Rabu, 28 September 2022

TEHNIK BUDIDAYA BELUT YANG BAIK DAN BENAR MINIM RESIKO

TEHNIK BUDIDAYA BELUT YANG BAIK DAN BENAR MINIM RESIKO

Gambar Belut Konsumsi

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Pada artikel sebelumnya mimin sudah menjelaskan tentang cara budidaya belut tanpa lumpur, dan pada kesempatan ini mimin akan menjelaskan tehnik budidaya belut dengan media lumpur yang dan benar. karena banyaknya permintaan yang ditujukan ke admin supaya mimin membahas secara menyeluruh tentang budidaya belut ini. langsing saja ke TKP.... tuing tuing tuin.

SAUNG TERNAK MANDIRI - Belut merupakan binatang air yang digolongkan dalam kelompok ikan. Berbeda dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hidup dalam lumpur dengan sedikit air. Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya bertahan dalam kondisi tersebut.
Jenis belut yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah belut sawah (Monopterus albus). