Komorvit ini harus sebisa mungkin dihindari, atau meskipun sudah terlanjur menyerang setidaknya kita bisa mengendalikannya dengan maksimal. Untuk mengendalikan Coryza ini, yang perlu kita ketahui sebelumnya ialah bagaimana karakteristik penyakitnya. Berikut beberapa cara pengendalian Coryza yang disesuaikan dengan karakteristiknya.

Pencegahan dan Pengobatan Coryza
Setelah terinfeksi Coryza, Burung Puyuh biasanya akan menunjukkan gejala klinis dalam waktu 3-4 hari. Inilah yang disebut dengan masa inkubasi, yaitu tenggang waktu antara awal infeksi sampai munculnya gejala klinis pada Burung Puyuh. Informasi mengenai masa inkubasi ini penting untuk membantu kita dalam menentukan waktu Cleaning Program yang tepat, ada beberapa pilihan metode Cleaning Program yang bisa anda gunakan yaitu : Menggunakan Antibiotik Kimia atau Menggunakan Antibiotik Alternatif yaitu Bahan Herbal.
Cleaning Program adalah sebuah program pemberian Antibiotik sebagai langkah mencegah penyakit. Misalnya di suatu peternakan, Coryza sering menyerang di umur 35 hari. Kemudian berdasarkan masa inkubasi 3-4 hari ini, maka pemberian Antibiotik sebagai langkah Cleaning Program bisa dilakukan pada umur 32 hari.
Tingkat keparahan yang terjadi akibat serangan Coryza biasanya juga berfariatif antara Puyuh satu dengan Puyuh yang lain, dari mulai ringan, sedang, sampai berat (mata tertutup, muka bengkak, pilek berbau busuk, dan/atau ditambah perkejuan di mata). Kondisi ini perlu dipertimbangkan dalam aplikasi pemberian obat. Terlebih lagi angka kesakitan dari penyakit ini begitu tinggi. Menurut Setiawan (2013), dengan tingkat keparahan yang bervariasi, langkah seleksi, Isolasi, dan pengelompok-kan sangat diperlukan.

Pelaksanaan Cleaning Program
Burung Puyuh dengan tingkat keparahan berat/tinggi sebaiknya dipisahkan atau diletakkan di kandang terpisah. Hal ini untuk memudahkan dalam pengobatan. Saat kondisi parah (berat), biasanya nafsu makan dan minum Puyuh ini akan menurun drastis. Dengan kondisi ini, pemberian obat sangat direkomendasikan secara injeksi atau suntikan. Obat yang bisa dipilih adalah golongan 
Tetracycline
Aminoglikosida 
Medoxy-L
Gentamin
Kanamin,
Vet Strep. 
Sinus hidung merupakan lokasi yang hanya dilalui oleh sedikit pembuluh darah. Oleh karena itu, pengobatan Coryza yang parah dengan Antibiotik Injeksi dinilai cukup efektif karena obat akan lebih cepat terserap dan mencapai organ target. Sedangkan untuk kondisi ringan sampai sedang, pemberian obat melalui air minum 
Amoxitin
Doxytin
Neo Meditril
Masih dirasa efektif. Untuk membasmi bakteri Coryza yang mencemari air minum lakukan Desinfeksi Air menggunakan Desinsep (dosis 30 ml/1000 liter air) pada malam hari. Setelah itu endapkan terlebih dahulu selama 8 jam, baru kemudian air dapat digunakan untuk melarutkan obat/vitamin di siang harinya.
Berikan multivitamin untuk mengembalikan stamina, memperbaiki membran sinus hidung yang rusak, dan meningkatkan nafsu makan.
Khusus untuk ayam pedaging, jika Coryza menyerang saat ayam berumur > 25 hari dan harga di pasaran sedang bagus, maka disarankan agar ayam mulai dipanen.

Untuk Metode Alami 
Bahan Yang Dibutuhkan :
Daun sirih           2 ons
Daun Neemba.   2 ons
Sambiloto            2 ons
Kunyit                  2 ons
Temulawak         2 ons
Brotowali            2 ons
Bawang Putih.    2 siung
Air bersih            5 liter

Semua bahan herbal di cuci bersih, masukkan panci tambah air bersih 5 liter, masak hingga air mendidih selama 30 menit. Setelah dingin campur dengan air minum untuk Burung Puyuh pada pagi hari saja, untuk 1000 ekor. Satu resep herbal ini hanya untuk 3 kali perebusan, jika sudah 3 kali anda harus buat yang baru lagi, karena proses pengobatan ini dilakukan selama 1 minggu. Aplikasi herbal dapat di  sertai dengan Multivitamin/Antibiotik, tanpa mengurangi khasiat masing-masing. Yang terdapat pada masing masing bahan herbal di atas. Untuk dosis pencegahan penyakit Cleaning Program. Untuk Dosis pengobatan 
Pengobatan Coryza dengan bahan herbal di lakukan selama 7 hari full. Kepala bengkak kemerahan, sembuh dalam 5 hari dengan tingkat kematian 0 %. kombinasikan dengan obat kimia khusus untuk Coryza/anti bakteri spektrum luas.

Lakukan seleksi, isolasi dan pengelompok-an agar Coryza tidak selalu berulang
Karena Coryza ini seringkali kambuh dan terjadi berulang di satu Peternakan. Ketika sudah mencapai sinus hidung, bakteri A. paragallinarum biasanya akan tinggal dalam jangka waktu lama dan sulit untuk dihilangkan. Akhirnya Puyuh yang pernah terinfeksi pun akan berperan sebagai Carier (pembawa). Penyebabnya terkait sinus hidung yang relatif memiliki sedikit pembuluh darah. Jika teknik pengobatan Coryza kurang tepat, maka kadar obat yang mencapai lokasi ini menjadi berkurang dan kerja obat pun akan kurang optimal. Akhirnya, tidak semua bakteri A. paragallinarum bisa dibasmi. Bakteri Coryza yang tidak terbasmi secara tuntas, sewaktu-waktu akan kembali berkembang dan menimbulkan sakit pada Burung Puyuh Petelur yang kita budidayakan, terutama saat cuaca atau kondisi tubuh Burung Puyuh sedang tidak baik atau tidak sehat. Untuk menghindari serangan Coryza ini Memilih Indukan DOQ yang benar-benar Bersih dari infeksi bakteri atau virus apapun menjadi penentu untuk menghindari Coryza Infectious ini.
Eksudat yang keluar dari hidung Burung Puyuh adalah media penularan Coryza yang sangat efektif antar Burung Puyuh dan Jenis Unggas yang lain, terutama untuk kandang dengan tempat minum paralon. Seringkali ditemukan kasus Coryza ini menjadi berulang terus-menerus,
Saat pengobatan berakhir, Burung Puyuh memang kelihatan sembuh dan kembali Sehat. Namun 1 minggu pasca pengobatan kasusnya bisa muncul lagi. Fenomena ini sudah sering terjadi. Dan jika dianalisis lebih dalam, hal ini bisa disebabkan oleh adanya variasi tingkat keparahan namun tidak ada seleksi dan pemisahan sehingga timbul efek pengobatan yang tidak merata (ada Puyuh yang sudah sembuh, tapi ada juga Puyuh yang hanya “kelihatan” sembuh atau belum sembuh total). Saat kondisi Burung Puyuh tidak optimal, Puyuh yang “kelihatan” sembuh akan kambuh lagi. Di sinilah pentingnya dilakukan seleksi, isolasi dan pengelompokkan.
Buat Kandang khusus untuk menampung Burung Puyuh yang sudah selesai masa pengobatan dan lakukan seleksi. Jangan pernah mengembalikan Burung Puyuh ini ke kawanan yang tidak terini.
 
Korisa tidak hanya bisa dikendalikan dengan pencegahan dan pengobatan antibiotik, namun juga harus dikombinasikan dengan vaksinasi dan penerapan biosecurity

Infeksi Coryza yang terjadi di Peternakan kita memang bisa dikendalikan dengan pemberian Antibiotik saja atau di padukan dengan Bahan Herbal. Meski demikian, penanganan Coryza akan jauh lebih optimal dan bisa ditangani dengan tuntas jika disertai dengan Bio-Scurity yang Ketat. Agar serangan Coryza yang mucul di kemudian hari akan lebih mudah disembuhkan 
Jika di peternakan kita sangat rawan terjadi kasus serangan Coryza, maka vaksinasi dapat dilakukan 5-6 minggu setelah vaksinasi pertama.

Selain dengan pemberian Antibiotik dan Bahan Herbal atau vaksinasi (Semua tergantung pada keyakinan dan pilihan anda) jangan lupa untuk selalu menerapkan Bio-Scurity yang Ketat agar pengendalian Coryza bisa maksimal. Manajemen pemeliharaan yang kurang memperhatikan aspek sanitasi dan Bio-Scurity yang baik seperti populasi kandang yang terlalu padat, air minum tidak pernah bersihkan, sirkulasi udara kurang lancar, dan hal lain sebagainya bisa memicu Burung Puyuh stress dan akhirnya terjadi serangan Coryza yang disertai dengan Komorvit, sehingga mengakibatkan kematian yang tinggi,itu artinya adalah kerugian untuk perternak.

Semoga bermanfaat. Salam.
Ikuti Artikel selanjutnya Kritik dan Saran Kami sangat menghargai-Nya


Saung Ternak Mandiri
Hanif Miftahul Huda
DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
Kec. Dempet Kab Demak 59573

Untuk Pemesanan Probiotik
Kontak Kami


DEFINISI FERMENTASI DAN METODE FERMENTASI

DEFINISI DAN METODE FERMENTASI



Fermentasi adalah proses metabolisme yang menghasilkan perubahan kimia dalam substrat organik melalui aksi enzim 
Dalam biokimia , Fermetasi didefinisikan secara sempit sebagai ekstraksi energi dari karbohidrat tanpa adanya oksigen . Dalam konteks produksi makanan, dapat didefinisikan lebih luas merujuk pada setiap proses di mana aktivitas Mikroorganisme membawa perubahan yang diinginkan di inginkan untuk bahan makanan dan minuman. Ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang fermentasi dikenal sebagai zimologi .
Dalam Mikroorganisme, fermentasi adalah cara utama untuk memproduksi adenosin trifosfat (ATP) dengan degradasi nutrisi organik secara Anaerob. Manusia telah menggunakan proses fermentasi untuk menghasilkan bahan makanan dan minuman sejak zaman Neolitikum. Misalnya, fermentasi digunakan untuk pengawetan dalam proses yang menghasilkan asam laktat yang ditemukan dalam makanan asam seperti acar mentimun, kombucha, kimchi, dan yogurt, dll serta untuk menghasilkan minuman beralkohol seperti anggur dan bir.. Fermentasi juga terjadi dalam saluran pencernaan semua hewan, termasuk manusia.
Definisi Fermentasi
Di bawah ini adalah beberapa definisi fermentasi. Mulai dari informal, penggunaan umum hingga definisi yang lebih ilmiah.
Metode pengawetan untuk makanan melalui Mikroorganisme (penggunaan umum).
Setiap proses mikroba skala besar yang terjadi dengan atau tanpa udara (definisi umum digunakan dalam industri).
Segala proses yang menghasilkan minuman beralkohol atau produk susu yang bersifat asam (penggunaan umum).
Setiap proses Metabolisme pelepasan energi yang terjadi hanya di bawah kondisi Anaerob (agak ilmiah).
Setiap proses metabolisme yang melepaskan energi dari gula atau molekul organik lainnya, tidak memerlukan oksigen atau sistem transportasi elektron, dan menggunakan molekul organik sebagai akseptor elektron terakhir (paling ilmiah).
Peran biologis
Bersamaan dengan fotosintesis dan respirasi Aerobik, fermentasi adalah cara mengekstraksi energi dari molekul, tetapi itu adalah satu-satunya yang umum untuk semua bakteri dan eukariota. Oleh karena itu dianggap sebagai jalur metabolisme tertua, cocok untuk lingkungan yang belum memiliki oksigen. 
Mekanisme dasar untuk fermentasi tetap ada di semua sel Organisme yang lebih tinggi. Otot mamalia melakukan fermentasi selama periode latihan yang intens di mana pasokan oksigen menjadi terbatas, sehingga menghasilkan asam laktat. Dalam invertebrata , fermentasi juga menghasilkan suksinat dan alanin.
Bakteri Fermentasi memainkan peran penting dalam produksi metana di habitat mulai dari fesei ternak hingga digester limbah dan sedimen air tawar. Mereka menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, asam format dan asetat dan karboksilat dan kemudian konsorsium mikroba mengubah karbon dioksida dan asetat menjadi metana. Bakteri asetogenik mengoksidasi asam, agar memperoleh lebih banyak asetat dan hidrogen atau format. Akhirnya, methanogen ( mengubah asetat menjadi metana )
Fermentasi aerob
Fermentasi aerob atau glikolisis aerob adalah proses metabolisme di mana sel memetabolisme gula melalui fermentasi dengan adanya oksigen dan terjadi melalui represi metabolisme pernapasan normal. Ini disebut sebagai efek crabtree dalam ragi. dan merupakan bagian dari efek Warburg dalam sel tumor. Sementara fermentasi aerob tidak menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Dalam hasil tinggi, ini memungkinkan sel-sel berkembang biak untuk mengubah nutrisi seperti glukosa dan glutamin lebih efisien menjadi biomassa dengan menghindari oksidasi katabolik yang tidak perlu dari nutrisi tersebut menjadi karbon dioksida, melestarikan ikatan karbon-karbon dan mempromosikan anabolisme
Fermentasi Aerob Pada Ragi
Fermentasi aerobik berkembang secara mandiri setidaknya dalam tiga garis keturunan Ragi ( Saccharomyces, Dekkera, Schizosaccharomyces ). Hal ini juga telah diamati pada serbuk sari tanaman, Trypanosomatids, bermutasi E-colli, dan sel tumor. Ragi positif Crabtree akan bernafas saat tumbuh dengan konsentrasi glukosa yang sangat rendah atau ketika ditanam pada sebagian besar sumber karbohidrat lainnya. Efek Crabtree adalah sistem pengaturan di mana respirasi ditekan oleh fermentasi, kecuali dalam kondisi gula rendah. Saat Saccharomyces cerevisiae di tanam di bawah ambang batas gula dan mengalami metabolisme respirasi, jalur fermentasi masih sepenuhnya diekspresikan, sementara jalur respirasi hanya dinyatakan relatif terhadap ketersediaan gula. Ini kontras dengan efek pasteur, yang merupakan penghambatan fermentasi dengan adanya oksigen, dan diamati pada sebagian besar organisme.

Semoga Bermanfaat silahkan Ikuti dan tunggu Artikel selanjutnya

Saung Ternak Mandiri
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person

INFEKSIUS BRONKITIS

Infectious Bronkitis

Infeksi Coronavirus pada ayam, dengan banyak variasi antigenik. Kondisi tersebut memiliki morbiditas 10-100% dan mortalitas 0-1%. Infeksi terjadi melalui konjungtiva atau saluran pernapasan bagian atas. Akai menyebaran dengan cepat melalui kontak, fomites atau aerosol. Beberapa burung puyuh yang menjadi Carier hingga 49 hari setelah infeksi.
Virus ini cukup lama bisa bertahan di benda mati selama 4 minggu. Sirkulasi udara yang buruk dan kepadatan populasi yang tinggi merupakan faktor predisposisi.
Infectious Bronkitis adalah infeksi virus pada saluran pernafasan yang sangat cepat menular pada burung puyuh dan unggas lainnya, tidak hanya itu namun virus ini juga akan menginfeksi saluran urogenital dan gastrointestinal. Tanda-tanda klinis infeksi bronkitis (IB) secara spesifik spesifik tidak ada yang dapat kita lihat, oleh karena itu tes laboratorium diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Tanda-tanda klinis sangat tergantung pada tropisme (jaringan yang disukai untuk di infeksi) dari strain IB virus ini, tetapi biasanya termasuk batuk, bersin dan terengah-engah pada burung usia muda, kehilangan nafsu makan dan feses basah. Produksi menurun tajam dan pertumbuhan terhambat. Mortalitas pada burung puyuh muda bisa tinggi (hingga 30%), namun mortalitas rendah pada burung puyuh yang lebih tua (atau 6  bulan ke atas). Namun Demikian pada saat IB ini menginfeksi Burung Puyuh produksi telur menurun secara drastis, bahkan penurunan bisa mencapai 100%. Walaupun bisa di sembuhkan akan tetapi prosentase produksi akan sangat sulit untuk kembali seperti semula.
Beberapa jenis virus IB ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saluran reproduksi telur puyuh betina yang terinfeksi. Kerusakan yang ditimbulkannya bisa sangat parah sehingga membuat saluran reproduksi Burung Puyuh Betina tidak bisa bekerja. Meskipun saluran reproduksi tidak berfungsi, ovulasi masih terjadi, dan kuning telur menumpuk di perut Burung Puyuh. Seiring dengan waktu, saluran telur yang tidak berfungsi terisi dengan cairan bening, di samping karena akumulasi kuning telur, menyebabkan perut kembung dan memaksa burung untuk berdiri tegak (postur seperti penguin). Karena terus berlangsungnya ovulasi, lapisan-lapisan ini memiliki sisir merah terang dan pial. Pigmen kuning tidak menumpuk di paruh dan kaki seperti pada lapisan yang gagal berovulasi. Dengan demikian, hewan-hewan ini dikenal sebagai "lapisan palsu". 

Tanda-tanda klinis
Biasanya terdapat cairan yang keluar dari hidung. Setelah beberapa hari pasca infeksi, sebagian besar Populasi Burung Puyuh yang terinfeksi akan menunjukkan batuk dan gangguan pernapasan karena peningkatan lendir di Trakea. Jika infeksi terjadi pada tahap ringan, tanda-tanda klinis akan mereda setelah satu minggu. Namun, koinfeksi dengan bakteri oportunistik dapat mempersulit penyakit ini. Strain nefropatiogenik dapat menyebabkan kematian yang tinggi karena gagal ginjal. Penurunan produksi telur yang signifikan sering menjadi penanda untuk para Peternak menentukan serangan virus IB ini. 

Gambar 1.
Sekresi lendir yang melimpah 
di trakea Burung Puyuh dengan bronkitis infeksi.
Paruh telah dipotong untuk memeriksa tubuh turbin.
Kredit foto: AP Da Silva.

Gambar 2.
Ovarium nonfungsional, penuh cairan
bening, pada induk ayam dewasa.
Sumber foto: Dr. Lorenzoni.
Penularan
Virus IB ini ditransmisikan ke saluran pernapasan bagian atas baik melalui kontak langsung burung-ke-burung atau melalui paparan fomites. Setelah seekor burung puyuh atau hewan terinfeksi, replikasi virus terjadi di saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Setelah viremia awal virus mencapai organ lain (gonad, ginjal), di mana ia berkembang biak. Virus tidak menular melalui telur. Tanda-tanda klinis dapat diamati setelah periode inkubasi pendek (24 - 48 jam). Burung yang terinfeksi menumpahkan virus dalam cairan pernapasan dan kotorannya. Dalam kasus yang ringan, pemulihan akan dimulai setelah satu minggu terinfeksi, 

Pencegahan dan pengobatan bronkitis infeksi
Sifat yang sangat menular dari Virus ini umumnya mengakibatkan semua populasi burung puyuh dalam satu kandang menjadi rentan terinfeksi, terlepas dari langkah-langkah Bio-Scurity seperti tindakan pencegahan sanitasi atau karantina, yang harus kita lakukan. Tidak ada pengobatan secara spesifik untuk penyakit ini. Infeksi sekunder dengan penyakit bakteri menjadi resiko yang harus diwaspadai  maka dari itu pemberian Antibiotik dan multivitamin dapat mengurangi kerugian akibat infeksi ini. Virus ini mudah dihancurkan oleh panas dan disinfektan biasa. Pada Burung Puyuh usia 0 - 21 hari suhu panas dari Brooder dapat mengoptimalkan kondisi lingkungan sehingga penyebaran Virus IB ini dapat di minimalisir. Burung Puyuh yang baru naik Kandang produksi harus benar-benar diperhatikan imunitas-Nya Apakah Burung Puyuh Petelur harus divaksinasi tergantung pada keyakinan anda, Vaksin-vaksin ini mewakili jenis virus Infeksius Bronkitis yang telah dimodifikasi atau dipilih dan oleh karena itu vaksin yang digunakan harus mengandung virus  yang spesifik tersedia di daerah anda. Semua vaksin mengandung virus hidup tapi sayangnya virus yang memberikan perlindungan terbaik ini juga dapat menyebabkan tanda-tanda klinis penyakit infeksi virus itu sendiri, Virus vaksin akan menyebar ke unggas yang rentan lainnya. Vaksin biasanya ditambahkan ke air minum, tetapi dapat jatuh ke mata atau lubang hidung dll. Jika pemberian vaksinasi menjadi pilihan anda maka pertimbangkan secara matang baik buruknya.

Pengobatan
Sodium salicylate 1gm / liter (fase akut) jika ada indikasi penyakit komorbit Anda bisa menambahkan Antibiotik untuk mengendalikan Penyakit penyerta
Atau bisa juga dengan menggunakan metode gabungan dari ketiga bahan yaitu :
Sodium Salicylate + Antibiotik + Bahan Herbal

Bahan Herbal untuk Mencegah IB
Beberapa obat herbal yang diolah secara tradisional dapat mengatasi rasa tidak nyaman yang Anda alami akibat bronkitis. Bahkan, pengobatan tradisional mungkin juga bisa membantu mengurangi kemungkinan komplikasi akibat bronkitis. Berikut adalah beberapa herbal yang bisa membantu Anda:

BAHAN HERBAL :
Daun sirih          2 ons
Daun Neemba.  2 ons
Kunyit                 2 ons
Temulawak        2 ons
Brotowali            2 ons
Bawang Putih.   2 siung
Air bersih            5 liter

Semua bahan herbal di cuci bersih, masukkan panci tambah air bersih 5 liter, masak hingga air mendidih. Di butuhkan waktu sekitar 30 menit. Setelah dingin campur dengan jatah air minum ayam pada pagi hari saja, untuk ayam sejumlah 500 ekor. Satu resep herbal ini bisa di pakai sebanyak 3 kali pemasakan herbal/ tiga hari masa pakai pada pagi hari saja. Setelah 3 hari pakai, herbal di buang diganti yang baru. Artinya dalam satu minggu Cuma pakai campuran herbal 3 kali atau 3 hari saja. Aplikasi herbal dapat di barengkan dengan Egg Stimulant/ Strong Egg, tanpa mengurangi khasiat masing-masing. Yang saya terangkan di atas untuk dosis pencegahan penyakit. Untuk dosis pengobatan penyakit akan saya uraikan di bawah ini.
IB Infeksius Bronkitis
Infectious Bronkitis insyaallah Dapat di atasi dengan ramuan herbal di atas, memang memerlukan waktu agak lama 15 hari tapi Burung Puyuh akan sembuh. Selama 15 hari nonstop air minum herbal 100%, kombinasi Antibiotik/Yang terpenting di sini, jangan mengobati, usahakan tindakan pencegahan saja.

Pencegahan Penyakit IB
Vaksinasi dapat mencegah kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit ini. Program vaksinasi untuk mencegah penyakit IB adalah kombinasi vaksin IB klasik dan IB varian. Hal ini karena kasus IB di lapangan disebabkan oleh strain klasik dan strain varian. Telah kita ketahui bersama bahwa tingkat proteksi silang antar virus IB tergolong rendah.
Vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk melindungi ayam dari serangan virus IB, upaya terbaik yang penting dilakukan untuk mendukung keberhasilan vaksinasi, diantaranya
Pemberian Antibiotik Alami atau bahan herbal
Pemberian Probiotik secara rutin
Melaksanakan manajemen pemeliharaan dengan benar dan tepat. Terutama pada kelancaran ventilasi dan pengaturan kepadatan kandang.
Menghindarkan ayam dari kondisi imunosupresan (infeksius dan non infeksius) dan stres sebagai langkah pencegahan masuknya virus dengan mudah.
Memberikan nutrisi lengkap dan multivitamin sebagai suplemen dalam menjaga daya tahan tubuh.
Desinfeksi dan biosecurity dilakukan dengan tepat dan ketat mengingat virus IB mudah mati oleh berbagai jenis desinfektan.

Semoga bermanfaat. Salam.
Ikuti Artikel selanjutnya Kritik dan Saran Kami sangat menghargai-Nya


Saung Ternak Mandiri
Hanif Miftahul Huda
DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
Kec. Dempet Kab Demak 59573

Untuk Pemesanan Probiotik
Kontak Kami



Referensi : Bumi Ternak Klaten

Infeksi Penyakit Coccidiosis : Penyakit Mematikan pada Burung Puyuh

Penyakit Coccidiosis adalah salah satu penyakit infeksi yang sangat berbahaya bagi peternak burung puyuh. Penyakit ini mematikan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dalam industri peternakan burung puyuh petelur.

Coccidiosis merupakan penyakit usus yang disebabkan oleh invasi organisme parasit pada lapisan usus burung puyuh. Parasit tersebut merusak saluran usus dan mencegah burung puyuh menyerap nutrisi yang penting bagi kelangsungan hidupnya.

Penyakit Coccidiosis ini dimulai dengan oocysta, yaitu telur mikroskopis yang terdapat pada kotoran ayam. Oocysta ini dapat tidur di tanah selama satu tahun dan tidak menjadi infektif sampai kondisi sekitarnya mendukung kelangsungan hidupnya.

Setelah itu, parasit ini akan berkembang biak dan merusak sel-sel usus burung puyuh.

Penyakit coccidiosis dapat menyebar dengan mudah melalui telur parasit yang menempel pada pakaian, peralatan, dan kandang.

Burung Puyuh yang masih muda lebih rentan terhadap penyakit ini karena mereka belum memiliki kekebalan alami. Namun, ayam dewasa juga dapat terinfeksi dan menularkan penyakit ini pada ayam lain melalui kotorannya.

Gejala klinis dari Coccidiosis muncul dengan cepat, dan antara 4-8 hari masa inkubasi. Gejala dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba. Beberapa gejala yang umum adalah darah atau lendir pada kotoran burung puyuh, diare, kelemahan, kulit kusam, dan konsumsi makanan atau air yang berkurang.

Namun, tidak semua burung puyuh menunjukkan gejala yang sama dan beberapa burung puyuh mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Untuk mengobati penyakit coccidiosis, pengobatan yang paling umum dilakukan adalah dengan menggunakan Amprolium.

Namun, penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan Burung Puyuh. Peternak juga harus memeriksa kesehatan Burung Puyuh secara teratur untuk mendeteksi penyakit secara dini dan mencegah penyebaran penyakit pada ayam lainnya.

Pencegahan Infeksi Coccidiois

Untuk mencegah penyakit coccidiosis pada Burung Puyuh, ada beberapa langkah yang bisa diambil.
  • Pertama, menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang. Kandang harus dibersihkan secara rutin dan disterilkan menggunakan disinfektan yang tepat. Area di sekitar feeder dan waterer juga harus selalu bersih.
  • Kedua, menjaga kesehatan Burung Puyuh dengan memberikan pakan yang sehat dan bergizi serta memastikan mereka memiliki akses yang cukup terhadap air bersih dan segar. Hindari memberikan pakan yang sudah kadaluarsa atau terkontaminasi oleh kotoran atau urine burung.
  • Ketiga, melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan vaksinasi pada Puyuh. Vaksinasi Coccidiosis dapat membantu melindungi puyuh dari penyakit ini dan mengurangi risiko penyebarannya ke anggota kawanan lainnya.
  • Keempat, melakukan pengobatan segera jika terdapat tanda-tanda infeksi Coccidiosis pada Burung Puyuh. Pengobatan yang cepat dan tepat dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini ke burung lainnya dan mengurangi kerugian pada peternak.

Antibiotik Untuk Mengobati Coccidiosis

Coccidiosis pada hewan dapat diobati dengan berbagai macam obat, tergantung pada jenis hewan yang terinfeksi dan tingkat keparahan infeksinya. Beberapa obat yang umum digunakan untuk mengobati coccidiosis pada hewan antara lain:
  1. Amprolium : Obat ini sering digunakan untuk mengobati penyakit coccidiosis pada unggas dan ruminansia. Cara kerjanya adalah dengan menghambat perkembangan parasit coccidia di dalam tubuh hewan.
  2. Sulfonamides: Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati penyakit coccidiosis pada unggas, kucing, dan anjing. Sulfonamides bekerja dengan menghambat pertumbuhan parasit coccidia di dalam tubuh hewan.
  3. Toltrazuril : Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit coccidiosis pada kuda, babi, dan anjing. Toltrazuril bekerja dengan menghambat proses reproduksi parasit coccidia di dalam tubuh hewan.
Namun, sebelum memberikan obat kepada hewan yang terinfeksi penyakit coccidiosis, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter hewan untuk menentukan dosis dan jenis obat yang tepat. Selain itu, juga perlu dilakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan hewan agar tidak terkontaminasi oleh parasit coccidia.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, pencegahan adalah langkah penting yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau penyakit di masa depan. Dalam melakukan pencegahan, penting untuk memperhatikan gaya hidup sehat, menjaga kebersihan, dan menghindari faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Selain itu, penting juga untuk mengikuti imunisasi dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala guna mendeteksi dini adanya penyakit. Dengan melakukan pencegahan, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang sehat dan produktif serta terhindar dari risiko penyakit dan masalah kesehatan yang dapat mengganggu kualitas hidup.

Meskipun tidak ada keraguan bahwa wabah Coccidiosis dapat mematikan bagi kawanan Burung Puyuh yang kita budidayakan.  Menyediakan kondisi terbaik untuk Burung Puyuh dan mengambil tindakan pencegahan dapat sangat membantu menjaga populasi burung puyuh agar lebih sehat dan produktif untuk tahun-tahun mendatang.


Saung Gemak

Hanif Miftahul Huda
DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
Kec. Dempet Kab Demak 59573

Untuk Pemesanan Probiotik
Kontak Kami

FAQ - Frequently Asked Questions

Apa itu penyakit coccidiosis?

Penyakit coccidiosis adalah infeksi usus yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Eimeria..

Apa gejala umum dari coccidiosis?

Gejala umum coccidiosis pada ayam termasuk diare, hilangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan.

Bagaimana cara mencegah coccidiosis pada Burung Puyuh ?

Beberapa cara untuk mencegah coccidiosis pada Burung Puyuh antara lain dengan memelihara kebersihan kandang, memberikan pakan yang sehat dan berkualitas, serta memberikan obat-obatan pencegahan yang sesuai.

Apakah coccidiosis dapat menular ke manusia?

Coccidiosis tidak umum terjadi pada manusia, namun bisa terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Apakah coccidiosis dapat menyebar melalui telur Burung Puyuh ?

Tidak, coccidiosis tidak dapat menyebar melalui telur Burung Puyuh Burung Puyuh yang terinfeksi. Namun, telur yang dihasilkan oleh ayam yang sakit harus dibuang karena dapat membawa bakteri lain yang berbahaya bagi manusia.

Bagaimana cara mengobati ayam yang terkena coccidiosis?

Ada beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati coccidiosis pada Burung Puyuh , namun sebaiknya berkonsultasi dengan dokter hewan untuk menentukan pengobatan yang tepat.


CARA BERTERNAK BURUNG PUYUH PETELUR UNTUK PEMULA

CARA BERTERNAK 
BURUNG PUYUH PETELUR UNTUK PEMULA

Puyuh ini di golongkan sebagai unggas walaupun disebut Burung. Namun, Di Indonesia, burung puyuh sangat digemari baik itu daging maupun telurnya.
Tetapi, burung ini termasuk memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dan memiliki kaki pendek. Keuntungan yang bisa kamu hasilkan dari ternak puyuh petelur rumah adalah daging dan telurnya. Dari kedua bagian tersebut kamu bisa mengkonsumsi selaligus menjualnya. Tak hanya itu, burung puyuh yang telah afkir bisa kamu jual ke peternak burung puyuh pedaging agar kotorannya bisa dijadikan pupuk atau makanan ikan.
Berikut ini cara ternak puyuh sukses untuk para pemula.
Yang Harus Diperhatikan bagi pemula saat akan memulai Ternak Puyuh Petelur Sekala Rumahan adalah sebagai berikut.

Lokasi Rumah Kandang
Penentuan lokasi ini dapat mempengaruhi sukses atau tidaknya usaha ternak puyuh.
Mulailah membuat Desain Rumah Kandang yang sesuai dengan kebutuhan Burung Puyuh, minimal mendekati.
Lokasi harus ada sumber air bersih yang bebas Clorin Bebas bakteri Salmonella dan E-colli.
Usahakan jauh dari keramaian seperti, pasar, pabrik, jalan raya. Kalau tidak bisapun masih bisa diatasi. 
Lokasi ada Akses Jalan yang bisa dilalui transportasi
Lokasi yang dipilih harus bersih tidak banjir
Memiliki sirkulasi udara yang baik.
 
Selain lokasi, yang harus diperhatikan adalah suhu dan kelembapan kandang
Temperatur yang cukup memadai untuk ternak puyuh petelur idealnya berkisar 20-25 derajat celcius.  Kelembapanu pun harus berkisar 30 - 80% sedangkan penerangan untuk Rumah Kandang dengan ukuran Panjang 9 x 6 meter persegi mampu menampung kurang lebih 4-5rb ekor Burung Puyuh. Membutuhkan pencahayaan yang cukup untuk menstimulasi organ reproduksi Burung Puyuh.
Burung puyuh membutuhkan minimal 16 jam pencahayaan, kalau 1 hari adalah 12jam maka kita sebagai pemilik Harus mencukupi-Nya.

Memilih Model Kandang dan Perlengkapan-nya. Ada beberapa jenis dan model untuk Kandang Puyuh Petelur ini.
Pertama adalah Kandang Brodeeng (Kandang Pembesaran) untuk anakan burung puyuh.
Kandang Brodeeng ukuran 100 x 60 x 25 cm mampu menampung 100 Ekor anakan selama 1minggu.
Untuk Kandang Petelur dengan ukuran 120 x 50 x 22 cm mampu menampung 35 - 40 Ekor, ukuran di atas saya asumsikan tempat minum memakai Nipple Drinker.
Nipple Drinker
Tempat pakan puyuh dapat ditempel di dinding luar dan dibuat memanjang sesuai ukuran kandang.

Ukuran Kandang
Untuk kandang puyuh petelur memiliki ukuran :
Panjang 120 cm
lebar 50 cm
tinggi 22 cm
Kandang degnan ukuran tersebut akan dapat menampung burung siap produksi hingga 35-40 ekor.
Ukuran kandang ternak puyuh petelur yang terlalu besar akan membuat burung semakin banyak bergerak.
Sehingga energi yang dihasilkan dari pakan akan lebih banyak terbuang percuma. Untuk memaksimalkan kapasitas ruangan dalam kandang, biasanya Kandang di desain bertumpuk ke atas.
Pada umumnya jumlah tingkat yang ideal adalah sebanyak 5 tingkat. Sehingga walaupun kita Berternak di lahan yang sempit dengan diameter 9 x 2meter kita sudah bisa Berternak Burung Puyuh Kapasitas 1000 ekor.
 Ukuran kandang yang digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan diternakkan.

Kandang untuk Induk Puyuh
Kandang ini digunakan sebagai kandang untuk induk burung puyuh pembibit. Kandang ini mempunyai ukuran dan bentuk yang sama seperti kandang induk puyuh petelur.
Namun kapasitas di kurangi karena Puyuh Jantan aka kita masukkan dengan perbandingan 1 Puyuh Jantan 4 - 5 Puyuh Betina. (Baca juga : Pemuliaan Ternak )

Setelah persiapan kandang selesai sekarang lakukanlah pembelian bibit.
Biasanya para penetas Menyediakan Berbagai Pilihan Umur :
DOQ ( Nol Hari) dan 1 Minggu
Umur 3 Minggu dan 4 Minggu kita tinggal milih sesuai kemampuan Permodalan kita.
Kalau kita ingin yang nol hari sampai 1 Minggu kita harus merogoh Kocek lagi untuk membuat Brodeeng Box ( Kandang Pembesaran ).
Mengidentifikasi Bibit puyuh yang bagus :
Lincah dan aktif bergerak, jika bibit yang akan kita beli diam saja, kemungkinan sedang terserang penyakit.
Bentuk tubuh si burung sempurna, simetris dan anggota tubuhnya lengkap.
Warna bulunya cerah dan tidak kusam.
Cara Merawat Burung Puyuh Saat Proses Ternak :
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya burung puyuh petelur :
Sanitas dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga puyuh dari serangan penyakit maka kebersihan kandang burung puyuh harus diperhatikan, ini kita lakukan semata-mata sebagai tindakan antisipasi terhadap serangan bakteri dan virus.
Bersih Peralatan Kandang 1 Minggu sekali. Jangan lupa kotoran Puyuh 1 Minggu 2 kali.
Vaksinasi :
Pemberian Vaksin ini terjadi Pro dan Kontra. Saya Pribadi tidak mau berdebat soal Vaksinasi pada Burung Puyuh. Namun selama ini saya tidak pernah melakukan vaksinasi. Saya lebih suka memakai AGP Alternatif lebih murah bisa buat sendiri.

Pemberian Pakan Puyuh Petelur
Pemberian pakan puyuh petelur terdiri dari beberapa jenis, yaitu : bentuk pelet, remah-remah, dan tepung.
Waktu  Pemberian pakan ini dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore 
Membuat pakan puyuh sendiri ternyata jauh lebih efektif dan efisien dalam mengurangi biaya produksi.

Perbandingan untuk  Membuat feed self mixed
Bisa anda pelajari di Sini : (Formulasi Pakan Puyuh Petelur)

Demikian panduan dan penjelasan tentang Budidaya Burung Puyuh Petelur. 
Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda yang benar benar ingin memulai usaha Budidaya Burung Puyuh ini.
Wassalamu'alaikum Wr. WB.


Saung Gemak
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person

CARA MUDAH MERAWAT DOQ UNTUK PEMULA

Cara Pembesaran Bibit Puyuh
Sejak Umur 0 hari
DOQ Puyuh
Postingan kali ni merupakan lanjutan dari “Panduan Beternak Puyuh Petelur" yang Pada bahasan kali ini saya akan memfokuskan pada cara pembesaran DOQ bibit puyuh petelur.
Hal mengenai pembesaran DOQ burung puyuh petelur ini sangatlah penting untuk dibahas. Karena dari sinilah yang menentukan baik dan tidak-Nya Kualitas Puyuh Petelur yang kita termakan. Proses pembesaran ini juga yang menentukan tinggi rendahnya Produktivitas telur.

Sebagai Pemahaman.
Dalam merawat Burung Puyuh ini di bagi menjadi tiga fase yaitu :
Fase Starter : 
Saat DOQ umur 0 - 25 hari. Dua Minggu pertama DOQ membutuhkan penerangan sebagai sumber penghangat 24 jam Full, karena jika kurang hangat anak Puyuh ini akan menggerombol dan saling tindih, jika itu terjadi akibat-Nya anak Puyuh ini banyak yang akan mati.
Fase Growing : 
Pada tahap kedua ini umur Puyuh 25 30 hari  yang harus diperhatikan adalah kepadatan-nya dan suplay makanan dan minuman-Nya, selama makan dan minum tercukupi kita bisa sedikit bersantai. Penerangan di berikan hanya saat malam hari saja, atau saat suhu udara dingin.
Hingga nanti terbentuk puyuh yang siap telur, baik matang tubuh maupun matang kelamin. Sehingga pembentukan ovary atau ovarium terdapat follikel tempat pembentukan kuning telur. sedang oviduct tempat perjalanan pembentukan sebutir telur tumbuh secara lengkap. Perawatan yang kurang baik pada tahapan ini mengakibatkan kurang sempurnanya juga pada masa dewasa, dimana dalam memproduksi telur juga menjadi tidak optimal.
Fase Layeng :  
Adalah masa produksi pada saat ini Puyuh sudah berumur 30 - Afkir 

Untuk Metode Perawatan DOQ ini ada dua Cara yaitu :
Metode Kandang Kabinet
Kandang DOQ Kabinet Syntem
Pembesaran model Kandang sistem kabinet ini keunggulannya adalah perawatan relatif lebih mudah, Suhu akan terkontrol dengan baik dan yang paling penting biaya relatif lebih murah. Karena bisa untuk beberapa kali proses pembesaran. 
Untuk cara merawat tak jauh berbeda intinya sebelum DOQ Puyuh masuk seterilkan terlebih dahulu dengan Disinfektan/Dekomposter juga bagus. Cek semua lampu apakah ada yang mati. Langkah terakhir cek Suhu dan kelembapan udara, jika kelembapan tinggi perbaiki dengan menambahkan penyuplai udara. Untuk proses pemberian makan dan minum tidak jauh berbeda dengan Postal Litter.
Selanjutnya Cek In DOQ Puyuh bisa kita lakukan.
Metode Kandang
Postal Litter ( Umbaran )
Kandang Postal Litter
Sistem litter atau umbaran di lantai dengan alas sekam. Keuntungan menggunakan Kandang seperti ini adalah sirkulasi udara bisa terkontrol dengan baik, begitu juga Suhu akan sangat mudah di kontrol syarat utama untuk Kandang Litter ada adalah pemanas sebisa mungkin menggunakan Gasolek, apalagi jika pembesaran yang kita lakukan pada saat musim hujan, kalau menggunakan lampu Suhu tidak akan mencukupi. Kelebihan lainnya adalah Kapasitas atau Populasi DOQ. Namun ada juga kekurangannya, Kandang model Litter ini Rentan terhadap serangan Patogen atau bakteri jahat yang di timbulkan dari feses dan tinggi nya Amoniak. Namun Jangan kuatir Penulis punya solusinya dan sudah penulis coba beberapa kali dan sukses. 
Saya sudah 4 kali menggunakan cara ini untuk pembesaran DOQ Puyuh. Pertama tergolong gagal, karena kematian yang tinggi dari 1000 DOQ yang bertahan hidup sampai besar hanya 80% saja. Setelah saya amati alas Liter dari sekam menimbulkan Suhu panas yang cukup tinggi dan di tambah Amoniak dari feses DOQ lengkap sudah ketidak nyamanan lingkungan hidup DOQ. Saya tidak bosan mencoba lagi untuk yang kedua kalinya. Untuk kali ini ada beberapa proses penyiapan alas yaitu sekam padi, 3 hari sebelum Sekam di ratakan terlebih dahulu saya fermentasi Aerob menggunakan Dekomposter Extra 88 + Molase setelah 3 masa Fermetasi baru saya ratakan, dengan ketebalan 8 - 10 cm Sebelum menebar DOQ puyuh, Kembali saya Dekomposter setelah penyemprotan selesai hidupkan pemanasnya dan cek suhu serta kelembapannya. 
Hati-hati jika DOQ bergerombol di sudut atau pinggiran. Kalau sudah numpuk hampir dipastikan ada yang cacat ataupun mati. Maka fase sepekan pertama menjadi sangat kritis. Kita harus stand by terus. Kalau numpuk segera ambil dan kumpulkan ketengah. Ke bawah gasolek biar hangat. Cek kakinya apakah dingin. jika dingin maka ia kedinginan dan butuh kehangatan lebih
Pemberian Pakat :
Mengacu pada pengalaman saya sendiri dan dari Peternak Binaan Kami, untuk pakan puyuh pada masa stater ini menggunakan pakan Per Starter ayam Pedaging merk bisa apa saja. Sejak dari umur 0 hari sampai sekitar umur 30 hari. Biasanya dari 6 sak pakan stater untuk 1000 ekor DOQ, pada saat naik kandang (seringnya kalau yang saya alami, naik kandang pada umur 25 hari), pakan masih sisa hampir setengah sak (25 kg). 
Yang perlu diperhatikan pada masa pembesaran DOQ puyuh petelur.
Dari selama ini membesarkan DOQ puyuh petelur. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan pemeliharaan masa pembesaran ini :
Terkait dengan pemanas. Apabila DOQ puyuh petelur ini mengumpul berdesak-desakan, atau bahkan saling menumpuk di pusat pemanas (terutama yang memakai lampu bohlam), berarti suhu ruangan dalam kandang pembesaran kurang panas. Solusinya, tambahkan lagi pemanas. Berlaku untuk kedua metode sistem kabinet atau Postal Litter 
Beda lagi apabila DOQ puyuh petelur ini hampir semua atau banyak yang merapat di dinding. Berarti terlalu panas. Solusinya, kurangi suhu pemanas.
Ciri yang suhunya disenangi atau cukup pas alias normal ialah ketika DOQ puyuh petelur cenderung menyebar. Pada kondisi ini lebih banyak aktivitas makan, minum, dan tidur.
Masa yang rawan pada tahap pembesaran ini sekitar 3 hari. Setelah itu lebih rileks dalam perawatan. Terutama yang berkaitan dengan pemanasan.
Untuk galon kecil tempat minum sebaiknya diberi batu-batu kerikil di wadah minumnya. Agar si puyuh kecil tidak basah kuyup.
Dalam masa rawan 3 hari, ketika meletakkan galon kecil tempat minum usahakan rata. Terpaksanya agak miring, lubang keluarnya yang lebih rendah. Tujuannya agar air tidak membasahi lantai yang bisa mengakibatkan banyak DOQ  puyuh petelur ini basah kuyup. Risiko kebanjiran ini bisa mengakibatkan kematian dalam jumlah besar.
Jika galon digantung, pada masa 1 atau 2 hari kadang beresiko DOQ bibit puyuh petelur ini suka nyungsep di bawah galon. Ada sela sedikit, suka dipakai sembunyi. Akibatnya ya basah kuyup, kalau tidak tertolong, ya kematian juga. Kan sayang ya.
Jika pakan stater untuk pertama pemberian digiling, usahakan tidak terlalu lembut menepung. Bisa-bisa kita sibuk mengelupas pakan yang menempel di mata DOQ puyuh petelur. Perlu diperhatikan bahwa pada masa ini, mereka tidurnya sembarangan dengan mata menempel di pakan yang ditebar.
Untuk kandang pembesaran yang memakai lapisan kertas, teliti jangan ada lubang untuk sembunyi. Sering DOQ bibit puyuh petelur bisa masuk, tapi tidak bisa keluar.
Untuk yang memakai pemanas dengan lampu listrik, apabila terjadi pemadaman, asal sebelumnya panasnya mencukupi, langsung kandang pembesaran ditutup rapat. Apalagi jika kandang pembesaran di ruangan tertutup. Lebih dari 4 jam pun dari yang pernah saya alami, masih aman. Ini untuk umur kurang dari 2 hari. 

Demikian penjelasan tentang Pembesaran DOQ Puyuh mulai 0 hari, semoga menjadi referensi untuk pembaca yang baru akan memulai bisnis usaha di bidang Peternakan Burung Puyuh ini
Jika Ada yang mau di tanyakan silahkan tinggalkan komentar.
Share dan komentar anda membantu saya sebagai penulis.
Akhir kata wassalamu'alaikum Wr. WB

Saung Gemak
Hanief Miftahul Huda
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person