This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
TIPS PENTING FAKTOR PENYEBAB ASITES PADA BURUNG PUYUH
PRODUK GRIYO TANI INDONESIA
PRODUK GRIYO TANI INDONESIA
Extra 99 Plus
|
Deskripsi Produk
|
|---|---|
| |
Probiotik Extra 99 Plus Merupakan Suplemen atau Vitamin Alami yang terbuat dari bahan alami yang berkualitas tinggi, OHN sangat cocok di aplikasikan pada ternak jenis Petelur maupun Pedaging Komposisi : Bahan Herbal+Madu+Air Dosis : 10ml/Liter Sedia Dalam Kemasan : 1 Liter 5 Liter 10 Liter 30 Liter |
| Harga : Rp. 30.000 | Order Sekarang |
Dekomposer Extra 88
|
Deskripsi Produk
|
|---|---|
| |
Dekomposer Extra 88 Menciptakan kondisi Kandang yang lebih sehat, karena mineralisasi oleh Mikroba, Mengurangi bau kotoran burung puyuh, Mengurangi jumlah populasi lalat, sehingga feces menjadi kering. Cara Aplikasi : 5-10 ml Dekomposer Extra 88 + molases/tetes tebu 5-10ml tambah air 1 liter kocok hingga tercampur rata semprotkan ke alas untuk menampung feces burung puyuh. ulangi perlakuan tiap 3 hari sekali atau saat kandungan amoniak tinggi. Kemasan 1 Liter 5 Liter 10 Liter |
| Harga : Rp. 140.000 | Order Sekarang
|
Desinfektan Jadam Sulfur
|
Deskripsi Produk
|
|---|---|
| |
Jadam Sulfur Jadam Sulfur – adalah Fungisida dan Bakterisida Bio Mineral Sulfur sebagai pencegah dan pengendali OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), lengkap dan sempurna, yang dapat dipergunakan untuk berbagai jenis tanaman hias, tanaman dalam pekarangan, dan tanaman budidaya. juga dapat digunakan sebagai Desinfeksi Kandang Cara Aplikasi : 10 ml Jadam Sulfur + JWA 5-10ml tambah air 1 liter kocok hingga tercampur rata semprotkan ke alas untuk menampung feces burung puyuh. ulangi perlakuan tiap 3 hari sekali atau saat kandungan amoniak tinggi. Kemasan 500 ml |
| Harga : Rp. 25.000 | Order Sekarang
|
Jadam Wetting Agent
|
Deskripsi Produk
|
|---|---|
| |
Jadam Wetting Agent - adalah Surfaktan dan pengemulsi alami yang dapat ditambahkan saat Program Penyemprotan atau Program pemupukan daun mingguan pada tanaman Anda. JWA Ini akan membantu dalam penetrasi keseluruhan, cakupan, dan efektivitas zat yang digunakan dalam Program Penyemprotan atau Program pemupukan daun mingguan Anda. Cara Aplikasi : 10 ml Jadam Sulfur + JWA 5-10ml tambah air 1 liter Kocok hingga tercampur rata semprotkan ke alas untuk menampung feces burung puyuh. ulangi perlakuan tiap 3 hari sekali atau saat kandungan amoniak tinggi. Kemasan 500 ml |
| Harga : Rp. 25.000 | Order Sekarang
|
CAUSES OF PROLAPSE PADA BUDIDAYA BURUNG PUYUH
CARA MUDAH MEMBUAT PROBIOTIK TERNAK
Cara Membuat Probiotik Ternak
Probiotik sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan dan kinerja unggas telah menghasilkan minat yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Kekuatan pendorong untuk kepentingan probiotik adalah untuk menghilangkan penggunaan antibiotik dosis rendah dalam produksi unggas. Penggunaan antibiotik yang ekstensif pada unggas dengan tujuan meningkatkan laju pertumbuhan, meningkatkan efisiensi konversi pakan dan untuk pencegahan infeksi usus telah menyebabkan ketidakseimbangan flora usus yang menguntungkan dan munculnya bakteri resisten. Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang resistensi antibiotik, ada peningkatan minat dalam menemukan alternatif untuk antibiotik untuk produksi unggas. Untuk menghindari bahaya kesehatan dari obat anti mikroba seperti antibiotik untuk manusia dan juga unggas, Probiotik telah digunakan sebagai pengganti potensial untuk antibiotik dan terbukti disimpan dalam sistem produksi unggas. Peningkatan perhatian terhadap suplementasi probiotik ini telah menghasilkan banyak penelitian di masa kini. Namun, masih ada banyak perdebatan dalam literatur ilmiah mengenai efek signifikan probiotik pada respon imun terhadap patogen spesifik dan kinerja pertumbuhan pada unggas. Memperhatikan respons dan kinerja kekebalan eksperimental, ulasan ini memberikan ringkasan penggunaan probiotik untuk pencegahan penyakit menular pada unggas, serta menunjukkan potensi peran probiotik dalam kinerja pertumbuhan dan respons kekebalan unggas, dengan kritis evaluasi hasil yang diperoleh sampai saat ini. Secara kolektif penelitian ini menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa suplementasi probiotik dapat berdampak pada respon imun, kesehatan keseluruhan dan kinerja unggas.Ulasan ini bertujuan menyoroti probiotik sebagai pengganti antibiotik yang dapat meningkatkan kinerja, memodulasi mikroflora usus dan menghasilkan kekebalan yang melindungi ayam dari infeksi mikroba.
Sebaliknya probiotik makanan tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi telur dan massa telur tetapi efek signifikan dicatat pada berat telur Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam produksi telur dan berat telur unggas yang dilengkapi dengan probiotik mengandung Lactobacillus acidophilus Efek positif probiotik pada parameter kualitas kulit telur tidak diamati pada unggas petelur yang diberi Probiotik ditambah dengan dinding sel ragi Kualitas Albumen sering diukur terutama untuk menilai kesegaran telur. Unit Haugh adalah unit yang paling umum digunakan untuk mengukur kualitas telur albumen.
| 1 | Daun Kelor | 2 Kg |
| 2 | Daung Sirih | 2.5 Kg |
| 3 | Daun Pepaya | 2 Kg |
| 4 | Sereh Wangi | 2 Ikat |
| 5 | Daun insulin | 2 Kg |
| 6 | Kayu Manis | 1 Kg |
| 7 | Adas Wangi | ½ Kg |
| 8 | Jinten | ½ Kg |
| 9 | Kunyit | 20 Kg |
| 10 | Jahe Emprit | 5 Kg |
| 11 | Temulawak | 10 Kg |
| 12 | Temuireng | 5 Kg |
| 13 | Bawang Putih | 1 Kg |
| 14 | Lengkuas | 1 Kg |
| 15 | Brotowali | 5 Kg |
| 16 | Sambiloto | 2 Kg |
| Enzim | ||
| 1 | Buah Nanas | 2 Kg |
| 2 | Buah Alpukat | 2 Kg |
| 3 | Buah Pepaya | 2 Kg |
| 4 | Umbi Jalar | 2 Kg |
| 5 | Asam Jawa | 2 Kg |
| 6 | Madu Pait | 1 Liter |
| Akar Akaran | ||
| 1 | Akar Kacang Tanah | 1 Kg |
| 2 | Akar Bambu | 1 Kg |
| 3 | Akar Enceng Gondok | 1 Kg |
| Starter | ||
| 1 | Ragi Tempe | 2 Bungkus |
| 2 | LAB | 2 Liter |
| 3 | FAA | 10 Liter |
| 4 | Air Kelapa | 200 Liter |
| 5 | Air Bersih | 300 Liter |
| 6 | Molase | 3 Liter |
| 7 | EM4 | 2 Liter |
Baca Juga : Cara Membuat LAB
SCHEMA PEMURNIAN DUA BREEDER BERBEDA
Sedangkan kelemahan Skema ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama dan dibutuhkan ketelitian dalam melakukan persilangan di setiap generasi .jika kesalahan di lakukan atau terjadi kesalahan dalam dalam memasangkan maka akan berakibat set back/ mulai dari awal lagi.
Hasil akhir dari Pemurnian ini adalah sama, jadi untuk memperbanyak kita hanya perlu mengawinkan masing-masing dari kedua kelompok tersebut. Skema pada artikel ini juga bisa untuk menyilangkan 4 breeder yang berbeda sekaligus Contoh misalnya : Breeder A diambil jantan nya. Breeder B diambil Betina-Nya. Breeder C Jantan dan Breeder D Betina.
Urutan pemurnian bagian skema untuk menghasilkan Galur Murni haruslah simetris beraturan bila anda mendapatkan jalur yang menyimpang itu patut di pertanyakan hasil akhir-Nya yang di peroleh.
Pemuliaan tidak persis sama dengan penangkaran. Dalam penangkaran, kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk menghasilkan keturunan tanpa disertai dengan usaha memperbaiki populasi. Suatu program pemuliaan pasti mencakup aspek penangkaran, tetapi bukan sebaliknya. Penangkaran dilakukan dengan tujuan menjaga kemurnian suatu galur, ras, atau kultivar, serta dalam menjaga kelestarian populasi hewan dan tumbuhan yang terancam punah di alam liar. Praktisi pemuliaan dan penangkaran masing-masing disebut sebagai pemulia dan penangkar.
Baca Juga : Belajar Terntang Persilangan Hewan Ternak
Pemunculannya disebut performans atau sehari-hari disebut sebagai produksi dan reproduksi ternak, contohnya antara lain produksi susu, telur, daging, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih dan jumlah anak sepelahiran. Kemampuan genetik ternak, dapat juga disebut kemampuan bereproduksi dan berproduksi, tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditaksir.
Kemampuan genetik tersebut secara sederhana dapat digambarkan sebagai lingkaran kecil yang terletak di dalam lingkaran yang lebih besar. Lingkaran yang lebih besar adalah gambaran pemunculan kemampuan genetik di bawah lingkungan seluas daerah antara dua lingkaran tersebut. Apabila lingkaran lingkungan kita perbesar pemunculan kemampuan genetik tidak akan dapat melampaui batas lingkaran besar. Hal ini disebabkan pemunculan kemampuan genetik itu ada batasnya, yang dikontrol oleh banyak faktor. Setiap individu memiliki gambaran lingkaran kecil dan besar yang berbeda. Kalau faktor kontrol tersebut tidak ada maka seekor kelinci akan dapat dibesarkan menjadi seekor sapi. Tidak demikian yang dimaksud dengan kemampuan genetik. Kalau lingkaran lingkarà n kita kecilkan, maka pemunculan kemampuan genetik akan ikut mengecil.
Apa yang dapat dilakukan ada dua hal, yakni mengontrol pewarisan kemampuan genetik melalui seleksi dan sistem perkawinan. Selanjutnya diikuti dengan penyediaan faktor lingkungan yang sesuai sampai tingkat yang sebaik mungkin dan masih menguntungkan secara ekonomis. Apa yang tidak mungkin dilakukan adalah memunculkan kemampuan genetik di luar batas yang dimungkinkan.
Metode Backewell ditiru secara luas dan mulai ditetapkan syarat-syarat trah. Trah yang relatip murni tersebut dibawa ke Amerika, kemudian dibiakkan murni dan disilangkan dengan rumpun lokal. Asosiasi trah mulai dibentuk pada periode 1870 - 1900, mempunyai andil besar dalam pengembangan pemuliaan ternak atau perbaikan genetik ternak. Periode ini ditandai dengan pengembangan buku registrasi untuk menjamin kemurnian trah diikuti dengan semangat kompetitif oleh berbagai asosiasi trah. Terjadilah penyisihan ternak berdasar kemurnian trah sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh asosiasi meskipun belum berdasar pada keunggulan genetik. Namun tetap diakui bahwa sumbangan asosiasi tersebut sangat besar terhadap perkembangan peternakan di Amerika.
Periode setelah 1971 keberhasilan IB mulai dilaporkan oleh Departemen Pertanian Amerika. Dilaporkan bahwa IB telah digunakan pada 8643.089 ekor sapi, 3620 pejantan digunakan untuk menginseminasi rata-rata 3620 ekor sapi betina (7 juta lebih sapi perah dan 1 juta lebih sapi pedaging). Pada tahun 1971 penggunaan semen beku mulai didaftar. Sampai 1987 Program lB telah dilaporkan dapat membantu meningkatkan efektivitas penerapan pemuliaan ternak dengan seleksi dan sistem perkawinan.
Seleksi dapat menyebabkan perubahan keragaman genetik, tergantung dari cara seleksi yang digunakan. Seleksi pada ternak bertujuan mengubah frekuensi gen dari suatu populasi ternak. Seleksi secara langsung mengakibatkan ragam genetik berkurang sampai tercapainya keadaan konstan pada suatu generasi tertentu. Dengan seleksi terarah suatu sifat yang dikehendaki maka mutu genetik dapat ditingkatkan.
Perkawinan silang dapat meningkatkan produktivitas dan mutu genetik, namun membutuhkan biaya besar dan harus dilakukan secara bijak dan terarah, karena dapat mengancam kemurniaan ternak asli. Karena itu, upaya seleksi dapat dianggap sebagai pilihan yang baik dan rasional. Perbaikan mutu genetik biasanya bersifat permanen dan dapat diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
- Peranan Ggenetika, karena genetika merupakan disiplin ilmu yang mendasari perkembangan dan aplikasi pemuliaan ternak.
- Sifat kualitatif dan sifat kuantitatif pada ternak untuk menggambarkan sifat-sifat produksi ternak pada populasi tertentu.
- Parameter genetik yang penting yaitu: heritabilitas, repitabilitas dan korelasi genetik beberapa sifat ternak.
- Pendugaan nilai pemuliaan ternak
- Seleksi pada ternak secara umum
- ANALISIS KORELASI : Mempelajari hubungan antara dua sifat yang diamati atau mengukur,
- ANALISIS REGRESI : Digunakan untuk menganalisa bentuk hubungan antara dua peubah
- FREKUENSI GEN : Proporsi dari semua lokus untuk pasangan gen, atau rangkai alel ganda dalam suatu sifat yang diduduki oleh satu gen tertentu.
- FREKUENSI GENOTIPE : Proporsi atau persentase terhadap genotipe-genotip dalam populasi
- RANDOM MATING : Perkawinan antara individu hewan ternak/ secara random (acak) dalam populasi
- RANDOM DRIFT : Kesalahan pengambilan sampel dalam populasi yang kecil, disebabkan karena peristiwa cuplikan sampel secara kebetulan (acak)
- POPULASI : Keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian
- UKURAN POPULASI : Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi
- POPULASI CONTOH : Himpunan bagian dari populasi, atau merupakan bagian yang diambil dari suatu populasi
- PENGUJIAN HIPOTESIS : Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh (observasi) sesuaidengan nilai
- RUMUS BINOMIUM : Rumus untuk mencari frekuensi gennya dari keseimbangan genotipe
- MIGRASI Perpindahan atau masuknya bahan genetik baru kedalam populasi awal, atau dari satu populasi ke populasi lain
- SELEKSI : Suatu tindakan untuk memilih ternak yang dianggap mempunyai mutu genetik yang baik untuk dikembangbiakkan lebih lanjut serta memilih ternak yang dianggap kurang baik untuk disingkirkan dan tidak dikembangbiakkan lebih lanjut
- SELEKSI ALAM : Seleksi yang terjadi melalui suatu proses “survival of the fittest”
- SELEKSI BUATAN : Seleksi yang dilakukan manusia dan diarahkan sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan kepentingan manusia
- SELEKSI INDIVIDU : Seleksi yang dilakukan berdasarkan pada fenotipe dari individu-individu
- FENOTIPE : Suatu sifat tunggal atau kombinasi sifat atau indeks dari beberapa sifat
- SELEKSI SILSILAH : Merupakan salah satu cara seleksi dengan menggunakan informasi atau performans keluarganya untuk pengambilan keputusan dalam melakukan seleksi
- SELEKSI FAMILI : Seleksi dengan menggunakan performans dari saudar yaitu saudara sebapak/seinduk atau saudara kandung
- SELEKSI ANTAR KELUARGA : Seleksi yang didasrkan rerata performans dari setiap keluarga seluruh atau sebagian dari keluarga yang terbaik dan yang dipilih
- SELEKSI DI DALAM KELUARGA : Seleksi yang dilakukan atas dasar performans masing-masing individu di setiap keluarganya
- UJI ZURIAT : Salah satu cara untuk menduga nilai pemuliaan dari seekor pejantan atas dasar penampilan anaknya
- TANDOM SELECTION : Seleksi yang dilakukan pada satu sifat terlebih dahulu yang dijalankan selama berapa generasi
- INDEPENDENT CULLING LEVEL : Seleksi terhadap berbagai sifgat yang dilakukan secara bersamaan dalam generasi yang sama
- INDEX SELECTION : Pada sistem ini semua ternak dinilai untuk semua kriteria yang diseleksi
- OUT CROSSING : Sistem perkawina yang tidak berkerabat tetapi masih dalam bangsa yang sama
- CROSS BREEDING : Sistem perkawinan pada ternak yang berbeda bangsa
- SPECIES HIBRIDISASI : Persilangan antara dua spesies yang berbeda
- GRADING UP : Perkawinan pejantan murni dari suatu bangsa dengan betina yang belum dideskripsikan dengan keturunan betina dari generasi ke generasi atau perkawinan back cross yang terus menerus.
- LINE CROSSING : Pekawinan ternak-ternak dari dua galur inbreed dari bangsa yang sama
- PERSILANGAN TUNGGAL : Persilangan antar bangsa induk dengan satu jenis bangsa pejantan
- PERSILANGAN BALIK (BACK CROSS) : Hasil persilangan dengan bangsa, F1nya disilang balik dengan salah satu tetuanya untuk memperoleh proporsi darah tertentu
- SILANG ROTASI (CRISS CROSSING) : Persilangan antara dua bangsa atau lebih dengan tekhnik back-cross terhadap salah satu bangsa secara bergantian
- INTENSITAS SELEKSI : Perbedaan rata-rata dari kelompok terpilih yang dinyatakan dalam simpangan baku
- DIFERENSIAL SELEKSI : Jumlah kelebihan dari individu-individu yang terpilih terhadap ata-rata populasi
- KEMAJUAN GENETIK : Respon seleksi per generasi
- STANDAR DEVIASI FENOTIPE : Simpangan baku yang merupakan akar dari ragam fenotifik
- GEN : Unit keturunan pokok. Digunakan secara bergantian dengan istilah factor keturunan
- HIBRIDA : Keturunan dari tetua yang genetis murni untuk satu pasang atau lebih faktor-faktor keturunan yang berlainan
- GENOTIPE : Susunan genetis dari suatu individu
- DOMINAN : Satu anggota dari satu pasang faktor keturunan atau gen-gen yang efeknya muncul sebagian atau seluruh dalam fenotipe dengan tidak memandang anggota lain yang menjadi pasangan dari pasangan atau rangkaian factor tersebut
- RESESIF : Faktor keturunan yang efeknya tidak terlihat apabila bersama-sama dengan anggota dominan dari pasangan atau rangkaian faktor itu
- HOMOZIGOTE : Individu yang genetis murni untuk anggota dari pasangan atau rangkaian faktor keturnan tertentu
- HETEROZIGOTE : Individu yang membawa anggota yang tidak sama dari suatu pasangan atau rangkaian faktor keturunan tertentu
- SEGREGASI : Pemisahan anggota dari satu pasang faktor pada saat pembetukan sel benih
- ALLEL : Anggota dari satu pasang (rangkaian) faktor keturunan
- EPISTASIS : Interaksi dimana yang satu mengalahkan atau menutupi pekerjaan gen lain yang bukan sealael
- MULTIPLE ALELES : Rangkaian tiga gen atau lebih yang dapat menempati satu lokus tertentu pada kromosom
- HUKUM HARDY-WEINBERG : Hukum yang menyatakan bahwa dalam populasi yang besar dimanan tidak terjadi seleksi, tidak terjadi migrasi dan tidak terjadi mutasi dan perkawinan secara acak. Frekuensi gen dan genotipik akan tetap sama dari generasi ke generasi
- LOKUS TAK BERANGKAI : Dua pasang atau lebih faktor-faktor yang memisah bebas dalam pewarisan berkelakuan menurut hukum pemisahan secara acak
- LOKUS BERANGKAI : Apabila dua lokus atau lebih pada pasangan kromosom yang sama, yaitu berangkai, pendekatannya kearah keseimbangan diperlambat sepadan dengan kedekatan gen berangkai itu
- MUTASI : Perubahan dalam gen atau bagian kromosom menjadi bentuk baru
- MANIPULASI DNA : Cara lebih lanjut untuk mengubah frekuensi gen
- KROMOSOM : Pembawa bahan keturunan yang diwariskan dari generasi ke generasi
- DNA : Suatu zat kimia kompleks dengan molekul sangat besar yang dapat berbeda-beda strukturnya dalam jumlah yang tidak terbatas
- 56. SIFAT KUALITATIF : Suatu sifat dimana individu-individu dapat di klasifikasikan kedalam satu dari dua kelompok atau lebih dan pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lainnya
- SIFAT KUANTITATIF : Suatu sifat dimana individu-individu tidak ada pengelompokan yang jelas
- INVERSI : Satu bagian dari kromosom menjadi terbalik dan mengubah susunan gen
- DUPLIKASI : Satu bagian dari kromosom putus dan kemudian melekat kembali kepada anggota lain dari pasangan kromosom itu dengan akibat dengan akibat duplikasi dari bagian itu.
-
Penerapan Teknologi Modern dan Probiotik pada Peternakan Unggas di Indonesia untuk Meningkatkan Produktivitas Di Indonesia, industri petern...
-
Infeksi Bronkitis Saung Ternak Mandiri - Jujur saja, saya nggak pernah menyangka kalau beternak burung puyuh itu bisa jadi serumit ini. Keti...
-
Panduan Lengkap : Cara Mudah Membuat Pakan Fermentasi Ruminansia Pengenalan Pakan Fermentasi Ruminansia Di dunia peternakan, pakan fermentas...
-
5 Cara Budidaya Burung Puyuh Petelur Dengan Hasil Memuaskan Selamat datang di artikel kami tentang 5 cara ternak burung puyuh petelur agar ...
-
Cara Alami Mengatasi Penyakit pada Burung Puyuh Petelur Burung puyuh petelur adalah hewan yang bernilai tinggi dalam industri peternakan. Na...
-
Kenapa Daging Wagyu Sangat Mahal? Proses Ternak & Rahasia Kualitasnya Halo! Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, harga daging sapi masi...
-
Jadam Sulfur - Efektif Sebagai Desinfektan Untuk Kandang Burung Puyuh Dan Unggas Lainnya Jadam sulfur efektif desinfektan kandang ternak Jad...
-
Manajemen Kesehatan dan Nutrisi Unggas di Era Peternakan Digital (Pengalaman, Tips Praktis, dan Panduan Lengkap Buat Kamu yang Mau Naik L...
-
Penerapan Smart Farming dalam Peternakan Unggas Berkelanjutan Aku masih inget banget momen pertama kali aku nyemplung beneran ke dunia peter...
-
Manajemen Kesehatan dan Nutrisi Unggas di Era Peternakan Digital Saya masih ingat banget dulu pertama kali nyemplung ke dunia peternakan ung...
Pages
Labels
- Antibiotik Alami
- Bahan Herbal
- Bahan Pakan Ternak
- Bio-Scurity
- BSF
- Budidaya Ayam KUB
- budidaya Bebek
- Budidaya Belut
- Budidaya Burung Puyuh
- Budidaya Gemak's
- Budidaya Ikan
- Budidaya Magot
- Budidaya Puyuh Petelur
- Burung Puyuh
- Cara beternak Ayam Pedaging
- Closed House
- Crossbreed
- DOC Ayam Broiler
- DOD Bebek
- DOQ Puyuh
- Evolusi
- FAQ-Questions
- Fenotipe
- Formulasi Pakan
- Frequently Asked Questions
- Genotipe
- Healty
- Hereditas
- Inbreed
- Infeksius
- Kandang Broiler
- Kebutuhan Nutrisi
- Kitosan
- Kolam Lumpur
- Kolam Terpal
- Kulit Kepala Udang
- Linebreed
- Nutrisi Pakan
- Pakan Belut
- Pakan Puyuh
- Pemuliaan Ternak
- Penyakit Berak Kapur
- Penyakit Lumpuh
- Perikanan Air Tawar
- peternak pemula
- Peternakan
- Probiotik Bahan Herbal
- Probiotik Ternak
- Produk Peternakan
- Pupuk Organik
- sapi wagyu
- Seleksi Alam
- Serba Serbi
- Sertifikasi Organik
- Set Back
- SmaSemart Farmingrt
- Telur Burung Puyuh
- Ternak Kambing
- Ternak Ruminansia
- Vaksinasi
BTemplates.com
-
Labels
- Antibiotik Alami
- Bahan Herbal
- Bahan Pakan Ternak
- Bio-Scurity
- BSF
- Budidaya Ayam KUB
- budidaya Bebek
- Budidaya Belut
- Budidaya Burung Puyuh
- Budidaya Gemak's
- Budidaya Ikan
- Budidaya Magot
- Budidaya Puyuh Petelur
- Burung Puyuh
- Cara beternak Ayam Pedaging
- Closed House
- Crossbreed
- DOC Ayam Broiler
- DOD Bebek
- DOQ Puyuh
- Evolusi
- FAQ-Questions
- Fenotipe
- Formulasi Pakan
- Frequently Asked Questions
- Genotipe
- Healty
- Hereditas
- Inbreed
- Infeksius
- Kandang Broiler
- Kebutuhan Nutrisi
- Kitosan
- Kolam Lumpur
- Kolam Terpal
- Kulit Kepala Udang
- Linebreed
- Nutrisi Pakan
- Pakan Belut
- Pakan Puyuh
- Pemuliaan Ternak
- Penyakit Berak Kapur
- Penyakit Lumpuh
- Perikanan Air Tawar
- peternak pemula
- Peternakan
- Probiotik Bahan Herbal
- Probiotik Ternak
- Produk Peternakan
- Pupuk Organik
- sapi wagyu
- Seleksi Alam
- Serba Serbi
- Sertifikasi Organik
- Set Back
- SmaSemart Farmingrt
- Telur Burung Puyuh
- Ternak Kambing
- Ternak Ruminansia
- Vaksinasi
-
Blogroll
-
About











