INFECTIOUS CORYZA
Pada Burung Puyuh Petelur
Infectious Coryza, yang biasa disebut korisa atau snot, sudah sangat familiar di kalangan Peternak Burung Puyuh. Penyakit pernapasan ini rutin menyerang Burung Puyuh petelur, dan unggas lain, baik pada Peternakan Burung Puyuh. Meski tidak selalu menimbulkan kematian yang tinggi, serangan Coryza tetap saja banyak menimbulkan kerugian. Serangannya pada masa starter dan grower menyebabkan pertumbuhan bobot badan pullet terhambat, sedangkan pada masa Produksi (bertelur) menyebabkan Produksi telur turun 10-40%. Belum lagi kerugian berupa tingginya angka afkir jika korisa yang menyerang sudah sangat parah dan sulit disembuhkan.
Pengendalian Coryza harus Sesuai dengan Karakteristiknya. Penyebab Coryza adalah bakteri Avibacterium paragallinarum, yang termasuk dalam bakteri Gram (-) dan bersifat fakultatif anaerob (mampu hidup pada media yang ada maupun tidak ada oksigennya). saat ini ada 3 serotipe bakteri A. paragallinarum yang bersirkulasi di Indonesia, yaitu serotipe A (W), B (Spross) dan C (Modesto).
Bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan pihak Medion yang bekerja sama dengan Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Mahardika dari Fakultas Kedokteran Hewan Udayana sejak 2009 hingga 2012, telah ditemukan A. Paragallinarum baru yang berbeda dari serotipe yang umum beredar, dan digolongkan ke dalam serotipe M. Medion juga berhasil mengisolasi serotipe A dari Kandang yang bersirkulasi di beberapa wilayah di Indonesia. Dari total penemuan Medion dilaporkan serotipe M lebih banyak ditemukan dibanding serotipe A.
Dalam meluncurkan serangannya, bakteri A. paragallinarum ini sangat menyukai lokasi sinus hidung (infraorbitalis). Jika dilakukan bedah ayam, maka akan ditemukan sinus hidung, laryng dan trakea yang mengalami peradangan serta berlendir. Oleh karena itu, gejala klinis penyakit ini mudah dikenali dengan adanya leleran kuning kental dari lubang hidung (pilek) yang berbau khas (bau busuk,red) dan muka terlihat bengkak (mata membengkak dan menutup). Terkadang pada bagian sinus hidung juga ditemukan perkejuan.
Saat menyerang Burung Puyuh, Penyakit Coryza Dikategorikan akut atau kronis. Angka kematian yang rendah serta angka yang tertular tinggi hanya akan terjadi apabila Coryza murni yang menyerang tanpa adanya Komorvit. Namun yang cukup banyak terjadi di lapangan ialah bahwa kasus Coryza, terutama pada Burung Puyuh Petelur, seringkali di ikuti dengan adanya Komorvit seperti CRD dan colibacillosis. Contohnya, saat Coryza dengan Komorvit Colibacillosis, maka akan ditemukan gejala klinis pada Burung Puyuh di mana matanya membengkak berisi perkejuan padat berwarna kekuningan. Dan jika hal ini sudah terjadi, maka angka kematian pun akan ikut meningkat.
Mengetahui hal ini terutama kasus Penyakit Coryza dengan Komorvit ini harus sebisa mungkin dihindari, atau meskipun sudah terlanjur menyerang setidaknya kita bisa mengendalikannya dengan maksimal. Untuk mengendalikan Coryza ini, yang perlu kita ketahui sebelumnya ialah bagaimana karakteristik penyakitnya. Berikut beberapa cara pengendalian Coryza yang disesuaikan dengan karakteristiknya.
Pencegahan dan Pengobatan Coryza
Setelah terinfeksi Coryza, Burung Puyuh biasanya akan menunjukkan gejala klinis dalam waktu 3-4 hari. Inilah yang disebut dengan masa inkubasi, yaitu tenggang waktu antara awal infeksi sampai munculnya gejala klinis pada Burung Puyuh. Informasi mengenai masa inkubasi ini penting untuk membantu kita dalam menentukan waktu Cleaning Program yang tepat, ada beberapa pilihan metode Cleaning Program yang bisa anda gunakan yaitu : Menggunakan Antibiotik Kimia atau Menggunakan Antibiotik Alternatif yaitu Bahan Herbal.
Cleaning Program adalah sebuah program pemberian Antibiotik sebagai langkah mencegah penyakit. Misalnya di suatu peternakan, Coryza sering menyerang di umur 35 hari. Kemudian berdasarkan masa inkubasi 3-4 hari ini, maka pemberian Antibiotik sebagai langkah Cleaning Program bisa dilakukan pada umur 32 hari.
Tingkat keparahan yang terjadi akibat serangan Coryza biasanya juga berfariatif antara Puyuh satu dengan Puyuh yang lain, dari mulai ringan, sedang, sampai berat (mata tertutup, muka bengkak, pilek berbau busuk, dan/atau ditambah perkejuan di mata). Kondisi ini perlu dipertimbangkan dalam aplikasi pemberian obat. Terlebih lagi angka kesakitan dari penyakit ini begitu tinggi. Menurut Setiawan (2013), dengan tingkat keparahan yang bervariasi, langkah seleksi, Isolasi, dan pengelompok-kan sangat diperlukan.
Pelaksanaan Cleaning Program
Burung Puyuh dengan tingkat keparahan berat/tinggi sebaiknya dipisahkan atau diletakkan di kandang terpisah. Hal ini untuk memudahkan dalam pengobatan. Saat kondisi parah (berat), biasanya nafsu makan dan minum Puyuh ini akan menurun drastis. Dengan kondisi ini, pemberian obat sangat direkomendasikan secara injeksi atau suntikan. Obat yang bisa dipilih adalah golongan
Tetracycline
Aminoglikosida
Medoxy-L
Gentamin
Kanamin,
Vet Strep.
Sinus hidung merupakan lokasi yang hanya dilalui oleh sedikit pembuluh darah. Oleh karena itu, pengobatan Coryza yang parah dengan Antibiotik Injeksi dinilai cukup efektif karena obat akan lebih cepat terserap dan mencapai organ target. Sedangkan untuk kondisi ringan sampai sedang, pemberian obat melalui air minum
Amoxitin
Doxytin
Neo Meditril
Masih dirasa efektif. Untuk membasmi bakteri Coryza yang mencemari air minum lakukan Desinfeksi Air menggunakan Desinsep (dosis 30 ml/1000 liter air) pada malam hari. Setelah itu endapkan terlebih dahulu selama 8 jam, baru kemudian air dapat digunakan untuk melarutkan obat/vitamin di siang harinya.
Berikan multivitamin untuk mengembalikan stamina, memperbaiki membran sinus hidung yang rusak, dan meningkatkan nafsu makan.
Khusus untuk ayam pedaging, jika Coryza menyerang saat ayam berumur > 25 hari dan harga di pasaran sedang bagus, maka disarankan agar ayam mulai dipanen.
Untuk Metode Alami
Bahan Yang Dibutuhkan :
Daun sirih 2 ons
Daun Neemba. 2 ons
Sambiloto 2 ons
Kunyit 2 ons
Temulawak 2 ons
Brotowali 2 ons
Bawang Putih. 2 siung
Air bersih 5 liter
Semua bahan herbal di cuci bersih, masukkan panci tambah air bersih 5 liter, masak hingga air mendidih selama 30 menit. Setelah dingin campur dengan air minum untuk Burung Puyuh pada pagi hari saja, untuk 1000 ekor. Satu resep herbal ini hanya untuk 3 kali perebusan, jika sudah 3 kali anda harus buat yang baru lagi, karena proses pengobatan ini dilakukan selama 1 minggu. Aplikasi herbal dapat di sertai dengan Multivitamin/Antibiotik, tanpa mengurangi khasiat masing-masing. Yang terdapat pada masing masing bahan herbal di atas. Untuk dosis pencegahan penyakit Cleaning Program. Untuk Dosis pengobatan
Pengobatan Coryza dengan bahan herbal di lakukan selama 7 hari full. Kepala bengkak kemerahan, sembuh dalam 5 hari dengan tingkat kematian 0 %. kombinasikan dengan obat kimia khusus untuk Coryza/anti bakteri spektrum luas.
Lakukan seleksi, isolasi dan pengelompok-an agar Coryza tidak selalu berulang
Karena Coryza ini seringkali kambuh dan terjadi berulang di satu Peternakan. Ketika sudah mencapai sinus hidung, bakteri A. paragallinarum biasanya akan tinggal dalam jangka waktu lama dan sulit untuk dihilangkan. Akhirnya Puyuh yang pernah terinfeksi pun akan berperan sebagai Carier (pembawa). Penyebabnya terkait sinus hidung yang relatif memiliki sedikit pembuluh darah. Jika teknik pengobatan Coryza kurang tepat, maka kadar obat yang mencapai lokasi ini menjadi berkurang dan kerja obat pun akan kurang optimal. Akhirnya, tidak semua bakteri A. paragallinarum bisa dibasmi. Bakteri Coryza yang tidak terbasmi secara tuntas, sewaktu-waktu akan kembali berkembang dan menimbulkan sakit pada Burung Puyuh Petelur yang kita budidayakan, terutama saat cuaca atau kondisi tubuh Burung Puyuh sedang tidak baik atau tidak sehat. Untuk menghindari serangan Coryza ini Memilih Indukan DOQ yang benar-benar Bersih dari infeksi bakteri atau virus apapun menjadi penentu untuk menghindari Coryza Infectious ini.
Eksudat yang keluar dari hidung Burung Puyuh adalah media penularan Coryza yang sangat efektif antar Burung Puyuh dan Jenis Unggas yang lain, terutama untuk kandang dengan tempat minum paralon. Seringkali ditemukan kasus Coryza ini menjadi berulang terus-menerus,
Saat pengobatan berakhir, Burung Puyuh memang kelihatan sembuh dan kembali Sehat. Namun 1 minggu pasca pengobatan kasusnya bisa muncul lagi. Fenomena ini sudah sering terjadi. Dan jika dianalisis lebih dalam, hal ini bisa disebabkan oleh adanya variasi tingkat keparahan namun tidak ada seleksi dan pemisahan sehingga timbul efek pengobatan yang tidak merata (ada Puyuh yang sudah sembuh, tapi ada juga Puyuh yang hanya “kelihatan” sembuh atau belum sembuh total). Saat kondisi Burung Puyuh tidak optimal, Puyuh yang “kelihatan” sembuh akan kambuh lagi. Di sinilah pentingnya dilakukan seleksi, isolasi dan pengelompokkan.
Buat Kandang khusus untuk menampung Burung Puyuh yang sudah selesai masa pengobatan dan lakukan seleksi. Jangan pernah mengembalikan Burung Puyuh ini ke kawanan yang tidak terini.
Korisa tidak hanya bisa dikendalikan dengan pencegahan dan pengobatan antibiotik, namun juga harus dikombinasikan dengan vaksinasi dan penerapan biosecurity
Infeksi Coryza yang terjadi di Peternakan kita memang bisa dikendalikan dengan pemberian Antibiotik saja atau di padukan dengan Bahan Herbal. Meski demikian, penanganan Coryza akan jauh lebih optimal dan bisa ditangani dengan tuntas jika disertai dengan Bio-Scurity yang Ketat. Agar serangan Coryza yang mucul di kemudian hari akan lebih mudah disembuhkan
Jika di peternakan kita sangat rawan terjadi kasus serangan Coryza, maka vaksinasi dapat dilakukan 5-6 minggu setelah vaksinasi pertama.
Selain dengan pemberian Antibiotik dan Bahan Herbal atau vaksinasi (Semua tergantung pada keyakinan dan pilihan anda) jangan lupa untuk selalu menerapkan Bio-Scurity yang Ketat agar pengendalian Coryza bisa maksimal. Manajemen pemeliharaan yang kurang memperhatikan aspek sanitasi dan Bio-Scurity yang baik seperti populasi kandang yang terlalu padat, air minum tidak pernah bersihkan, sirkulasi udara kurang lancar, dan hal lain sebagainya bisa memicu Burung Puyuh stress dan akhirnya terjadi serangan Coryza yang disertai dengan Komorvit, sehingga mengakibatkan kematian yang tinggi,itu artinya adalah kerugian untuk perternak.
Semoga bermanfaat. Salam.
Ikuti Artikel selanjutnya Kritik dan Saran Kami sangat menghargai-Nya
Saung Ternak Mandiri
Hanif Miftahul Huda
DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
Kec. Dempet Kab Demak 59573
Untuk Pemesanan Probiotik
Kontak Kami
0 Comments:
Posting Komentar