This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Pemuliaan Ternak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemuliaan Ternak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Februari 2023

ISTILAH ISTILAH YANG HARUS DIPAHAMI SEBELUM MELAKUKAN PROGRAM PEMULIAAN TERNAK DAN TANAMAN

Istilah Istilah Yang Dipahami Sebelum Melakukan Program Pemuliaan Ternak Dan Tanaman


Untuk menunjang penyediaan bibit unggul dan berkualitas, program pemuliaan ternak dan tanaman menjadi sangat penting dilakukan oleh peternak secara mandiri maupun bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan

Sebelum memulai program pemuliaan ternak atau tanaman kita lakukan, alangkah baiknya mari kita pelajari istilah-istilah yang ada pada program pemuiaan ternak yang pertama adalah :

Genotipe
Istilah genotipe dalam pemuliaan hewan merujuk pada kombinasi genetik individu, yaitu keseluruhan informasi genetik yang diwariskan dari induk jantan dan betina. Genotipe mencakup semua sifat-sifat genetik individu yang dapat diturunkan pada keturunannya.

Setiap individu memiliki dua alel untuk setiap lokus genetik, satu alel diwariskan dari induk jantan dan satu lagi dari induk betina. Alel-alel ini akan menentukan sifat-sifat fisik atau perilaku pada individu tersebut.

Genotipe dapat digambarkan melalui notasi huruf yang mewakili alel pada suatu lokus. Huruf kapital (besar) dan huruf kecil digunakan untuk merepresentasikan alel yang dominan dan alel yang resesif. Misalnya, AA mewakili individu homozigot dominan, Aa mewakili individu heterozigot, dan aa mewakili individu homozigot resesif.

Dalam pemuliaan hewan, pengetahuan tentang genotipe sangat penting untuk memahami sifat-sifat yang diturunkan pada keturunan dan untuk memilih induk yang tepat untuk menciptakan keturunan dengan sifat-sifat yang diinginkan. Pemuliaan selektif dan kawin silang dilakukan dengan mempertimbangkan genotipe dari individu yang dipilih untuk dijadikan induk. Tujuannya adalah untuk menciptakan keturunan dengan kombinasi genetik yang optimal untuk sifat-sifat yang diinginkan, serta untuk menghindari keturunan dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan.

Fenotipe 
Fenotipe adalah sifat-sifat yang tampak pada individu dan dapat diamati atau diukur, termasuk sifat fisik dan perilaku. Fenotipe dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta faktor genetik, namun lebih sering digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat yang ditentukan oleh faktor genetik.

Contoh fenotipe pada hewan meliputi warna bulu, ukuran dan bentuk tubuh, kecepatan pertumbuhan, dan perilaku. Pada tanaman, contoh fenotipe meliputi tinggi tanaman, bentuk daun, waktu berbunga, dan ukuran buah.

Fenotipe juga dapat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Misalnya, sifat-sifat seperti berat badan pada hewan dan tinggi tanaman pada tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor nutrisi, ketersediaan air, suhu, dan cahaya.

Pemahaman tentang fenotipe penting dalam pemuliaan hewan dan tanaman karena sifat-sifat fenotipik dapat diukur dan digunakan untuk memilih individu yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan. Selain itu, pemahaman tentang interaksi antara genotipe dan lingkungan dapat membantu pemulia untuk memilih individu yang memiliki potensi terbaik untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan dalam kondisi lingkungan tertentu.

Crossbred
Crossbred atau silangan adalah hasil perkawinan antara dua atau lebih ras atau varietas yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari kedua ras atau varietas dan menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang lebih unggul daripada kedua induknya.

Contoh crossbred pada hewan adalah sapi Brahman yang disilangkan dengan sapi Holstein untuk menghasilkan sapi Brahman Cross atau Brangus. Brangus memiliki sifat-sifat unggul dari kedua ras, seperti ketahanan terhadap cuaca panas, produktivitas susu yang tinggi, dan kualitas daging yang baik.

Pada tanaman, contoh crossbred adalah jagung sweet corn yang dihasilkan dari silangan antara jagung biasa dengan jagung popcorn. Sweet corn memiliki rasa manis dan tekstur yang lebih lembut daripada jagung biasa atau popcorn.

Crossbred dapat menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang lebih unggul dari induknya, tetapi juga dapat memiliki sifat-sifat yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, seleksi ketat harus dilakukan untuk memilih keturunan yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan dan menghindari keturunan dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan.

Cross Bred yaitu perkawinan antara 2 individu yang tidak memiliki hubungan darah, hubungan darahnya sudah terlalu jauh. Cross Bred di lakukan untuk memproduksi FS Contoh : Puyuh milik Pertenak A VS Puyuh milik Pertenak B

Inbreeding
Inbreeding dalam pemuliaan ternak adalah praktik kawin silang yang dilakukan antara dua individu yang memiliki hubungan kekerabatan dekat, seperti antara saudara atau sepupu. Tujuan dari inbreeding adalah untuk meningkatkan persentase gen yang sama antara induk dan keturunannya, sehingga karakteristik yang diinginkan dapat diturunkan dengan lebih konsisten.

Namun, inbreeding juga dapat memiliki efek negatif yang signifikan pada kesehatan dan keberlanjutan populasi ternak. Inbreeding meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan kualitas genetik, mengurangi keragaman genetik, dan menyebabkan peningkatan dalam kemunculan sifat-sifat buruk, seperti penyakit genetik dan kemandulan.

Oleh karena itu, pemuliaan ternak yang sukses memerlukan perencanaan yang cermat dan strategi yang tepat untuk meminimalkan efek negatif inbreeding dan memaksimalkan efek positifnya. Salah satu strategi yang umum dilakukan adalah dengan menggabungkan inbreeding dengan outbreeding, yaitu kawin silang antara individu yang memiliki hubungan kekerabatan yang lebih jauh. Hal ini dapat membantu untuk mempertahankan keragaman genetik yang dibutuhkan untuk kesehatan dan keberlanjutan populasi ternak, sambil tetap mempertahankan karakteristik yang diinginkan.

Inbreed yaitu perkawinan antara 2 individu yang memiliki hubungan darah sangat dekat. Contoh : “Ibu VS Anak” atau “Bapak VS Anak” atau “ Kakak VS Adik”

Baca Juga : Pewarisan Sifat ( Hereditas ) Hewan Ternak Dan Tanaman

Line Breeding
Linebreeding adalah metode pemuliaan ternak di mana individu-individu yang terkait kekerabatan dekat ditemukan dalam garis keturunan yang sama dan dikawinkan untuk mempertahankan sifat-sifat yang diinginkan. Dalam linebreeding, kawin silang biasanya dilakukan antara induk dan keturunannya yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, seperti antara kakek-nenek dan cucu atau antara sepupu.

Tujuan dari linebreeding adalah untuk memperkuat karakteristik yang diinginkan dalam satu garis keturunan, sambil mempertahankan keragaman genetik dalam populasi ternak. Dalam linebreeding, satu atau beberapa individu yang memiliki sifat yang diinginkan dipilih sebagai "pembangkit keturunan" untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan menggabungkan gen yang sama dalam garis keturunan, kemungkinan untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan dapat ditingkatkan.

Namun, seperti inbreeding, linebreeding juga memiliki risiko meningkatkan kemunculan sifat-sifat negatif yang terkait dengan kekerabatan dekat, seperti kemandulan, penyakit genetik, dan penurunan kualitas genetik. Oleh karena itu, praktik linebreeding harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pengawasan ketat dari peternak atau ahli pemuliaan ternak.

Kesimpulannya, linebreeding dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan karakteristik yang diinginkan dalam satu garis keturunan, namun perlu diperhatikan dengan cermat dan hati-hati untuk meminimalkan risiko sifat-sifat negatif yang dapat timbul.

Linebreed adalah perkawinan antara 2 individu yang memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh Contoh : “Kakek VS Cucu”

Set Back 
Set back adalah istilah yang digunakan dalam pemuliaan ternak untuk menggambarkan penurunan kualitas genetik yang terjadi ketika induk dan keturunannya memiliki hubungan kekerabatan dekat atau ketika terjadi inbreeding atau linebreeding secara berlebihan.

