This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

CARA JITU MEMINIMALISIR BAU AMONIAK DI KANDANG BURUNG PUYUH

CARA JITU MEMINIMALISIR BAU AMONIAK DI KANDANG BURUNG PUYUH


Assalamualaikum...
Alhamdulillah kita tetap di berikan kesehatan dan keberkahan dari Allah SWT. Pada kesempatan ini saya akan berbagi trik and tips untuk meminimalisir dampak amoniak di dalam kandang.

Ketika memutuskan untuk Beternak Burung Puyuh, hal utama yang perlu dipertimbangkan adalah mengenai bau amoniak dan kondisi kandang yang kotor. Ini merupakan permasalahan utama yang sering dihadapi oleh semua peternak burung puyuh. Tak heran jika banyak peternak yang membuat kandang jauh dari pemukiman warga.
Dalam budidaya burung puyuh ini produksinya Amoniak tak bisa dihindarkan dari dalam kandang kita. Munculnya amonia merupakan hasil dari sisa proses pencernaan protein yang tidak sempurna. Sisa protein yang banyak tersebut akan menyebabkan banyak unsur Nitrogen (N) di dalam kotoran burung puyuh. Selanjutnya, sisa Nitrogen (N) tersebut oleh bakteri pengurai akan diubah menjadi amonia (NH3) atau amonium (NH4+).
Burung Puyuh memiliki sistem pencernaan yang unik. Salah satunya adalah sisa pencernaan yang dikeluarkan melalui kloaka (anus) berupa ekskreta, yaitu campuran antara pakan tak tercerna dengan asam urat sebagai hasil akhir metabolisme tubuh burung puyuh dan jenis unggas lainnya (semacam urin pada mamalia). Pakan tak tercerna dan asam urat ini merupakan penyumbang kandungan Nitrogen (N) dalam ekskreta. Nitrogen (N) dari ekskresi ginjal sebanyak 80% dan dari sistem pencernaan 20%. Nitrogen (N) urin ditemukan dalam bentuk asam urat, amonia, urea dan kreatinin. Terkait hal tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi amonia di dalam kandang. Yaitu, lanjut Kualitas Protein Pakan, Desain Kandang, Manajemen Pemberian Pakan, Penanganan Kotoran, Temperatur Lingkungan, Kecepatan Angin. Selain itu, daerah dengan kelembaban yang tinggi juga menyebabkan produksi amonia yang berasal dari dekomposisi asam urat lebih cepat, karena aktivitas bakteri pengurai di tempat itu lebih cepat juga.
Tempat yang sangat berpeluang mengandung konsentrasi amoniak yang tinggi adalah tempat yang memiliki ventilasi yang kurang lancar dan kelembaban tinggi konsentrasi amoniak dalam kandang terkait erat dengan banyaknya konsentrasi Nitrogen dalam kotoran. Akibatnya penyakit-penyakit pernafasan, seperti SNOT, CRD kompleks dan sejenisnya akan lebih mudah menyerang dan sulit disembuhkan pada keadaan amonia di kandang masih tinggi, celakanya lagi, penyakit-penyakit pernafasan yang menyerang tersebut, terkadang masih pada tahap subklinis (gejala yang tak tampak). Karena, kotoran ternak burung puyuh ini masih banyak mengandung unsur protein yang dapat menimbulkan bau amoniak yang cukup tinggi, sehingga akan sangat sulit untuk menghilangkan baunya. Terus bagaimana solusi untuk menghilangkan atau minimal mengurangi bau tidak sedap tersebut. Setelah beberapa periode menjadi masalah yang serius, barulah 4 tahun terakhir ini Kandang Burung Puyuh saya bau yang di timbulkan jauh menurun.
Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh peternak burung puyuh terutama yang mempunyai masalah Amoniak, untuk mengurangi munculnya bau tidak sedap dan juga meningkatkan kondisi Kandang yang lebih sehat.

Menjaga Kandang Tetap Kering
Demi mengurangi munculnya amoniak ini, tiga solusi yang harus kita lakukan Yaitu :
  • Manajemen Perkandangan
  • Kebersihan Kandang
  • Manipulasi Nutrisi. 
Untuk manajemen perkandangan antara lain yang bisa kita lakukan dengan mengatur ventilasi udara dalam kandang dengan baik. Ventilasi kandang yang baik ini akan meminimalisir kandungan Amoniak pada kohe Burung Puyuh. Tetapi tidak banyak berpengaruh terhadap bau yang muncul dan menyebar di sekitar perumahan, Pasalnya, bau yang tidak sedap tersebut akan dibawa keluar dan bisa menyebar sesuai dengan arah angin.
Oleh sebab itu, cara yang paling rasional untuk mengurangi amoniak ini adalah dengan memperketat manajemen kebersihan Kandang. Penyemprotan alas kohe dengan Dekomposer Extra 88 Artinya harus secara rutin membersihkan kandang dan aplikasi Dekomposer. membuang atau menampung kotoran ke tempat yang jauh dari pemukiman.

Menjaga Kandang Tetap Kering
Bau yang tercium dari kandang umumnya disebabkan oleh kotoran yang menyatu dengan kondisi basah, baik yang disebabkan oleh kotoran itu sendiri maupun adanya tumpahan minuman. Kondisi basah ini seringkali memicu penyakit yang merugikan dan membuat Burung Puyuh bisa sakit bahkan mati. Salah satu langkah yang bisa kita ambil adalah dengan menaburkan sekam padi di alas kotoran dan Menyemprotkan Dekomposer EXTRA 88. Karena kotoran yang kering lebih minim baunya dibandingkan dengan yang basah atau encer. Cara menghindari kotoran yang cair adalah memberikan pakan dengan kualitas yang baik dan nilai TDN yang optimal. Selain itu keseimbangan kadar air maupun mineral di dalam tubuh Burung Puyuh juga harus terjaga.

Penyemprotan Kandang
Untuk mengurangi bau yang ditimbulkan dari kotoran burung puyuh, umumnya peternak akan melakukan pengerukan kotoran terlebih dahulu dengan jangka waktu 3 hari sekali. Selanjutnya, alas Kobe di semprot dengan Dekomposer Extra 88 dan pemberian Probiotik OHN 99 PLUS.

Penambahan Probiotik OHN 99 Plus
Mengurangi bau amoniak pada kohe Burung Puyuh juga bisa dengan pemberian Probiotik Extra 99 Plus. Burung Puyuh dengan saluran pencernaan yang terganggu akan mengeluarkan kotoran yang berbau karena nutrisi tidak tercerna dengan sempurna. Selain mengatasi gangguan pencernaan, Probiotik Extra 99 Plus ini juga bisa digunakan untuk memaksimalkan nutrisi pakan yang terserap ke dalam tubuh sehingga kadar protein pada pakan tidak akan keluar bersama dengan feses burung puyuh. Kohe yang masih mengandung protein akan membuatnya berbau, oleh sebab itulah Probiotik Extra 99 Plus ini amat diperlukan.
Setelah menerapkan beberapa cara di atas, diharapkan peternak tidak perlu lagi ketakutan akan adanya masalah bau kotoran yang menyengat. Namun, selain menerapkan cara di atas, melakukan pengawasan yang rutin tetaplah diperlukan supaya kandang tetap dalam kondisi yang ideal.

Dengan mengikuti panduan yang telah kami jelaskan secara detail diatas, saya berharap semoga amoniak tak lagi jadi masalah bagi para sahabat semua. Namun jika para Sahabat Tani Ternak masih bingung dalam mengaplikasikanya silahkan berkonsultasi secara langsung dengan tim Research NATURAL FARMING Indonesia Dengan meninggalkan komentar atau bisa langsung menghubungi kami di Livechat ataupun Whatssapp kami secara gratis.
Demikian Penjelasan singkat tentang cara meminimalisir bau amoniak di kandang burung puyuh petelur, ini semoga bermanfaat...
Wassalam...

Saung Ternak Mandiri
Hanief Miftahul Huda
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person

TIPS PENTING FAKTOR PENYEBAB ASITES PADA BURUNG PUYUH

TIPS PENTING FAKTOR PENYEBAB ASITES
PADA BURUNG PUYUH PETELUR

Asites pada burung puyuh merupakan timbunan cairan limfe dalam ruang peritoneum (rongga dalam perut) yang menimbulkan abdomen (perut) burung puyuh membesar. Asites menjadi kompleks akibat berbagai macam faktor, sebenarnya Asites bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul akibat faktor pendukungnya. Faktor-faktor tersebut meliputi genetik, lingkungan, nutrisi dan manajemen. Asites sendiri memiliki sebutan lain, seperti Pulmonary Arterial Hypertension (PAH) Syndrome atau Pulmonary Hypertension Syndrome (PHS).
Secara Genetik, para ahli menyebutkan bahwa peternakan burung puyuh terutama pejantan, telah diseleksi secara ketat untuk dapat tumbuh cepat dengan nilai Feed Conversion Ratio (FCR) rendah yang justru mendukung timbulnya Asites. Berbeda dengan burung puyuh yang masih memiliki FCR tinggi dan daya tumbuh lambat, potensi mengalami asites lebih rendah. Pertumbuhan yang cepat membutuhkan metabolisme yang tinggi dan itu menuntut kebutuhan oksigen yang tinggi pula. Jika kebutuhan oksigen tidak tercapai dalam darah akan memacu terbentuknya asites. Kemampuan penerimaan oksigen oleh tubuh dipengaruhi oleh kemampuan jantung dalam memompa aliran darah ke pulmo. Parameter genetik yang dapat dilihat yaitu ukuran jantung (berat ventrikel kanan terhadap berat keseluruhan ventrikel) dengan kapasitas pulmo dalam pertukaran oksigen dengan karbondioksida. Tidak seperti pada mamalia, pulmo pada broiler membatasi kapasitas vaskulernya, sehingga rentan terjadi pulmonary hypertension. Jika jantung mengalirkan lebih banyak darah, vaskuler dalam pulmo akan membesar, namun kemampuan pertukaran O2 dengan CO2 menjadi lebih rendah menyebabkan darah yang keluar dari pulmo mengandung sedikit O2 (hypoxemia) dan banyak CO2 (hypercapnia), sehingga memacu terjadinya pulmonary hypertension.
Penimbunan cairan sering ditemui dalam rongga ventral hepato-peritoneal, kantung perikardium, dan rongga dalam peritonium intestinal. Metabolisme broiler yang lebih cepat menyebabkan kerja jantung lebih berat, sehingga menimbulkan hipertrofi (ukuran sel membesar) ventrikel kanan, dilatasi (pelebaran ruang ventrikel) dan kegagalan ventrikel kanan (right ventricular failure/RVF). RVF dapat meningkatkan tekanan vena di jalur keluar duktus thorakalis yang dapat mengganggu drainase limfe menuju vena cava.

Dibandingkan dengan mamalia, unggas memiliki konsentrasi protein plasma yang rendah. Pada DOC jumlah protein plasma dan albumin plasma lebih rendah daripada ayam dewasa, namun berbeda dengan kasus asites. Protein plasma menurun akibat dari RVF yang mengakibatkan perubahan pada oncotic pressure (mirip dengan osmotik tetapi memiliki efek koloidal). Oncotic pressure adalah sebuah tekanan osmotik oleh protein, terutama albumin. Dalam plasma darah, oncotic pressure akan menarik keluar air dari sirkulasi. Akibat dari kenaikan tekanan intravaskular tersebut akan tampak lebih jelas pada hati karena sistem sinusoidnya mempermudah protein dalam darah untuk berpenetrasi keluar sirkulasi. Letak hati yang berada di rongga perut menimbulkan oedema (kebengkakan akibat timbunan cairan) hati yang memudahkan terbentuknya asites.

Faktor nutrisi juga berperan dalam pembentukan asites. Pertumbuhan broiler yang cepat berkaitan erat dengan nutrisi yang diterimanya dan cara pemberiannya. Disebutkan kembali oleh Julian (1993), kejadian asites dapat dikurangi jika menurunkan pertumbuhan broiler. Pemberian jumlah pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan ayam akan mempercepat metabolismenya, sehingga perlu dibatasi. Pembatasan jumlah pakan akan menurunkan pertumbuhan ayam, sehingga kejadian asites menurun, namun di sisi lain juga akan berefek pada penurunan nutrisi, pigmentasi dan massa otot. Menurunkan konsentrasi nutrisi juga menurunkan pertumbuhan ayam. Tetapi jika nutrisi dalam pakan imbang dengan energi yang dibutuhkan ayam, maka efek dari kekurangan nutrisi pada pertumbuhan ayam tidak akan terjadi. Bentuk pakan yang diberikan dalam bentuk pelet cenderung lebih berpotensi menimbulkan asites karena mudah dimakan dan dicerna serta mengandung protein tinggi. Protein yang dipecah oleh tubuh membutuhkan oksigen dalam jumlah besar, sehingga jumlah protein yang tinggi dalam tubuh harus dipecah oleh oksigen untuk dijadikan energi dan mengeluarkan hasil metabolismenya. Jika oksigen banyak digunakan untuk metabolisme protein, maka sel-sel di organ lain akan mengalami hipoksia yang dapat memicu timbulnya asites.
Kondisi pulmo dapat menurun akibat infeksi E. coli maupun Aspergillus sp. karena adanya kerusakan di berbagai jaringan pulmo. Kapasitas pulmo yang terbatas akan semakin menurunkan jumlah oksigen yang dapat terdistribusi akibat infeksi tersebut diikuti dengan gagal jantung karena terjadi hipertropi dan dilatasi ventrikel. Gagal jantung tersebut menimbulkan gangguan drainase limfe sehingga cairan dari pembuluh darah sulit kembali melalui pembuluh limfe dan terbentuklah akumulasi cairan dalam peritoneum/asites. Agen infeksi lain dapat berupa mikotoksin, Clostridium perfringens maupun tumor yang menyerang hati.

Gejala klinis dari asites dapat berupa depresi, kurang lincah/lamban, malas bergerak, sulit bernafas, perut menggembung, gelisah, bulu kasar, sianosis (warna kebiruan) pada kulit daerah kepala, jengger mengerut, kulit abdomen tampak kemerahan hingga kecoklatan dan dapat terjadi kematian mendadak. Akumulasi cairan dalam abdomen dapat berwarna jernih/transparan, kekuningan/kecoklatan, maupun bercampur dengan fibrin. Pada kejadian infeksius, cairan asites dapat berwarna keruh abu-abu hingga kehijau-hijauan dan berbau busuk. Sedangkan pada kasus non-infeksius, cairan berwarna jernih dan tidak berbau.
Gambaran patologi anatomi kasus asites tampak pada hati yang membengkak, tertutup oleh fibrin keabu-abuan, dapat terlihat irregular (tidak beraturan) karena mengerut, terdapat noduler dan mengeras. Perubahan yang terjadi pada jantung berupa hidroperikardium, terkadang perikarditis, dapat pula pericardium yang melekat pada jantung.

Asites yang terjadi pada DOC atau pada minggu pertama merupakan akibat dari kesalahan manajemen hatchery. Bahadoran et.al. (2010) menyebutkan bahwa telur menetas lebih cepat pada kondisi karbondioksida lebih tinggi dari normal di dalam hatchery. Selain itu, letak hatchery pada dataran tinggi juga membuat telur cepat menetas dan memiliki tingkat kejadian asites lebih rendah daripada letak hatchery di dataran rendah. Pertukaran O2 dan CO2 memiliki peran penting dalam pembentukan embrio selama inkubasi. Dalam keadaan hipoksia, konsentrasi kortikosteroid juga meningkat. Kortikosteroid berfungsi dalam merubah bentuk allantoic ke respirasi pulmonary dan berperan dalam lamanya proses inkubasi. Kortikosteroid diperlukan untuk perubahan T4 ke T3 selama prenatal. T3 yang hadir lebih awal akan membuat penetasan lebih awal. Hipoksia dapat terjadi pada telur akibat dari perubahan tekanan oksigen dan karbondioksida dalam telur dengan ruangan inkubasi, terutama selama akhir masa inkubasi. Efek dari CO2 yang meningkat akan menurunkan pH albumen sehingga memecah membran chalaziferous yang mengakibatkan lama inkubasi menurun. Dalam hal ini, kondisi hipoksia yang terjadi selama masa embrionik mampu mengontrol tegangan permukaan cairan di pulmonary dan meningkatkan pertukaran gas sehingga menurunkan kerentanan terhadap pulmonary hypertension dan asites.

Jika asites muncul pada umur minggu kedua dapat diakibatkan oleh kegagalan manajemen brooding karena ayam kedinginan dan kekurangan oksigen. Bila hal tersebut terjadi, maka segera lakukan pemeriksaan terhadap brooder (alat pemanas), kualitas sekam, aliran udara dan kepadatan. Perhatikan pula keadaan cuaca dan  masa brooding turut menjadi faktor yang ikut berperan untuk kesiapan tubuh ayam dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Sebisa mungkin hindari adanya kontaminasi dari Aspergillus sp. dan infeksi akibat bakterial sedini mungkin agar kerugian peternak tidak terlalu besar. Hal utama dari penanggulangan asites yaitu pengendalian dan pencegahan, sedangkan untuk pengobatan tidak ada yang spesifik. Antibiotik dapat diberikan untuk mencegah adanya infeksi sekunder oleh bakteri. 

Demikian Penjelasan singkat tentang Asites Yang sering terjadi pada budidaya burung puyuh petelur,  ini semoga bermanfaat

Saung Ternak Indonesia
Hanief Miftahul Huda
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person


Sumber Referensi : 
https://temanc.rakarsa.com/berita/faktor-penyebab-asites-pada-ayam
Bahadoran, S., Hassanzadeh, M., dan Zamanimoghaddam, A. 2010. Effect of hronic hypoxia during the early stage of incubation on prenatal and postnatal parameters related to ascites syndrome in broiler chickens. Iranian Journal of Veterinary Research, Shiraz University, Vol. 11, No. 1, Ser. No. 30.
Julian, Richard D. 1990. The Influence of Genetics on Right Heart Failure and Ascites in Poultry caused by The Pulmonary Hypertension Syndrome. Presented at The National Breeders Roundtable. 1993. Ascites in Poultry. Avian Pathology 22, 419-454.
Tarmudji. 2005. Asites pada Ayam Pedaging. WARTAZOA Vol. 15 No. I.
Wideman, R.F., Rhoads, D. D., Erf, G. F. dan Anthony, N. B. 2013. Pulmonary arterial hypertension (ascites syndrome) in broiler: A review. Departemenr of Poultry Science, and Department of Biological Sciences, University of Arkansas.

PRODUK GRIYO TANI INDONESIA

PRODUK GRIYO TANI INDONESIA

Extra 99 Plus
Deskripsi Produk

Probiotik Extra 99 Plus 
Merupakan Suplemen atau Vitamin Alami yang terbuat dari bahan alami yang berkualitas tinggi, OHN sangat cocok di aplikasikan pada ternak jenis Petelur maupun Pedaging 
Komposisi : 
Bahan Herbal+Madu+Air
Dosis : 10ml/Liter 
Sedia Dalam Kemasan : 1 Liter 5 Liter 10 Liter 30 Liter
​Harga : Rp. 30.000 Order Sekarang 

Dekomposer Extra 88
Deskripsi Produk



Dekomposer Extra 88
Menciptakan kondisi Kandang yang lebih sehat, karena mineralisasi oleh Mikroba, Mengurangi bau kotoran burung puyuh, Mengurangi jumlah populasi lalat, sehingga feces menjadi kering.
Cara Aplikasi :
5-10 ml Dekomposer Extra 88 + molases/tetes tebu 5-10ml tambah   air 1 liter
kocok hingga tercampur rata semprotkan ke alas untuk menampung feces burung puyuh.
ulangi perlakuan tiap 3 hari sekali atau saat kandungan amoniak tinggi.
Kemasan 1 Liter 5 Liter 10 Liter
​Harga : Rp. 140.000 Order Sekarang

Desinfektan Jadam Sulfur
Deskripsi Produk





Jadam Sulfur
Jadam Sulfur – adalah Fungisida dan Bakterisida Bio Mineral Sulfur sebagai pencegah dan pengendali OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), lengkap dan sempurna, yang dapat dipergunakan untuk berbagai jenis tanaman hias, tanaman dalam pekarangan, dan tanaman budidaya. juga dapat digunakan sebagai Desinfeksi Kandang
Cara Aplikasi :
10 ml Jadam Sulfur + JWA 5-10ml tambah   air 1 liter
kocok hingga tercampur rata semprotkan ke alas untuk menampung feces burung puyuh.
ulangi perlakuan tiap 3 hari sekali atau saat kandungan amoniak tinggi.
Kemasan 500 ml
​Harga : Rp. 25.000 Order Sekarang

Jadam Wetting Agent
Deskripsi Produk







Jadam Wetting Agent - adalah Surfaktan dan pengemulsi alami yang dapat ditambahkan saat Program Penyemprotan atau Program pemupukan daun mingguan pada tanaman Anda. JWA Ini akan membantu dalam penetrasi keseluruhan, cakupan, dan efektivitas zat yang digunakan dalam Program Penyemprotan atau Program pemupukan daun mingguan Anda.
Cara Aplikasi :
10 ml Jadam Sulfur + JWA 5-10ml tambah   air 1 liter
Kocok hingga tercampur rata semprotkan ke alas untuk menampung feces burung puyuh.
ulangi perlakuan tiap 3 hari sekali atau saat kandungan amoniak tinggi.
Kemasan 500 ml
​Harga : Rp. 25.000 Order Sekarang

CAUSES OF PROLAPSE PADA BUDIDAYA BURUNG PUYUH

CAUSES OF PROLAPSE PADA BUDIDAYA BURUNG PUYUH


Pernahkah anda bagian anus (tempat keluarnya telur/kotoran) melihat ayam petelur keluar setelah ayam bertelur? Berdasarkan pengamatan saya, hampir sebagian peternak ayam petelur bisa dipastikan pernah menjumpainya.  Kejadian semacam itu disebut prolapsus. Apa penyebabnya dan bagaimana menanganinya?

Prolapsus adalah keluarnya saluran telur dari anus/kloaka yang tidak segera tertarik masuk kembali. Hal tersebur terjadi karena tidak lancarnya pengeluaran telur, yang bisa disebabkan oleh adanya peradangan pada saluran telur atau melemahnya otot-otot saluran reproduksi. Ayam yang prolapsus harus secepatnya dipisahkan dari kandang dan ditempatkan tersendiri. Apabila tidak segera dipisahkan, maka ayam lain di sampingnya akan mematuki anusnya yang keluar sehingga menyebabkan pendarahan dan infeksi, yang pada akhirnya mengakibatkan kematian. Disamping itu, apabila terinfeksi bakteri, prolapsus dapat mengakibatkan peradangan selaput rongga perut  atau egg peritonitis.

Kerugian
Ayam yang terkena prolapsus tentu saja akan meyebabkan ayam berhenti berproduksi (baik permanen ataupun sementara). Kondisi ini semakin diperparah jika terjadi infeksi pada organ ayam keluar sehingga bisa mengakibatkan kematian. Ada beberapa kasus dilapangan bahwa kejadian prolapsus yang tidak ditangani secara cepat dapa memicu terjadinya kanibalisme. Dengan demikian, secara ekonomis tentu sangat merugikan.

Gejala Awal

Pengamatan terhadap prolapsus harus rutin dilakukan peternak. Dengan demikian, peternak harus mengetahui gejala awal terjadinya prolapsus. Gejala awal prolapsus biasanya ditandai dengan adanya lumuran darah pada kerabang telur. Kondisi ini mengindikasikan adanya pendarahan pada saluran reproduksi. Kasus ini banyak terjadi pada pullet muda yang dipaksa bertelur terlalu dini, atau stimulasi kematangan seksual terlalu dini sebelum kedewasaan tubuhnya tercapai. Biasanya dengan pemberian vitamin penstimulan telur atau pemberian pakan layer yang terlalu dini.
Kejadian prolapsus bukan disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, strain ayam tertentu, namun lebih merupakan kesalahan management (miss management), terutama pada periode growing dan pre-laying (13-18 minggu). Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya prolapsus pada peternakan ayam petelur, antara lain:

1.    Pemberian stimulasi cahaya (photostimulasi) yang terlalu dini

Cahaya diperlukan ayam petelur untuk menstimulasi kedewasaan kelamin. Penambahan pencahayaan diperlukan untuk membantu mempercepat ayam berproduksi. Namun, penambahan pencahayan hendaknya jangan terlalu dini. Penambahan pencahayaan hendaknya dilakukan saat organ reproduksinya benar-benar siap. Ayam yang mendapatkan penambahan cahaya sebelum organ reproduksinya benar-benar siap, cenderung mudah mengalami prolapsus, karena organ reproduksinya belum sempurna. Umumnya, penambahan cahaya mulai dilakukan saat pullet memasuki umur 18 minggu. Penambahan cahaya dilakukan secara bertahap setiap minggu ½-1 jam tiap minggunya. Ayam memerlukan cahaya sekitar 16 jam tiap harinya.

2.    Ayam yang terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Kondisi ayam yang terlalu gemuk, secara umum perototannya lebih lemah dan cenderung bertelur lebih besar. Lemak yang terlalu banyak disekitar organ reproduksi juga menghambat proses peneluran. Namun, di sisi lain, ayam yang terlalu kurus (berdasarkan standar strain) biasanya mendapatkan perlakuan yang sama dalam satu kandang/flock, termasuk stimulasi cahaya dan perlakuan pakan. Akibatnya kelompok ayam ini cenderung dipaksa bertelur sebelum organ reproduksinya siap.

3.    Kandungan nutrisi pakan yang tidak seimbang.

Nutrisi pakan digunakan antara lain dibutuhkan ayam untuk hidup pokok, produksi dan memelihara kesehatan. Ketidakseimbangan unsur nutrisi tentunya akan mengakibatkan berbagai masalah pada ayam seperti produksi yang tidak optimal, penyakit, maupun gangguan produksi lainya seperti prolapsus.

Salah satu nutrisi yang diperlukan ayam adalah kalsium. Kalsium dalam tubuh, selain berfungsi untuk pembentukan tulang dan kerabang, juga berfungsi dalam perkembangan perototan. Perkembangan perototan yang jelek akan berakibat pada terhambatnya proses penarikan kembali oviduct yang keluar pada saat ayam bertelur. Semakin lama dan panjang saluran oviduct yang keluar, semakin besar kemungkinan dipatuk oleh ayam lain, dan dapat menimbulkan kerusakan yang permanen. Dengan demikian, perlu dievaluasi kandungan calcium pakan yang dapat diserap oleh ayam.

4.    Usia reproduksi.

Prolaps cenderung lebih sering terjadi pada awal produksi, puncak produksi (HD) dan puncak egg mass, karena pada kondisi ini dituntut tingkat metabolism yang tinggi.

5.    Telur double yolk (kuning telur ganda).

Double yolk mengakibatkan telur ayam berukuran terlalu besar. Ukuran telur yang ekstra besar meregangkan dan melemahkan otot kloaka. Lemahnya otot kloaka akan memperlama oviduct untuk berada di luar tubuh.


Pencegahan dan Penanganan

Penanganan kejadian prolapsus dipeternakan dapat dilakukan dengan melakukan perubahan pada management pemeliharaan. Untuk menurunkan kejadian prolapsus perlu dilakukan secara hati-hati, karena berkaitan dengan factor lain yang mungkin kontra produktif. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

Pencegahan:

a.    Pemberian cahaya tambahan (photostimulasi) harus dilakukan pada saat ayam telah mencapai berat badan dan umur yang direkomendasikan oleh masing-masing strain. Pencahayaan untuk masa layer sebaiknya diberikan selama 16 jam, yaitu12 jam dari sinar matahari dan 4 jam dari cahaya lampu dengan intensitas 20-40 lux.
b.     Diperlukan ransum pakan yang seimbang untuk mempertahankan produksi telur dan menjaga berat badan pada tingkat yang direkomendasikan. Berikan ransum dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam, terutama kandungan energi metabolisme dan protein (asam amino) untuk setiap periodenya. Pada periode grower lebih rendah dibanding pada pemeliharaan periode starter dan layer.
c.    Intensitas cahaya di kandang, perlu diperhatikan. Pertimbangkan untuk mengurangi intensitas cahaya dengan mengganti lampu dengan daya yang lebih rendah jika terjadi kejadian prolapsus.
d.    Cegah terjadinya doulbe yolk dengan memberikan pakan sesuai rekomendasi dari tiap-tiap starin. Jika tingkat double yolk cukup tinggi (4% atau lebih) batasi feed intake secara perlahan, 5-10%, dibawah kemampuan makannya.
e.    Segera pisahkan ayam yang kanibal dari kelompoknya karena ayam seperti ini akan sangat agresif mematuk jika terjadi prolapsus.
f.     Pertimbangkan untuk menggunakan lampu warna merah dengan daya yang rendah, agar ayam tidak bisa membedakan warna darah.
g.    Lakukan kontrol bobot badan secara rutin dan ketat mulai pada masa pullet, setidaknya 1 minggu sekali dengan jumlah sampel minimal 100 ekor per kandang. Bobot badan pullet dikatakan sesuai standar jika ± 10% dari standar bobot badan yang dikeluarkan breeder (manual guide). Selain bobot badan, keseragaman bobot badan juga harus diperhatikan. Keseragaman yang baik yaitu lebih dari 80%. Saat bobot badan ayam tidak sesuai standar, maka perlu segera dilakukan treatment (penanganan) sehingga bobot badan bisa sesuai dengan standar kembali.
h.    Jaga kondisi farm agar nyaman untuk pemeliharaan ayam, seperti tersedianya ventilasi udara yang cukup agar sirkulasi udara lancar sehingga kandang tidak terlalu panas/pengap. Selain itu, agar oksigen tersedia dalam jumlah cukup. Hindari juga hal-hal yang menyebabkan ayam stres agar BB ayam tetap konsisten sesuai standar

Penanganan :

a.    Culling atau afkir ayam yang telah mengalami kasus prolapsus tersebut, karena sudah tidak produktif lagiAyam yang telah mengalami prolapsus, segera dipisahkan dari kelompoknya. Berikan antiseptic pada daerah yang terluka, kemudian dengan menggunakan jari tangan, secara perlahan-lahan dorong saluran oviduct yang keluar agar kembali ke posisinya.

b.    Jika umur ayam masih dalam kategori produktif, seleksi ayam-ayam dengan berat badan melebihi standar. Tinjau formulasi ransum atau kurangi jumlah pemberian ransum

Demikian Penjelasan singkat tentang Causes Of Prolaps,  ini semoga bermanfaat

Saung Ternak Mandiri
Hanief Miftahul Huda
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person

CARA MUDAH MEMBUAT PROBIOTIK TERNAK

Cara Membuat Probiotik Ternak

Probiotik sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan dan kinerja unggas telah menghasilkan minat yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Kekuatan pendorong untuk kepentingan probiotik adalah untuk menghilangkan penggunaan antibiotik dosis rendah dalam produksi unggas. Penggunaan antibiotik yang ekstensif pada unggas dengan tujuan meningkatkan laju pertumbuhan, meningkatkan efisiensi konversi pakan dan untuk pencegahan infeksi usus telah menyebabkan ketidakseimbangan flora usus yang menguntungkan dan munculnya bakteri resisten. Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang resistensi antibiotik, ada peningkatan minat dalam menemukan alternatif untuk antibiotik untuk produksi unggas. Untuk menghindari bahaya kesehatan dari obat anti mikroba seperti antibiotik untuk manusia dan juga unggas, Probiotik telah digunakan sebagai pengganti potensial untuk antibiotik dan terbukti disimpan dalam sistem produksi unggas. Peningkatan perhatian terhadap suplementasi probiotik ini telah menghasilkan banyak penelitian di masa kini. Namun, masih ada banyak perdebatan dalam literatur ilmiah mengenai efek signifikan probiotik pada respon imun terhadap patogen spesifik dan kinerja pertumbuhan pada unggas. Memperhatikan respons dan kinerja kekebalan eksperimental, ulasan ini memberikan ringkasan penggunaan probiotik untuk pencegahan penyakit menular pada unggas, serta menunjukkan potensi peran probiotik dalam kinerja pertumbuhan dan respons kekebalan unggas, dengan kritis evaluasi hasil yang diperoleh sampai saat ini. Secara kolektif penelitian ini menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa suplementasi probiotik dapat berdampak pada respon imun, kesehatan keseluruhan dan kinerja unggas.
Selama beberapa dekade terakhir, antibiotik telah banyak digunakan dalam industri perunggasan untuk mendorong pertumbuhan. Selain itu, penggunaan antibiotik secara luas memiliki kemungkinan untuk menghasilkan bakteri resisten antibiotik dalam produk hewani Penggunaan antibiotik sebagai promotor pertumbuhan hewan dalam ransum hewan telah dilarang atau dibatasi penggunaannya di banyak negara Tantangan besar untuk produksi unggas komersial adalah ketersediaan pakan berkualitas baik dengan biaya minimum secara berkelanjutan. Pakan adalah komponen utama dari total biaya produksi dalam industri perunggasan.
Produksi unggas komersial berada di antara sumber protein hewani tertinggi dan peningkatan ukuran industri perunggasan lebih cepat daripada industri hewan penghasil makanan lainnya. Masalah pengendalian infeksi enterik yang disebabkan oleh bakteri patogen tanpa menggunakan antibiotik menjadi tantangan Kematian yang disebabkan oleh infeksi adalah masalah besar dalam industri perunggasan. 
Infeksi tersebut bertanggung jawab untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan kerugian ekonomi. Antibiotik adalah alat utama yang digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi tersebut pada unggas. Selain itu, antibiotik juga ditambahkan pada pakan sebagai penggerak pertumbuhan dan untuk mempercepat pertumbuhan hewan yang sehat. Sayangnya, penggunaan jangka panjang dan ekstensif antibiotik untuk tujuan veteriner akhirnya dapat menghasilkan seleksi untuk kelangsungan hidup spesies bakteri resisten atau strain Mengingat meningkatnya kekhawatiran tentang kehilangan luas pada unggas karena masalah gastro-intestinal dalam usus ayam dan penerapan undang-undang yang ketat untuk menggunakan obat sintetis atau antibiotik berbahaya, menciptakan permintaan sumber daya pengendalian penyakit alternatif untuk meningkatkan kesehatan usus dan untuk mengurangi penggunaan AGP Kegunaan agen antimikroba sebagai tindakan pencegahan telah dipertanyakan, mengingat dokumentasi yang luas tentang evolusi resistensi antimikroba di antara bakteri patogen dan kekhawatiran tentang efek samping penggunaannya sebagai agen terapeutik telah menghasilkan iklim di mana baik konsumen dan produsen berada mencari alternatif Probiotik sedang dipertimbangkan untuk mengisi celah ini dan telah digunakan sebagai pengganti potensial untuk antibiotik pada unggas 

Ulasan ini bertujuan menyoroti probiotik sebagai pengganti antibiotik yang dapat meningkatkan kinerja, memodulasi mikroflora usus dan menghasilkan kekebalan yang melindungi ayam dari infeksi mikroba.

Contoh khas Probiotik: Probiotik adalah bahan makanan / pakan mikroba hidup yang memiliki efek menguntungkan pada kesehatan yang merangsang pertumbuhan mikroorganisme bermanfaat dan mengurangi jumlah patogen, sehingga meningkatkan keseimbangan mikroba usus inang dan menurunkan risiko gastro penyakit usus Probiotik didefinisikan sebagai budaya mikroorganisme hidup yang bila diterapkan pada hewan, secara menguntungkan mempengaruhi inang dengan meningkatkan sifat-sifat mikro-biota asli. Probiotik adalah kultur mikroorganisme hidup mono atau campuran, yang menginduksi efek menguntungkan pada inang dengan meningkatkan sifat mikroflora asli Kultur bakteri yang terbunuh serta metabolit bakteri telah dimasukkan dalam definisi probiotik Pakan unggas yang mengandung mikroba probiotik semakin banyak dipertimbangkan sebagai suplemen pakan dalam diet unggas. Bakteri adalah yang paling umum digunakan sebagai probiotik daripada jamur. Dua genera bakteri sering dilaporkan termasuk bakteri asam laktat dari genus Lactobacllus dan Bifidobacterium Bakteri lain yang telah dilaporkan digunakan, meskipun pada tingkat yang lebih rendah pada probiotik unggas dan hewan termasuk Bacillus , Enterococcus , Streptococcus , Lactococcus , Pediococcus , Saccharomyces cerevisiae dan Toulopsis sphaerica dll. Selain itu, berbagai jamur obat termasuk jamur dan ragi telah digunakan sebagai probiotik potensial pada hewan ternak termasuk unggas
Cara kerja probiotik meliputi; pengecualian kompetitif antagonisme mikroba dan modulasi imun

Efek probiotik pada kinerja pertumbuhan dan efisiensi konsumsi pakan: Dimasukkannya mikroba basa langsung Bacillus dapat meningkatkan berat badan, pertambahan bobot badan, dan konsumsi pakan dalam ayam pedaging bila dibandingkan dengan kelompok kontrol Mikroba umpan langsung berbahan dasar Bacillus amyloliquefaciens (DFM) menunjukkan kenaikan berat badan, konsumsi pakan, dan peningkatan kecernaan bahan kering (DM), protein kasar (CP) dan energi kotor (GE) yang lebih baik daripada kontrol dan bisa menjadi alternatif untuk pemacu pertumbuhan antibiotik dalam diet broiler Penelitian ini lebih lanjut menunjukkan bahwa DFM berbasis Bacillus amyloliquefaciens meningkatkan struktur usus dan menghasilkan permukaan penyerapan yang lebih besar, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan tinggi villus dan tinggi villus untuk crypt rasio kedalaman di segmen usus kecil yang berbeda dibandingkan dengan diet kontrol bebas promotor pertumbuhan antibiotik . Selain itu, Jayaraman et al melaporkan bahwa dimasukkannya Bacillus subtilis dalam diet ayam pedaging menyebabkan tinggi villus yang lebih baik dan tinggi villus ke crypt depth ratio yang terkait dengan penyerapan nutrisi yang lebih baik. Suplementasi makanan dengan probiotik yang mengandung Enterococcus faecium dilaporkan sebagai peningkatan retensi nutrisi dan pengurangan ekskresi nutrisi, yang mengarah pada peningkatan kecernaan nutrisi dan mengurangi emisi ammonia ekskreta pada ayam petelur Ayam broiler yang diberi makan Bacillus subtilis , memiliki kenaikan berat badan yang lebih besar (BWG) daripada yang diberi makan dengan diet kontrol dilaporkan oleh Hosseindoust et al Suplementasi direct-fed microbials (DFM) sebagai probiotik yang mengandung campuran Lactobacillus reuteri , Bacillus subtilis dan Saccharomyces cerevisiae secara signifikan meningkatkan pertambahan berat badan broiler selama 0-21 hari. Asupan pakan berkurang, sedangkan konversi pakan meningkat secara signifikan ketika burung diberi makan DFM pada usia 0-7 hari Probiotik diet secara signifikan meningkatkan asupan pakan dan pertambahan berat pada fase starter hanya dilaporkan oleh Cengiz et al Peningkatan asupan pakan dan konsumsi air dicatat pada ayam petelur yang diberi pakan kultur campuran probiotik cair (LPMC) yang mengandung dua jenis mikroorganisme, Lactobacillus dan spesies Bacillus Zhang dan Kim melaporkan peningkatan berat badan dan FI pada ayam yang diberi probiotik multistrain dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberi diet basal. Peningkatan berat badan yang signifikan pada ayam pedaging yang diberi probiotik Lactobacillus , Bifidobacterium , Coliforms dan Clostridium sp. dilaporkan oleh Song et al Abdel-Raheem et al melaporkan bahwa berat badan secara signifikan lebih tinggi dicatat pada ayam broiler yang menerima probiotik. Mansoub melaporkan peningkatan yang signifikan dalam berat badan ayam pedaging yang diberi makan Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus casei . Suplementasi probiotik ( Saccharomyces cervisiae ) pada ayam pedaging, pada level 1.2 dan 3 2% telah secara signifikan meningkatkan kenaikan berat badan, konsumsi pakan dan efisiensi konversi pakan Dalam beberapa penelitian, mikroba makan langsung berbasis- Bacillus dilaporkan memiliki efek menguntungkan pada pertumbuhan hewan dan unggas dan efisiensi konversi pakan
Sebaliknya probiotik makanan tidak berpengaruh signifikan terhadap berat badan hidup, konsumsi pakan dan rasio konversi pakan Injeksi bakteri probiotik terutama B. subtilis ke dalam cairan ketuban tidak berpengaruh pada kinerja pertumbuhan ayam broiler Jerzsele et al melaporkan tidak ada pengaruh mikroba yang diberi makan langsung sebagai probiotik pada kinerja ayam pedaging. Hasil dari penelitian oleh Babazadeh et al menunjukkan bahwa probiotik tidak memiliki efek positif yang signifikan terhadap asupan pakan, berat badan dan rasio konversi pakan (FCR) pada ayam pedaging. Hassanein dan Soliman melaporkan nilai FI dari kelompok perlakuan berbeda kurang lebih sama dan kurang signifikan dengan kawanan lapisan yang diberi makan dengan Saccharomyces cerevisiae . Ramasamy et al melaporkan bahwa suplementasi kultur probiotik Lactobacillus tidak mempengaruhi asupan pakan, produksi telur atau massa telur ayam selama periode 48 minggu. Konsumsi pakan dan pertambahan berat badan tidak dipengaruhi oleh suplementasi probiotik.

Efek Probiotik pada produksi telur : 
Suplementasi probiotik menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam produksi telur, ketebalan cangkang telur dan kecernaan nutrisi ( bahan kering nitrogen dan energi ) pada unggas petelur. Produksi HEN/hari tertinggi dan berat telur dalam lapisan yang ditambah dengan kultur campuran probiotik yang mengandung dua jenis mikroorganisme, spesies Lactobacillus dan Bacillus dilaporkan bahwa unggas petelur yang diberi probiotik secara signifikan meningkatkan total asam lemak tak jenuh total kuning telur, total omega 6 dan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), termasuk asam linoleat dan alfa-linolenat serta secara signifikan menurunkan kolesterol kuning telur, total asam lemak jenuh s bila dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan kadar asam lemak esensial (EFA) (asam linoleat dan asam alfa-linolenat) dapat ditingkatkan melalui suplementasi dengan probiotik. Dalam penelitian selanjutnya, menentukan kemanjuBacillus subtilis dan inulin, secara individu atau dalam kombinasi. Hasil penelitian menunjukkan efek menguntungkan dari suplementasi diet dengan probiotik (0,10%), inulin (0,10%) atau simbiotik pada kinerja telur, kualitas kulit telur dan retensi kalsium pada ayam tua. Makanan Pediococcus acidilactici sebagai suplemen probiotik tidak secara signifikan mempengaruhi berat badan, asupan pakan dan produksi telur ayam tetapi peningkatan berat telur, ketebalan kulit telur, berat kulit telur, berat relatif kulit telur dan berat jenis telur dan meningkatkan rasio efisiensi pakan per kilogram telur Selain itu, Hassanein dan Soliman menunjukkan bahwa produksi telur yang signifikan lebih tinggi dicatat pada lapisan Hyline ditambah dengan probiotik Saccharomyces cerevisiae . Selain itu, dalam beberapa penelitian, ayam petelur yang diberi makan dengan probiotik menemukan produksi telur yang lebih besar, berat telur dan ketebalan kulit telur yang lebih tinggi daripada ayam yang memberi makan diet tanpa probiotik

Sebaliknya probiotik makanan tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi telur dan massa telur tetapi efek signifikan dicatat pada berat telur Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam produksi telur dan berat telur unggas yang dilengkapi dengan probiotik mengandung Lactobacillus acidophilus Efek positif probiotik pada parameter kualitas kulit telur tidak diamati pada unggas petelur yang diberi Probiotik ditambah dengan dinding sel ragi Kualitas Albumen sering diukur terutama untuk menilai kesegaran telur. Unit Haugh adalah unit yang paling umum digunakan untuk mengukur kualitas telur albumen. 

Pengaruh Probiotik Pada Mikroflora Usus Unggas :
Bahwa probiotik yang mengandung kultur Lactobacillus dapat mengendalikan populasi patogen dan mengubah flora gastrointestinal. Dalam penelitian terbaru menyatakan bahwa injeksi bakteri probiotik khususnya B. subtilis ke dalam cairan ketuban memiliki efek menguntungkan pada ekspresi gen ileal MUC2 dan populasi bakteri selama minggu pertama pasca penetasan pada ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strain probiotik menurunkan populasi Escherichia coli secara signifikan dan meningkatkan populasi bakteri asam laktat selama minggu pertama paska penetasan. Park et al melaporkan bahwa suplementasi probiotik ( Enterococcus faecium DSM 7134) menghasilkan pengurangan jumlah coliform fecal yang signifikan dibandingkan dengan kontrol. Lei et al menemukan bahwa inklusi makanan dari mikroba makan langsung (DFM) menurunkan populasi Escherichia coli dalam sekum pada hari ke 21 dan 42 bersamaan dengan populasi Lactobacillus yang meningkat pada kelompok DFM dibandingkan dengan kelompok kontrol dan antibiotik. Latorre et al melaporkan bahwa ayam yang diberi makan Bacillus -DFM menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah bakteri Gram-negatif dan anaerob dalam kandungan duodenum dibandingkan dengan kontrol. Populasi Lactobacillus spp. pada ampela secara signifikan lebih tinggi dalam diet probiotik yang mengandung Bacillius subtilis dibandingkan dengan kontrol Salim et al menyatakan bahwa suplementasi makanan pada DFM mengurangi jumlah E. coli dan meningkatkan morfologi ileum ayam broiler. Suplementasi makanan dari probiotik meningkatkan jumlah Lactobacillus ekskreta dan menurunkan jumlah Escherichia coli dibandingkan dengan ayam yang diberi makan diet tanpa probiotik Probiotik ( Bacillus subtilis C-3102) secara signifikan meningkatkan jumlah Lactobacillus di sekum, ileum dan ekskreta, serta mengurangi jumlah Escherichia coli di sekum dan ekskreta, dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, suplementasi probiotik juga cenderung mengurangi jumlah Clostridium perfringens di usus besar dan ekskreta, sementara secara linier mengurangi jumlah Salmonella dalam sekum, ileum, usus besar dan ekskreta, dibandingkan dengan kontrol Lourenco et al menunjukkan bahwa pemberian Bacillus subtilis menurunkan populasi Salmonella secara signifikan dalam usus broiler. Saluran pencernaan ayam bebas dari mikroorganisme sebelum menetas; Penempatan awal bakteri menguntungkan dalam usus dapat mempersiapkan kondisi yang cocok untuk membangun mikroflora normal dan meningkatkan kualitas dan kesehatan usus Lee et al menyatakan bahwa dibutuhkan 2-4 minggu untuk konsorsium mikroba yang stabil dalam usus ayam. Selama periode kolonisasi mikroba pada saluran pencernaan ayam (GIT) ini, anak-anak ayam terpapar pada risiko dijajah oleh organisme patogen ketika kekebalan mereka rendah. Mikroorganisme patogen yang umumnya dikaitkan dengan penyakit unggas yang menyebabkan kerugian ekonomi adalah protozoa Eimeria yang menyebabkan koksidiosis dan bakteri berikut Salmonella , E. coli , Streptococcus , Clostridium perfringens, dll. Infeksi mikroba telah mengakibatkan penurunan berat badan anak ayam, kematian, produksi telur dan daging yang buruk. Di sisi lain, ketika GIT ayam menjadi dijajah oleh mikroba menguntungkan, itu mempengaruhi penyerapan nutrisi dan vitamin, peningkatan kinerja, pencegahan reaksi inflamasi. Terlihat bahwa penambahan probiotik pada ransum ayam broiler meningkatkan kecernaan nutrisi dan meningkatkan komposisi mikroflora caecal Ada sekitar bakteri CFU g pencernaan usus dan melalui studi molekuler mengidentifikasi 640 spesies milik 140 genera dan keanekaragaman flora mikroba ayam GIT tergantung pada beberapa faktor termasuk komposisi makanan, usia ayam, berkembang biak, lokasi geografis dan bagian spesifik GIT seperti usus kecil, ileum, sekum Pada saat jatuh tempo, GIT ayam cukup beragam yang sebagian besar terdiri dari bakteri dan pada tingkat lebih rendah protozoa dan jamur. Spesies probiotik yang termasuk Lactobacillus
Streptococcus , Bacillus , Bifidobacteriu Enterococcus Aspergillus Candida dan Saccharomyces memiliki efek menguntungkan pada modulasi mikroflora usus dan penghambatan patogen pada unggas Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa memberi makan ayam pedaging dan unggas lapis den
Sedangkan Bahan yang di gunakan :
Extra 99 Plus

1 Daun Kelor 2 Kg
2 Daung Sirih 2.5 Kg
3 Daun Pepaya 2 Kg
4 Sereh Wangi 2 Ikat
5 Daun insulin 2 Kg
6 Kayu Manis 1 Kg
7 Adas Wangi ½ Kg
8 Jinten ½ Kg
9 Kunyit 20 Kg
10 Jahe Emprit 5 Kg
11 Temulawak 10 Kg
12 Temuireng 5 Kg
13 Bawang Putih 1 Kg
14 Lengkuas 1 Kg
15 Brotowali 5 Kg
16 Sambiloto 2 Kg
Enzim
1 Buah Nanas 2 Kg
2 Buah Alpukat 2 Kg
3 Buah Pepaya 2 Kg
4 Umbi Jalar 2 Kg
5 Asam Jawa 2 Kg
6 Madu Pait 1 Liter
Akar Akaran
1 Akar Kacang Tanah 1 Kg
2 Akar Bambu 1 Kg
3 Akar Enceng Gondok 1 Kg
Starter
1 Ragi Tempe 2 Bungkus
2 LAB 2 Liter
3 FAA 10 Liter
4 Air Kelapa 200 Liter
5 Air Bersih 300 Liter
6 Molase 3 Liter
7 EM4 2 Liter

Cara Membuat :
Cuci bersih semua bahan lalu giling sampai benar-benar halus, tambahkan air Bersih lalu saring  proses ini sampai hasil saringan jernih. Rebus air hasil saringan tambahkan bahan nomor 6, 15 dan 16 setelah mendidih saring lagi kedalam Reaktor Degister
Selanjutnya masukkan semua bahan yang lain Fermentasi selama 2 minggu

Baca Juga : Cara Membuat LAB

Untuk Cara Membuat Enzim akan kita bahas pada artikel berikutnya.
Dosis Pemakaian 15 ml/liter
1 Minggu 2 atau 3 kali
Saya rasa sampai di sini pembaca bisa menyimpulkan spesifikasi bakteri Apa saja yang bisa kita gunakan untuk membuat Probiotik ternak.
Mungkin kalau pembaca ada yang ingin di tanyakan bisa langsung komentar
Atau chat langsung dengan Admin

Saung Ternak Mandiri
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person