Set back terjadi karena praktik inbreeding dan linebreeding dapat menyebabkan akumulasi gen resesif yang merugikan dan menurunkan keragaman genetik pada populasi ternak. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kemunculan sifat-sifat negatif, seperti penyakit genetik, kelemahan fisik, atau ketidakmampuan untuk berkembang dan tumbuh dengan sehat.

Set back dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada populasi ternak, karena dapat menyebabkan penurunan kualitas genetik secara keseluruhan dan mengurangi kemampuan populasi ternak untuk bertahan hidup di lingkungan yang berubah-ubah. Oleh karena itu, pemuliaan ternak yang bertujuan untuk menciptakan populasi ternak yang sehat dan kuat harus memperhatikan praktik inbreeding dan linebreeding secara hati-hati dan memperhitungkan risiko set back yang mungkin terjadi.

Set Back adalah kesalahan fatal akibat salah dalam memasangkan atau menyilangkan di jalur perkawinan dan harus di ulang kembali dari Proses awal.

Demikian untuk pembahasan yang kedua soal Pewarisan Sifat atau Hereditas ini, samoga para pembaca sedikit banyak memahami proses pemurnian atau Pewarisan Sifat mahluk hidup untuk artikel selanjutnya saya akan sajikan berbagai skema Penurunan Sifat Burung Puyuh ini.

Demikian untuk pembahasan yang kedua soal Pewarisan Sifat atau Hereditas ini, samoga para pembaca sedikit banyak memahami proses pemurnian atau Pewarisan Sifat mahluk hidup untuk artikel selanjutnya saya akan sajikan berbagai skema Penurunan Burung Puyuh ini. Terima Kasih dan (Bersambung)

Saung Ternak Mandiri
Hanif Miftahul Huda
DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
Kec. Dempet Kab Demak 59573

Untuk Pemesanan Probiotik
Kontak Kami

PEWARISAN SIFAT ( HEREDITAS ) HEWAN TERNAK DAN TANAMAN

Pewarisan Sifat ( Hereditas ) Hewan Ternak Dan Tanaman

Pemuliaan hewan ternak adalah suatu proses seleksi dan peningkatan kualitas sifat-sifat genetik pada hewan ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi. Pemuliaan hewan ternak melibatkan penyeleksian hewan yang memiliki sifat-sifat genetik yang diinginkan dan dipertahankan dalam populasi melalui reproduksi yang selektif.

Proses pemuliaan hewan ternak dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik seleksi genetik seperti persilangan (crossbreeding), seleksi alamiah (natural selection), dan seleksi buatan (artificial selection). Pemilihan hewan ternak dengan sifat-sifat yang diinginkan dilakukan dengan mengamati performa reproduksi, pertumbuhan, kualitas daging, susu, telur, dan sifat-sifat lain yang relevan.

Tujuan dari pemuliaan hewan ternak adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi hewan ternak, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dan meningkatkan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Selain itu, pemuliaan hewan ternak juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk hewan ternak dan keberlanjutan lingkungan.

Frekuensi Gen Dalam Proses Pemuliaan Ternak
Frekuensi gen (gen frequency) sangat penting dalam proses pemuliaan ternak karena menentukan proporsi gen tertentu dalam populasi ternak. Frekuensi gen dapat berubah secara alami atau karena adanya tindakan manusia seperti seleksi alamiah dan seleksi buatan.

Dalam pemuliaan ternak, frekuensi gen dapat diatur dan dimanipulasi melalui teknik-teknik seleksi genetik seperti persilangan (crossbreeding) dan seleksi buatan (artificial selection). Persilangan dilakukan dengan menggabungkan gen dari dua ras atau spesies yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki kombinasi sifat-sifat yang diinginkan. Sedangkan seleksi buatan dilakukan dengan memilih dan membiakkan hewan ternak yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan.

Dalam pemuliaan ternak, frekuensi gen yang tinggi untuk gen yang diinginkan akan menyebabkan sifat-sifat yang diinginkan menjadi semakin mendominasi dalam populasi ternak. Namun, frekuensi gen yang tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya inbreeding dan menurunkan variasi genetik dalam populasi, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan dan kinerja hewan ternak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga variasi genetik dalam populasi ternak dan menghindari terjadinya inbreeding yang berlebihan.Migrasi
Migrasi adalah cara efektif untuk terjadinya perubahan frekuensi gen secara cepat dengan syarat tersedia populasi lain dengan gen yang diinginkan.

Misalnya memasukkan gen sapi baru ke suatu negara dengan inseminasi buatan akan mengakibatkan perubahan frekuensi gen dari populasi sapi nasional secara drastis.

Mutasi Gen Hewan Ternak
Mutasi gen hewan ternak dapat terjadi secara alami atau disengaja. Secara alami, mutasi dapat terjadi karena perubahan genetik yang terjadi secara spontan dan tidak terduga pada hewan ternak. Sedangkan, mutasi disengaja biasanya dilakukan oleh manusia melalui teknik rekayasa genetika untuk menghasilkan hewan ternak yang lebih baik dalam hal produktivitas, kesehatan, atau sifat-sifat lainnya.
Beberapa contoh mutasi genetik pada hewan ternak yang terjadi secara alami adalah sebagai berikut :
  • Mutasi Spontan : Mutasi ini terjadi secara alami pada sel-sel tubuh hewan ternak. Contohnya, mutasi yang menghasilkan warna bulu yang berbeda pada sapi atau kambing.
  • Mutasi Induksi : Mutasi ini terjadi karena paparan zat-zat kimia atau radiasi pada hewan ternak. Contohnya, paparan sinar-X yang dapat menyebabkan mutasi gen pada sel-sel tubuh hewan ternak.
Sedangkan, beberapa contoh mutasi genetik pada hewan ternak yang terjadi secara disengaja melalui rekayasa genetika adalah sebagai berikut :
  • Resistensi Terhadap Penyakit : Melalui rekayasa genetika, hewan ternak dapat diberikan gen yang dapat meningkatkan ketahanannya terhadap penyakit tertentu.
  • Peningkatan Produksi Susu : Hewan ternak seperti sapi dapat diberikan gen yang dapat meningkatkan produksi susunya.
  • Kualitas Daging : Hewan ternak seperti ayam atau babi dapat diberikan gen yang dapat meningkatkan kualitas dagingnya, seperti rasa, warna, atau tekstur.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan rekayasa genetika pada hewan ternak masih kontroversial dan perlu dipertimbangkan secara hati-hati terutama dalam hal keamanan pangan dan kesejahteraan hewan.

Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan (IB) adalah suatu teknik reproduksi pada hewan ternak yang dilakukan dengan memasukkan sperma yang telah diambil dari hewan jantan yang dipilih ke dalam saluran reproduksi betina secara buatan. Inseminasi buatan umumnya dilakukan pada hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, babi, dan unggas. Proses inseminasi buatan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Pemilihan Hewan : Hewan jantan dan betina yang akan digunakan harus dipilih dengan baik dan sesuai kriteria. Hewan jantan dipilih berdasarkan kualitas spermanya, sedangkan hewan betina dipilih berdasarkan kondisi kesehatan dan kemampuan reproduksinya.
  2. Pengambilan Sperma : Sperma diambil dari hewan jantan melalui masturbasi atau dengan menggunakan alat bantu seperti elektro-ejakulator.
  3. Pengolahan Sperma : Sperma yang telah diambil kemudian diolah di laboratorium untuk memastikan kualitas dan kebersihan spermanya.
  4. Inseminasi : Sperma yang telah diolah kemudian dimasukkan ke dalam saluran reproduksi betina secara buatan dengan menggunakan alat inseminasi seperti pipet inseminasi atau gunting inseminasi.
Inseminasi buatan memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
  1. Meningkatkan Kualitas Kketurunan : Dengan memilih hewan jantan dan betina yang berkualitas dan melakukan inseminasi buatan, dapat meningkatkan kualitas keturunan yang dihasilkan.
  2. Efisiensi Biaya : Inseminasi buatan lebih efisien dalam hal biaya dibandingkan dengan perkawinan alami karena hanya memerlukan satu hewan jantan untuk disuntikkan ke banyak betina.
  3. Meningkatkan Produktivitas : Dengan inseminasi buatan, dapat menghasilkan keturunan yang lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan perkawinan alami.
Namun, inseminasi buatan juga memiliki beberapa kelemahan, seperti :
  1. Memerlukan Keterampilan Dan Teknik Yyang Baik : Inseminasi buatan memerlukan keterampilan dan teknik yang baik, sehingga jika dilakukan oleh orang yang tidak terampil atau tidak berpengalaman, dapat menyebabkan kerusakan pada saluran reproduksi betina.
  2. Risiko Iinfeksi : Proses inseminasi buatan juga berpotensi menyebarkan penyakit pada hewan ternak jika tidak dilakukan dengan benar.
  3. Tidak Selalu Berhasil : Meskipun inseminasi buatan telah dilakukan dengan benar, tidak selalu berhasil, tergantung pada kondisi kesehatan dan kemampuan reproduksi hewan betina.

  4. Pengertian Kawin Silang (Hibridisasi)
    Kawin silang atau hibridisasi adalah proses menggabungkan materi genetik dari dua individu yang berbeda jenis atau varietas dalam spesies yang sama. Tujuan kawin silang adalah untuk menghasilkan keturunan dengan kombinasi sifat-sifat yang diinginkan dari kedua induknya, seperti ketahanan terhadap penyakit, pertumbuhan yang lebih baik, atau kualitas hasil yang lebih tinggi.

    Proses kawin silang dapat dilakukan secara alami, melalui proses persilangan di alam liar atau dengan bantuan manusia. Dalam kultur tanaman, kawin silang dapat dilakukan dengan membuahi bunga atau memasukkan serbuk sari dari bunga satu varietas ke bunga varietas lain. Pada hewan, kawin silang dapat dilakukan dengan mengawinkan dua individu dari spesies yang berbeda atau melakukan fertilisasi in vitro.

    Kawin silang juga dapat dilakukan antar spesies yang berbeda, yang disebut dengan istilah hibridisasi interspesifik. Namun, kawin silang antar spesies ini biasanya sulit dilakukan karena perbedaan yang signifikan dalam materi genetik antara spesies yang berbeda.

    Pengertian Purebreeding
    Purebreeding atau breeding murni merujuk pada suatu teknik pemuliaan hewan atau tanaman yang bertujuan untuk mempertahankan karakteristik genetik tertentu yang diwarisi dari generasi sebelumnya. Teknik ini dilakukan dengan memilih dan mengawinkan individu dengan sifat yang sama atau serupa secara berulang-ulang dalam beberapa generasi, sehingga sifat tersebut menjadi stabil dalam populasi.

    Purebreeding biasanya dilakukan pada hewan atau tanaman yang memiliki sifat-sifat yang dianggap menguntungkan, seperti keindahan, kemampuan produksi, atau ketahanan terhadap penyakit. Proses breeding murni akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang serupa dengan induknya. Dalam breeding murni, tidak terdapat variasi genetik dalam populasi yang dihasilkan, sehingga suatu populasi purebred sering kali dikaitkan dengan ketahanan yang tinggi terhadap penyakit atau lingkungan.

    Namun, pada praktiknya, purebreeding dapat memicu masalah genetik tertentu, seperti keturunan yang lemah, cacat genetik, atau rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, penting untuk melakukan seleksi ketat dan memperhatikan kesehatan dan keseimbangan genetik dalam populasi purebred.

    Sedangkan Inbreeding Adalah?
    Inbreeding adalah suatu teknik pemuliaan hewan atau tanaman dengan cara mengawinkan individu yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, seperti saudara kandung atau sepupu. Tujuan dari inbreeding adalah untuk meningkatkan kemurnian genetik dalam populasi dan mempertahankan sifat-sifat yang diinginkan, seperti kemampuan produksi atau ketahanan terhadap penyakit.

    Dalam inbreeding, individu yang memiliki sifat yang diinginkan akan dipilih dan dikawinkan dengan anggota keluarga dekat. Proses inbreeding akan menghasilkan keturunan dengan karakteristik yang lebih stabil dan konsisten dibandingkan dengan keturunan yang dihasilkan dari perkawinan acak. Namun, jika inbreeding dilakukan secara berlebihan, hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas genetik, seperti keturunan yang lemah, cacat genetik, atau rentan terhadap penyakit.

    Selain itu, inbreeding juga dapat meningkatkan kemungkinan munculnya sifat-sifat yang tidak diinginkan, seperti penurunan kesuburan atau penurunan ketahanan terhadap lingkungan. Oleh karena itu, dalam praktiknya, inbreeding perlu dilakukan dengan hati-hati dan selektif, serta memperhatikan kesehatan dan keseimbangan genetik dalam populasi.

    Crossbreeding Adalah?
    Crossbreeding atau persilangan silang merujuk pada suatu teknik pemuliaan hewan atau tanaman dengan cara mengawinkan individu yang berasal dari spesies, ras, atau varietas yang berbeda. Tujuan dari crossbreeding adalah untuk menghasilkan keturunan dengan kombinasi sifat-sifat yang diinginkan dari kedua induknya, seperti peningkatan produksi, pertumbuhan yang lebih baik, atau ketahanan terhadap penyakit.

    Dalam crossbreeding, individu yang memiliki sifat yang diinginkan dari dua spesies, ras, atau varietas yang berbeda akan dipilih dan dikawinkan dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan dengan sifat yang lebih unggul. Proses crossbreeding akan menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih besar dibandingkan dengan keturunan dari breeding murni atau inbreeding.

    Namun, pada praktiknya, crossbreeding juga memiliki risiko tersendiri, seperti penurunan kualitas genetik atau keturunan yang tidak memiliki sifat yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam praktiknya, crossbreeding perlu dilakukan dengan hati-hati dan selektif, serta memperhatikan kesehatan dan keseimbangan genetik dalam populasi.

    Upbreeding Adalah
    Upbreeding adalah suatu teknik pemuliaan hewan atau tanaman yang bertujuan untuk meningkatkan kemurnian genetik dalam populasi dengan cara mengawinkan individu yang memiliki keturunan dari spesies, ras, atau varietas yang sama, namun memiliki sifat-sifat yang berbeda. Teknik ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat yang diinginkan dalam populasi yang sudah ada.

    Dalam upbreeding, individu yang memiliki sifat yang diinginkan akan dipilih dan dikawinkan dengan individu lain yang memiliki keturunan dari spesies, ras, atau varietas yang sama, namun memiliki sifat yang berbeda. Proses upbreeding akan menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih besar dibandingkan dengan breeding murni, namun tetap mempertahankan karakteristik genetik yang diwarisi dari spesies, ras, atau varietas yang sama.

    Upbreeding sering dilakukan pada populasi yang memiliki variasi genetik yang rendah atau pada populasi hewan atau tanaman yang mengalami depresi genetik akibat inbreeding atau breeding murni yang terlalu lama. Dengan upbreeding, diharapkan populasi dapat menghasilkan keturunan yang lebih sehat, memiliki sifat yang unggul, dan memperbaiki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.

    Namun, seperti teknik pemuliaan lainnya, upbreeding juga memiliki risiko tersendiri, seperti penurunan kualitas genetik atau keturunan yang tidak memiliki sifat yang diinginkan. Oleh karena itu, upbreeding perlu dilakukan dengan hati-hati dan selektif, serta memperhatikan kesehatan dan keseimbangan genetik dalam populasi.

    Istilah Parents Stock Dalam Kawin Silang
    Parents stock dalam kawin silang atau persilangan merujuk pada induk atau populasi asal yang digunakan dalam suatu program pemuliaan untuk menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang diinginkan. Parents stock biasanya dipilih karena memiliki sifat-sifat yang unggul dan dapat diteruskan kepada keturunannya.

    Dalam kawin silang, parents stock biasanya dipilih dari spesies, ras, atau varietas yang berbeda untuk menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang unggul dan memiliki variasi genetik yang lebih besar. Pemilihan parents stock yang tepat sangat penting dalam program pemuliaan karena dapat mempengaruhi kualitas dan keberhasilan dari keturunan yang dihasilkan.

    Pemilihan parents stock dilakukan berdasarkan pada beberapa faktor seperti sifat-sifat genetik, kesehatan, dan kesesuaian dengan lingkungan. Individu yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan akan dipilih dan dikawinkan dengan induk yang memiliki sifat-sifat yang berbeda namun dapat melengkapi kekurangan dari induk yang lainnya.

    Dalam pemilihan parents stock, perlu dilakukan seleksi ketat untuk memilih induk dengan kualitas genetik yang terbaik. Induk yang dipilih harus sehat dan bebas dari penyakit, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka dipelihara. Hal ini akan memastikan keturunan yang dihasilkan memiliki kualitas genetik yang baik dan mampu tumbuh dan berkembang dengan baik di lingkungan yang sesuai.

    Istilah FS ( Final Stock )
    Istilah "final stock" dalam konteks pemuliaan merujuk pada populasi hewan atau tanaman hasil seleksi yang telah melalui tahap-tahap pemuliaan seperti kawin silang, seleksi ketat, dan pengujian sifat-sifat yang diinginkan. Final stock dapat dianggap sebagai hasil akhir dari program pemuliaan yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang unggul.

    Final stock biasanya dipilih berdasarkan pada beberapa faktor seperti ketahanan terhadap penyakit, produksi yang tinggi, kualitas daging, adaptasi terhadap lingkungan, dan sifat-sifat lainnya yang diinginkan. Populasi final stock ini diharapkan dapat menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang serupa dan lebih unggul dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

    Dalam program pemuliaan, final stock merupakan salah satu tujuan akhir yang ingin dicapai. Setelah mencapai populasi final stock yang diinginkan, program pemuliaan dapat dilanjutkan dengan mempertahankan populasi tersebut atau mengembangkannya untuk memperoleh variasi genetik yang lebih besar. Final stock juga dapat digunakan sebagai induk untuk program pemuliaan berikutnya.

    Namun, perlu diingat bahwa final stock bukanlah hasil akhir yang mutlak dalam program pemuliaan. Perubahan lingkungan dan kondisi produksi dapat mempengaruhi keberhasilan dan kualitas dari final stock tersebut. Oleh karena itu, program pemuliaan perlu dilakukan secara berkelanjutan dan terus-menerus untuk menghasilkan keturunan yang memiliki adaptasi yang lebih baik terhadap perubahan lingkungan dan kondisi produksi yang terus berubah.

    Pengertian Galur Murni
    Galur murni (pure line) adalah suatu kelompok individu tanaman atau hewan yang memiliki sifat-sifat yang serupa dan stabil dari generasi ke generasi karena mempunyai hereditas yang homogen. Galur murni dapat diperoleh melalui seleksi ketat dari individu yang memiliki sifat-sifat yang serupa dan stabil, kemudian dijaga agar tidak terjadi persilangan dengan individu lain yang memiliki genetik berbeda.

    Dalam pemuliaan tanaman, galur murni sangat penting karena memungkinkan pemulia untuk memperoleh keturunan yang stabil dengan sifat-sifat yang serupa. Galur murni dapat diperoleh melalui beberapa cara, salah satunya adalah dengan melakukan seleksi individu yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan secara ketat dan terus-menerus selama beberapa generasi.

    Galur murni juga dapat dihasilkan melalui teknik pemuliaan tanaman seperti teknik kultur jaringan atau teknik isolasi genom. Galur murni yang dihasilkan dari teknik isolasi genom memiliki keunggulan karena sifat-sifat yang diinginkan dapat dipilih dan diisolasi secara langsung dari genom induknya, sehingga dapat mempercepat proses pemuliaan.

    Dalam pemuliaan hewan, galur murni juga penting karena memungkinkan pemulia untuk menghasilkan keturunan yang stabil dengan sifat-sifat yang serupa. Namun, dalam praktiknya, sulit untuk menciptakan galur murni pada hewan karena perbedaan jenis kelamin dan waktu generasi yang lebih lama dibandingkan dengan tanaman. Oleh karena itu, teknik pemuliaan seperti seleksi ketat dan kawin silang lebih sering digunakan dalam pemuliaan hewan. Bersambung



    Saung Ternak Mandiri
    Hanif Miftahul Huda
    DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
    Kec. Dempet Kab Demak 59573

    Untuk Pemesanan Probiotik
    Kontak Kami

    Facebook


Senin, 20 Februari 2023

MEKANISME SELEKSI ALAM DAN EVOLUSI TIDAK SELALU BERJALAN DENGAN BAIK

Mekanisme Seleksi Alam Dan Evolusi Tidak Selalu Berjalan Dengan Baik

Anda benar, mekanisme seleksi alam tidak selalu berjalan dengan baik. Meskipun seleksi alam dikenal sebagai proses alami yang menghasilkan spesies yang paling cocok untuk bertahan hidup dalam lingkungan tertentu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme ini.Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi mekanisme seleksi alam adalah perubahan lingkungan yang cepat dan mendadak. Jika lingkungan berubah terlalu cepat atau tidak dapat diakomodasi oleh spesies yang ada, spesies tersebut mungkin tidak dapat bertahan hidup dan punah. Contoh dari hal ini adalah perubahan iklim yang cepat, yang dapat mempengaruhi habitat dan kebiasaan makanan dari banyak spesies.

Selain faktor lingkungan dan interaksi antara spesies, faktor internal seperti mutasi dan perubahan genetik juga dapat mempengaruhi mekanisme seleksi alam. Mutasi genetik dapat menghasilkan variasi genetik baru yang dapat meningkatkan kemampuan bertahan hidup spesies, tetapi juga dapat menghasilkan variasi yang tidak diinginkan dan bahkan mematikan bagi spesies tersebut.

Dalam kesimpulannya, mekanisme seleksi alam tidak selalu berjalan dengan baik dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda. Penting untuk memahami faktor-faktor ini dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi evolusi spesies untuk dapat menjaga keberlanjutan dan kelangsungan hidup spesies di masa depan.

Bagaiman Mekanisme Terjadinya Seleksi Alam
Seleksi alam adalah proses alami di mana organisme yang paling cocok untuk bertahan hidup di lingkungan tertentu akan lebih mungkin untuk bertahan hidup dan berkembang biak, sementara organisme yang kurang cocok akan cenderung mati atau memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk berkembang biak. Mekanisme ini bekerja melalui interaksi antara lingkungan dan sifat-sifat genetik individu dalam populasi.

Contohnya, di lingkungan dengan kondisi suhu yang sangat dingin, hewan yang memiliki bulu tebal dan lemak yang lebih banyak akan lebih mungkin bertahan hidup dan berkembang biak. Organisme yang tidak memiliki adaptasi ini akan memiliki kesulitan untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Seiring waktu, populasi akan cenderung mengembangkan sifat-sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup di lingkungan yang mereka hadapi, karena organisme yang memiliki sifat-sifat tersebut akan lebih mungkin untuk melanjutkan keturunan mereka ke generasi berikutnya.

Faktor faktor Apa Sajakah Yang Mempengaruhi Seleksi Alam
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seleksi alam antara lain :

  • Lingkungan : Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, tekanan, kekeringan, dan nutrisi dapat mempengaruhi kemampuan organisme untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
  • Variasi Genetik : Organisme yang memiliki variasi genetik dalam suatu populasi akan memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan bertahan hidup.
  • Persaingan : Persaingan antara individu dalam populasi untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas dapat mempengaruhi seleksi alam. Individu yang lebih baik dalam bersaing akan lebih mungkin untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
  • Predasi : Organisme yang memiliki adaptasi yang memungkinkan mereka untuk menghindari atau melawan predator akan lebih mungkin untuk bertahan hidup.
  • Mutasi Genetik : Mutasi dalam genetika dapat menyebabkan perubahan dalam sifat-sifat organisme, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi seleksi alam.
  • Kepunahan : Kepunahan spesies dapat mempengaruhi seleksi alam karena spesies yang tidak lagi ada tidak dapat lagi berkontribusi pada variasi genetik dalam suatu populasi.
Sedangkan Yang Dimaksud Dengan Evolusi Adalah
Evolusi adalah perubahan yang terjadi pada suatu populasi organisme dari waktu ke waktu melalui proses alami seleksi alam. Konsep evolusi berasal dari teori evolusi yang pertama kali diusulkan oleh Charles Darwin pada abad ke-19, dan telah mengalami perluasan dan pengembangan melalui penemuan dan penelitian ilmiah selama lebih dari satu abad.

Teori evolusi menjelaskan bahwa organisme yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak dalam lingkungan tertentu akan memiliki keuntungan evolusioner, dan secara bertahap akan mengembangkan sifat-sifat yang lebih sesuai untuk lingkungan tersebut. Organisme-organisme yang tidak mampu bertahan hidup dan berkembang biak mungkin akan punah, sedangkan organisme-organisme yang lebih cocok akan terus berkembang biak dan menyebar di lingkungan tersebut.

Evolusi juga melibatkan perubahan genetik pada suatu populasi organisme yang terjadi melalui mutasi, rekombinasi genetik, dan perpindahan genetik antara populasi. Hal ini memungkinkan terjadinya variasi genetik di antara individu-individu dalam suatu populasi, yang dapat menghasilkan sifat-sifat baru dan berbeda yang dapat memberikan keuntungan evolusioner di lingkungan tertentu.

Evolusi adalah konsep yang sangat penting dalam ilmu biologi, dan memiliki banyak implikasi untuk pemahaman kita tentang sejarah kehidupan di Bumi dan hubungan antara semua bentuk kehidupan di planet ini.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Evolusi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya evolusi, yaitu :
Variasi genetik: Variasi genetik dalam suatu populasi dapat menjadi dasar bagi perubahan dan evolusi di masa depan.

  1. Seleksi Alam : Seleksi alam dapat mempengaruhi frekuensi sifat-sifat genetik dalam suatu populasi, sehingga organisme yang memiliki sifat-sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup dan berkembang biak lebih mungkin untuk melanjutkan keturunan mereka.
  2. Mutasi : Mutasi genetik dapat menyebabkan perubahan dalam sifat-sifat organisme, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi evolusi.
  3. Migrasi : Migrasi organisme dari satu wilayah ke wilayah lain dapat membawa variasi genetik baru ke populasi baru, yang dapat mempengaruhi evolusi.
  4. Peristiwa Eksternal : Peristiwa eksternal seperti perubahan iklim, bencana alam, dan pengaruh manusia dapat mempengaruhi kondisi lingkungan dan memaksa organisme untuk beradaptasi, yang dapat mempengaruhi evolusi.
  5. Hibridisasi : Hibridisasi atau persilangan antara spesies dapat menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang berbeda dari kedua spesies asal, yang dapat mempengaruhi evolusi.
  6. Tekanan Evolusi : Tekanan evolusi seperti interaksi predator-mangsa, persaingan untuk sumber daya, dan hubungan simbiosis dapat mempengaruhi evolusi dengan menghasilkan adaptasi organisme yang lebih baik untuk bertahan hidup.
Pengaruh Variasi Genetik dalam Evolusi
Variasi genetik adalah dasar evolusi karena perubahan dalam genetika suatu populasi dapat menyebabkan perubahan dalam sifat-sifat organisme dari generasi ke generasi. Dalam kondisi yang menguntungkan, variasi genetik dapat memberikan keuntungan bagi organisme dalam bertahan hidup dan berkembang biak, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi evolusi.

Dalam kondisi lingkungan yang berubah, variasi genetik dapat memungkinkan suatu populasi untuk menghasilkan individu dengan sifat-sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup dan berkembang biak dalam lingkungan yang baru. Individu dengan sifat-sifat yang lebih baik untuk bertahan hidup akan lebih mungkin untuk melanjutkan keturunan mereka ke generasi berikutnya, yang pada gilirannya dapat mengubah frekuensi sifat-sifat genetik dalam populasi.

Variasi genetik juga dapat memberikan keuntungan dalam menghadapi tekanan evolusi seperti persaingan dan predasi. Individu dengan sifat-sifat yang lebih baik dalam bersaing atau menghindari predator akan lebih mungkin untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Dalam jangka panjang, variasi genetik dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam sifat-sifat organisme dan memungkinkan terjadinya spesiasi, di mana suatu populasi berkembang menjadi dua atau lebih spesies yang berbeda. Oleh karena itu, variabilitas genetik dalam suatu populasi adalah faktor penting dalam evolusi dan dalam menghasilkan keragaman kehidupan di Bumi.

Pengaruh Seleksi Alam dalam Evolusi
Seleksi alam adalah proses alamiah yang mempengaruhi evolusi dengan menghasilkan perubahan dalam frekuensi sifat-sifat genetik dalam suatu populasi. Seleksi alam dapat menguntungkan organisme yang memiliki sifat-sifat yang lebih baik untuk bertahan hidup dan berkembang biak dalam lingkungan yang berubah.

Dalam seleksi alam, organisme dengan sifat-sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup dan berkembang biak akan lebih mungkin untuk melanjutkan keturunan mereka ke generasi berikutnya, sementara organisme dengan sifat-sifat yang kurang cocok akan memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk melakukannya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam frekuensi sifat-sifat genetik dalam suatu populasi dari generasi ke generasi.

Contoh seleksi alam adalah perubahan warna kulit pada kupu-kupu selama Revolusi Industri di Inggris. Ketika industri berkembang, pencemaran udara meningkat dan membuat pohon-pohon menjadi hitam. Kupu-kupu dengan warna kulit yang lebih gelap lebih mungkin untuk bertahan hidup dan berkembang biak karena sulit terlihat oleh predator. Akibatnya, frekuensi kupu-kupu dengan warna kulit yang lebih gelap meningkat dalam populasi.

Seleksi alam dapat mempengaruhi evolusi dengan menghasilkan perubahan dalam sifat-sifat organisme dari generasi ke generasi dan pada akhirnya menghasilkan spesies baru. Oleh karena itu, seleksi alam adalah salah satu faktor penting dalam evolusi dan dalam menghasilkan keragaman kehidupan di Bumi

Selain itu, interaksi antara spesies juga dapat mempengaruhi mekanisme seleksi alam. Jika spesies yang berbeda bersaing untuk sumber daya yang sama, spesies yang lebih kuat atau lebih efisien dalam memanfaatkan sumber daya tersebut mungkin akan lebih cocok untuk bertahan hidup daripada spesies yang lebih lemah. Namun, jika spesies tersebut saling bergantung satu sama lain dalam suatu hubungan simbiosis, perubahan pada satu spesies dapat mempengaruhi kelangsungan hidup spesies lainnya.

Jumat, 28 Agustus 2020

SCHEMA PEMURNIAN DUA BREEDER BERBEDA

SCHEMA 
PEMURNIAN DUA BREEDER BERBEDA


Sebelum melihat Sekema Persilangan ini yang perlu saya jelaskan adalah :
Skema ini hampir sama dengan yang satu Breeder hanya yang berbeda adalah ini menggabungkan lebih dari satu breeder dengan Jalan di murnikan terlebih dulu baru di Cross Breed
Keuntungan dari Skema ini kita akan mendapatkan sifat sifat unggul dari macam macam Breeder dalam satu Populasi.

Sedangkan kelemahan Skema ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama dan dibutuhkan ketelitian dalam melakukan persilangan di setiap generasi .jika kesalahan di lakukan atau terjadi kesalahan dalam dalam memasangkan maka akan berakibat set back/ mulai dari awal lagi.

Hasil akhir dari Pemurnian ini adalah sama, jadi untuk memperbanyak kita hanya perlu mengawinkan masing-masing dari kedua kelompok tersebut. Skema pada artikel ini juga bisa untuk menyilangkan 4 breeder yang berbeda sekaligus Contoh misalnya : Breeder A diambil jantan nya. Breeder B diambil Betina-Nya. Breeder C Jantan dan Breeder D Betina. 

Perhatikan Anakan yang di hasilkan harus sesuai dengan karakter induknya. 
Skema ini juga bisa digunakan untuk membuat Burung Puyuh jenis baru/Hebrid misalnya Puyuh petelur vs Puyuh Pedaging mungkin akan menghasilkan Puyuh yang pertumbuhan-Nya lebih cepat dari Jenis puyuh yang lain.

Urutan pemurnian bagian skema untuk menghasilkan Galur Murni haruslah simetris beraturan bila anda mendapatkan jalur yang menyimpang itu patut di pertanyakan hasil akhir-Nya yang di peroleh.

Pengertian Pemuliaan Ternak
Pemuliaan merupakan terjemahan langsung dari istilah bahasa Belanda: veredeling; Inggris: breeding) merupakan kegiatan manusia dalam memelihara tumbuhan atau hewan untuk menjaga kemurnian galur atau ras sekaligus memperbaiki produksi atau kualitasnya. Dalam kegiatannya, pemuliaan sejak abad ke-20 menerapkan banyak prinsip dan metode genetika serta ilmu-ilmu turunannya .

Pemuliaan tidak persis sama dengan penangkaran. Dalam penangkaran, kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk menghasilkan keturunan tanpa disertai dengan usaha memperbaiki populasi. Suatu program pemuliaan pasti mencakup aspek penangkaran, tetapi bukan sebaliknya. Penangkaran dilakukan dengan tujuan menjaga kemurnian suatu galur, ras, atau kultivar, serta dalam menjaga kelestarian populasi hewan dan tumbuhan yang terancam punah di alam liar. Praktisi pemuliaan dan penangkaran masing-masing disebut sebagai pemulia dan penangkar.

Baca Juga : Belajar Terntang Persilangan Hewan Ternak

Berdasar denotasi dan konotasi ilmu, pemuliaan ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terapan dan metode untuk peningkatan atau perbaikan genetik ternak. Pemuliaan ternak diartikan sebagai suatu teknologi beternak yang digunakan untuk meningkatkan mutu genetik. Mutu genetik adalah kemampuan warisan yang berasal dari tetua dan moyang individu. Kemampuan ini akan dimunculkan setelah bekerja sama dengan pengaruh faktor lingkungan di tempat ternak tersebut dipelihara.

Pemunculannya disebut performans atau sehari-hari disebut sebagai produksi dan reproduksi ternak, contohnya antara lain produksi susu, telur, daging, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih dan jumlah anak sepelahiran. Kemampuan genetik ternak, dapat juga disebut kemampuan bereproduksi dan berproduksi, tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditaksir. 

Prinsip dasar pemuliaan ternak mengajarkan bahwa kemampuan genetik di wariskan dari tetua ke anak, secara acak. Diartikan bahwa tidak ada dua anak, apa lagi lebih yang memiliki kemampuan yang persis sama kecuali pada kasus monozygote identical twin (dua anak berasal dari satu sel telur). Kemampuan tersebut selanjutnya akan dimunculkan dalam bentuk produksi yang terukur di bawah faktor lingkungan yang tertentu.

Kemampuan genetik tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagai lingkaran kecil yang terletak di dalam lingkaran yang lebih besar. Lingkaran yang lebih besar adalah gambaran pemunculan kemampuan genetik di bawah lingkungan seluas daerah antara dua lingkaran tersebut. Apabila lingkaran lingkungan kita perbesar pemunculan kemampuan genetik tidak akan dapat melampaui batas lingkaran besar. Hal ini disebabkan pemunculan kemampuan genetik itu ada batasnya, yang dikontrol oleh banyak faktor. Setiap individu memiliki gambaran lingkaran kecil dan besar yang berbeda. Kalau faktor kontrol tersebut tidak ada maka seekor kelinci akan dapat dibesarkan menjadi seekor sapi. Tidak demikian yang dimaksud dengan kemampuan genetik. Kalau lingkaran lingkarĂ n kita kecilkan, maka pemunculan kemampuan genetik akan ikut mengecil.

Pada penerapan pemuliaan ternak hal yang pertama dikatakan pemborosan sedang peristiwa kedua dikatakan kebodohan. Masalah yang dihadapi dalam penerapan pemuliaan ternak, bagaimana dapat mengurangi pemborosan dan tidak menjalankan kebodohan. Masalah selanjutnya, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan untuk memunculkan kemampuan genetik tersebut ?

Apa yang dapat dilakukan ada dua hal, yakni mengontrol pewarisan kemampuan genetik melalui seleksi dan sistem perkawinan. Selanjutnya diikuti dengan penyediaan faktor lingkungan yang sesuai sampai tingkat yang sebaik mungkin dan masih menguntungkan secara ekonomis. Apa yang tidak mungkin dilakukan adalah memunculkan kemampuan genetik di luar batas yang dimungkinkan. 

Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode, maka dalam mencapai tujuan memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan, definisi, penggolongan, pengukuran, generalisasi, serta tindakan lainnya. Selanjutnya metode tersebut juga membutuhkan langkah-langkah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan pengujian hasil. Oleh karena itu pengembangan pemuliaan ternak memerlukan penelitian dan penerapan hasil penelitian yang berkelanjutan. Siapapun yang tertarik akan meningkatkan peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus mulai dengan mendalami dasar dan prinsip teori genetika terapan dan melanjutkan dengan penelitian serta penerapan hasil penelitiannya. 

Sejarah Singkat Perkembangan Pemuliaan Ternak
Dalam berbagai kepustakaan dapat ditelusuri bahwa pemuliaan ternak dikembangkan mulai tahun 1760 dan dilaksanakan oleh Robert Bakewell di Inggris. Pengembangan dimulai dengan ternak kuda, domba dan sapi. Keberhasilannya terletak pada tiga hal, yaitu pertama, dia telah menetapkan sasaran yang dia inginkan misal mendapatkan sapi potong yang berbentuk pendek dan cepat dewasa yang waktu itu belum ada. Kedua, dia tidak menjual ternak jantan tetapi meminjamkannya kepada peternak lain dan peminjam mengembalikannya apabila pejantan tersebut mewariskan mutu genetik yang baik. Ketiga, membiakkan ternak yang baik dengan yang baik, tanpa menghiraukan hubungan kekerabatan yang ada. Sebagai akibatnya sering dilaksanakan perkawinan silang dalam yakni perkawinan antar saudara. Silang dalam tersebut mengarah dihasilkannya trah yang relatif murni, meskipun tanpa diikuti pencatatan.

Metode Backewell ditiru secara luas dan mulai ditetapkan syarat-syarat trah. Trah yang relatip murni tersebut dibawa ke Amerika, kemudian dibiakkan murni dan disilangkan dengan rumpun lokal. Asosiasi trah mulai dibentuk pada periode 1870 - 1900, mempunyai andil besar dalam pengembangan pemuliaan ternak atau perbaikan genetik ternak. Periode ini ditandai dengan pengembangan buku registrasi untuk menjamin kemurnian trah diikuti dengan semangat kompetitif oleh berbagai asosiasi trah. Terjadilah penyisihan ternak berdasar kemurnian trah sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh asosiasi meskipun belum berdasar pada keunggulan genetik. Namun tetap diakui bahwa sumbangan asosiasi tersebut sangat besar terhadap perkembangan peternakan di Amerika.

Periode setelah asosiasi trah adalah pengembangan inseminasi buatan (IB). Spallanzani pada tahun 1780 melaksanakan IB pada anjing, kemudian pada 1899 di Rusia dikembangkan pada ternak dan mulai 1930 di coba di Eropa. Inseminasi buatan pada sapi perah di mulai 1938 oleh Perry di New Jersey Dairy Extension Service. Ide lB menyebar ibarat seganas api dan banyak dibentuk organisasi atau kelompok IB. 

Periode setelah 1971 keberhasilan IB mulai dilaporkan oleh Departemen Pertanian Amerika. Dilaporkan bahwa IB telah digunakan pada 8643.089 ekor sapi, 3620 pejantan digunakan untuk menginseminasi rata-rata 3620 ekor sapi betina (7 juta lebih sapi perah dan 1 juta lebih sapi pedaging). Pada tahun 1971 penggunaan semen beku mulai didaftar. Sampai 1987 Program lB telah dilaporkan dapat membantu meningkatkan efektivitas penerapan pemuliaan ternak dengan seleksi dan sistem perkawinan.

Manfaat Pemuliaan Ternak
Pemuliaan ternak (animal breeding) merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari aplikasi cara-cara meningkatkan mutu genetik ternak. Pada usaha peternakan, sebaik apapun pengelolaan (management) dan pakan (feeding) yang diberikan kepada ternak, tetapi bila mutu genetik ternak rendah, maka produktivitas yang diperoleh tidak akan optimal. Dua prinsip dasar untuk meningkatkan mutu genetik ternak, adalah dengan melakukan program pemuliaan melalui yaitu sistem seleksi dan perkawinan (selection and mating systems). 

Seleksi dapat menyebabkan perubahan keragaman genetik, tergantung dari cara seleksi yang digunakan. Seleksi  pada ternak  bertujuan mengubah frekuensi gen dari suatu populasi ternak. Seleksi secara langsung mengakibatkan ragam genetik berkurang sampai tercapainya keadaan konstan pada suatu generasi tertentu. Dengan seleksi terarah suatu sifat yang dikehendaki maka mutu genetik dapat ditingkatkan.

Perkawinan silang atau persilangan merupakan jalan pintas untuk memperoleh individu-individu yang memiliki sejumlah sifat unggul yang dipunyai oleh kedua bangsa tetuanya. Seperti diketahui, apa yang diharapkan dari persilangan adalah adanya efek heterosis dalam beberapa sifat produksi sehingga melebihi rataan kedua bangsa tetuanya. Metoda kawin silang digunakan untuk memperoleh individu yang memiliki sifat produksi unggul dalam waktu singkat.

Perkawinan silang dapat meningkatkan produktivitas dan mutu genetik, namun membutuhkan biaya besar dan harus dilakukan secara bijak dan terarah, karena dapat mengancam kemurniaan ternak asli. Karena itu, upaya seleksi dapat dianggap sebagai pilihan yang baik dan rasional. Perbaikan mutu genetik biasanya bersifat permanen dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. 

Ruang Lingkup Ilmu Pemuliaan Ternak Meliputi : 
  • Peranan Ggenetika, karena genetika merupakan disiplin ilmu yang mendasari perkembangan dan aplikasi pemuliaan ternak. 
  • Sifat kualitatif dan sifat kuantitatif pada ternak untuk menggambarkan sifat-sifat produksi ternak pada populasi tertentu. 
  • Parameter genetik yang penting yaitu: heritabilitas, repitabilitas dan  korelasi genetik beberapa sifat ternak. 
  • Pendugaan nilai pemuliaan ternak
  • Seleksi pada ternak secara umum
Dasar sistem perkawinan pada ternak secara umum, yaitu perkawinan antar ternak yang berkerabat dan tidak berkerabat, Istilah-Istilah Dalam Pemuliaan Ternak :

  • ANALISIS KORELASI : Mempelajari  hubungan  antara dua sifat yang diamati atau  mengukur, 
  • ANALISIS REGRESI : Digunakan  untuk  menganalisa  bentuk  hubungan  antara  dua  peubah
  • FREKUENSI GEN : Proporsi dari semua lokus untuk pasangan gen, atau rangkai alel ganda dalam suatu sifat yang  diduduki oleh satu gen tertentu.
  • FREKUENSI GENOTIPE : Proporsi atau persentase terhadap genotipe-genotip dalam populasi
  • RANDOM MATING : Perkawinan  antara  individu  hewan  ternak/  secara  random  (acak)  dalam populasi
  • RANDOM DRIFT : Kesalahan pengambilan sampel dalam populasi yang kecil, disebabkan karena peristiwa cuplikan sampel secara kebetulan (acak)
  • POPULASI : Keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian
  • UKURAN POPULASI : Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi
  1. POPULASI CONTOH : Himpunan  bagian  dari  populasi,  atau merupakan  bagian  yang  diambil  dari suatu populasi
  2. PENGUJIAN HIPOTESIS : Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh (observasi) sesuaidengan nilai
  3. RUMUS BINOMIUM : Rumus untuk mencari frekuensi gennya dari keseimbangan genotipe
  4. MIGRASI Perpindahan atau masuknya bahan genetik baru kedalam populasi awal, atau dari satu populasi ke populasi lain
  5. SELEKSI : Suatu  tindakan  untuk  memilih  ternak  yang  dianggap  mempunyai  mutu genetik yang baik untuk dikembangbiakkan  lebih lanjut serta memilih ternak yang  dianggap  kurang  baik  untuk  disingkirkan  dan  tidak  dikembangbiakkan lebih lanjut
  6. SELEKSI ALAM : Seleksi yang terjadi melalui suatu proses “survival of the fittest”
  7. SELEKSI BUATAN : Seleksi  yang  dilakukan  manusia  dan  diarahkan  sedemikian  rupa  sehingga hasilnya sesuai dengan kepentingan manusia
  8. SELEKSI INDIVIDU : Seleksi yang dilakukan berdasarkan pada fenotipe dari individu-individu
  9. FENOTIPE : Suatu sifat tunggal atau kombinasi sifat atau indeks dari beberapa sifat
  10. SELEKSI SILSILAH : Merupakan  salah  satu  cara  seleksi  dengan  menggunakan  informasi  atau performans  keluarganya  untuk  pengambilan  keputusan  dalam  melakukan seleksi
  11. SELEKSI FAMILI : Seleksi  dengan  menggunakan  performans  dari  saudar  yaitu saudara sebapak/seinduk atau saudara kandung 
  12. SELEKSI ANTAR KELUARGA : Seleksi  yang  didasrkan  rerata  performans  dari  setiap  keluarga  seluruh  atau sebagian dari keluarga yang terbaik dan yang dipilih
  13. SELEKSI DI DALAM KELUARGA : Seleksi  yang  dilakukan  atas  dasar  performans  masing-masing  individu di setiap keluarganya
  14. UJI ZURIAT : Salah  satu  cara  untuk menduga  nilai  pemuliaan  dari  seekor  pejantan  atas dasar penampilan anaknya
  15. TANDOM SELECTION : Seleksi yang dilakukan pada satu sifat terlebih dahulu yang dijalankan selama berapa generasi
  16. INDEPENDENT CULLING LEVEL : Seleksi  terhadap  berbagai  sifgat  yang  dilakukan  secara  bersamaan  dalam generasi yang sama
  17. INDEX SELECTION : Pada sistem ini semua ternak dinilai untuk semua kriteria yang diseleksi
  18. OUT CROSSING : Sistem  perkawina  yang  tidak  berkerabat  tetapi  masih  dalam  bangsa  yang sama
  19. CROSS BREEDING : Sistem perkawinan pada ternak yang berbeda bangsa
  20. SPECIES HIBRIDISASI : Persilangan antara dua spesies yang berbeda
  21. GRADING UP : Perkawinan  pejantan  murni  dari suatu  bangsa  dengan  betina  yang  belum dideskripsikan  dengan  keturunan  betina  dari  generasi  ke  generasi  atau perkawinan back cross yang terus menerus.
  22. LINE CROSSING : Pekawinan ternak-ternak dari dua galur inbreed dari bangsa yang sama
  23. PERSILANGAN TUNGGAL : Persilangan antar bangsa induk dengan satu jenis bangsa pejantan
  24. PERSILANGAN BALIK (BACK CROSS) : Hasil  persilangan  dengan  bangsa,  F1nya  disilang  balik  dengan  salah  satu tetuanya untuk memperoleh proporsi darah tertentu
  25. SILANG ROTASI (CRISS CROSSING) : Persilangan  antara  dua  bangsa  atau  lebih  dengan  tekhnik  back-cross terhadap salah satu bangsa secara bergantian
  26. INTENSITAS SELEKSI : Perbedaan  rata-rata  dari  kelompok  terpilih  yang  dinyatakan  dalam simpangan baku
  27. DIFERENSIAL SELEKSI : Jumlah  kelebihan  dari  individu-individu  yang  terpilih  terhadap  ata-rata populasi
  28. KEMAJUAN GENETIK : Respon seleksi per generasi
  29. STANDAR DEVIASI FENOTIPE : Simpangan baku yang merupakan akar dari ragam fenotifik
  30. GEN : Unit  keturunan  pokok.  Digunakan  secara  bergantian  dengan  istilah  factor keturunan
  31. HIBRIDA : Keturunan dari tetua yang genetis murni untuk satu pasang atau lebih faktor-faktor keturunan yang berlainan
  32. GENOTIPE : Susunan genetis dari suatu individu
  33. DOMINAN : Satu anggota dari  satu pasang  faktor  keturunan atau gen-gen  yang efeknya muncul  sebagian  atau  seluruh  dalam  fenotipe  dengan  tidak  memandang anggota  lain  yang menjadi  pasangan  dari  pasangan  atau  rangkaian  factor tersebut
  34. RESESIF : Faktor keturunan yang efeknya  tidak  terlihat apabila bersama-sama dengan anggota dominan dari pasangan atau rangkaian faktor itu
  35. HOMOZIGOTE : Individu  yang  genetis  murni  untuk  anggota  dari  pasangan  atau  rangkaian faktor keturnan tertentu
  36. HETEROZIGOTE : Individu yang membawa anggota yang  tidak sama dari suatu pasangan atau rangkaian faktor keturunan tertentu
  37. SEGREGASI : Pemisahan anggota dari satu pasang faktor pada saat pembetukan sel benih
  38. ALLEL : Anggota dari satu pasang (rangkaian) faktor keturunan
  39. EPISTASIS : Interaksi dimana  yang  satu mengalahkan  atau menutupi pekerjaan  gen  lain yang bukan sealael
  40. MULTIPLE ALELES : Rangkaian  tiga  gen  atau  lebih  yang  dapat  menempati  satu  lokus  tertentu pada kromosom
  41. HUKUM HARDY-WEINBERG : Hukum  yang menyatakan  bahwa  dalam populasi  yang  besar  dimanan  tidak terjadi seleksi, tidak terjadi migrasi dan  tidak  terjadi mutasi dan perkawinan secara  acak.  Frekuensi  gen dan  genotipik  akan  tetap  sama dari  generasi  ke generasi
  42. LOKUS TAK BERANGKAI : Dua  pasang  atau  lebih  faktor-faktor  yang memisah  bebas  dalam  pewarisan berkelakuan menurut hukum pemisahan secara acak
  43. LOKUS BERANGKAI : Apabila  dua  lokus  atau  lebih  pada  pasangan  kromosom  yang  sama,  yaitu berangkai,  pendekatannya  kearah  keseimbangan  diperlambat  sepadan dengan kedekatan gen berangkai itu
  44. MUTASI : Perubahan dalam gen atau bagian kromosom menjadi bentuk baru
  45. MANIPULASI DNA : Cara lebih lanjut untuk mengubah frekuensi gen
  46. KROMOSOM : Pembawa bahan keturunan yang diwariskan dari generasi ke generasi
  47. DNA : Suatu zat kimia kompleks dengan molekul sangat besar yang dapat berbeda-beda strukturnya dalam jumlah yang tidak terbatas
  48. 56. SIFAT KUALITATIF : Suatu sifat dimana individu-individu dapat di klasifikasikan kedalam satu dari dua  kelompok  atau  lebih  dan  pengelompokan  itu  berbeda  jelas  satu  sama lainnya
  49. SIFAT KUANTITATIF : Suatu sifat dimana individu-individu tidak ada pengelompokan yang jelas
  50. INVERSI : Satu bagian dari kromosom menjadi terbalik dan mengubah susunan gen
  51. DUPLIKASI : Satu  bagian  dari  kromosom  putus  dan  kemudian melekat  kembali  kepada anggota  lain  dari  pasangan  kromosom  itu  dengan  akibat  dengan  akibat duplikasi dari bagian itu.

Gambar atau potert kromosom yang telah digunnting dan disusun dari yang besar ke yang kecil

Untuk melihat Skema persilangan ini silahkan klik Tombol Sekema Sekema di bawah ini


Demikian Penjelasan singkat tentang Skema Persilangan ini, semoga bermanfaat
Bersambung Kesema Berikutnya. 

Saung Ternak Mandiri
Hanif Miftahul Huda
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person

Kamis, 23 Juli 2020

BELAJAR TENTANG PERSILANGAN ATAU HEREDITAS PUYUH PETELUR

BELAJAR TENTANG  PERSILANGAN ATAU HEREDITAS PUYUH PETELUR


Setiap skema atau bisa juga di sebut Proses Pemurnian harus selalu berurutan dan tidak terpotong di tengah jalan. Proses Pemurnian yang benar ialah melakukan pemurnian suatu individu harus dengan proses yang berurutan, tidak boleh di bolak balik, dikurangi atau ditambah, kecuali kita ingin memasukkan tambahan karakter lain/sifat individu lain, dengan catatan individu tersebut sudah murni atau mendekati murni. Jalur Pemurnian tersebut adalah :
Crossbreeding
Inbreeding
Line Breeding
Crossbreeding II
Tabel di bawah ini menunjukkan Proses Persilangan dan anakan yang di hasilkan-Nya, cermati dan pahami karena ini adalah pengetahuan dasar ilmu genotipe yang akan jadi pegangan untuk proses selanjutnya.
Sebagai contoh digunakan untuk Burung Puyuh dan hewan lain juga bisa digunakan, yang terpenting kita tahu symbol genotipe yang akan kita silangkan

Keterangan Anakan Yang di hasil dari persilangan di atas adalah :
Jantan Hitam  (ZHZh) 25%
Jantan Coklat  (ZhZh) 25%
Betina Hitam    (ZHW) 25%
Betina Coklat    (ZhW) 25%
Dari Persilangan di atas hasil anakan belum bisa di bedakan jenis kelamin+Nya dari warna bulu, karena dari masing-masing Warna ada jantan dan Betina-Nya

Keterangan Anakan Yang di hasil dari persilangan di atas adalah :
Jantan Hitam  (ZHZh) 25%
Jantan Hitam   (ZhZh) 25%
Betina Coklat    (ZHW) 25%
Betina Coklat     (ZhW) 25%
Hasil dari Persilangan di atas adalah anakan sudah bisa di bedakan jenis kelamin+Nya dari warna bulu, atau kita kenal dengan istilah Auto sexing.
Keterangan Anakan Yang di hasil dari persilangan di atas adalah :
Jantan Hitam  (ZHZh) 25%
Jantan Hitam   (ZhZh) 25%
Betina Hitam    (ZHW) 25%
Betina Coklat    (ZhW) 25%
Hasil dari  Persilangan di atas apabila anakan yang di hasilkan keluar warna bulu coklat maka bisa dipastikan berjenis kelamin Betina, jika di temukan ada yang berjenis kelamin Jantan Coklat maka kemungkinan persilangan yang kita lakukan masih bocor, atau kita kurang teliti dalam menyeleksi induknya. Anakan warna coklat tersebut hanya bisa di gunakan untuk produk FS atau untuk produksi telur konsumsi saja. Tidak boleh atau jangan sekali-kali untuk di jadikan bahan pemurnian. Hasil keseluruhan memang masih campur dengan prosentase Warna Hitam 75% sedangkan warna coklat 25%.
Keterangan Anakan Yang di hasil dari persilangan di atas adalah :
Jantan Hitam  (ZHZh) 25%
Jantan Hitam   (ZhZh) 25%
Betina Hitam    (ZHW) 24%
Betina Coklat    (ZhW) 24%
Betina Coklat    (ZhW)   2%
Dari Persilangan di atas apabila keluar anakan bulu warna Coklat bisa dipastikan berjenis kelamin Betina. Inilah Galur Murni yang bisa merubah Hukum dasar Hereditas. Semakin sedikit anakan berbulu Coklat ini keluar bisa di bilang kualitas kemurniannya semakin baik indukan yang kita punya. Dengan Sekema inilah kita dapat melihat tingkat kemurnian Indukan yang kita miliki, apabila dari Sekema Persilangan ini keluar jantan Coklat maka Indukan Jantan yang kita kawinkan ini belum Murni secara Penuh.

Catatan :
Anak panah ke atas = Symbol Jantan
Anak panah ke bawah = Symbol Betina
ZZ = Jantan mempunyai Kromosom sex ZZ
ZW = Mempunyai Kromosom sex Z dan W
H    = Gen Warna Hitam
h.    = Gen Warna Coklat Resesif/lemah

Demikian untuk pembahasan yang kedua soal Pewarisan Sifat atau Hereditas ini, samoga para pembaca sedikit banyak memahami proses pemurnian atau Pewarisan Sifat mahluk hidup untuk artikel selanjutnya saya akan sajikan berbagai skema Penurunan Burung Puyuh ini. Terima Kasih dan (Bersambung)

Saung Gemak
Hanif Miftahul Huda
DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
Kec. Dempet Kab Demak 59573

Untuk Pemesanan Probiotik
Kontak Kami


Facebook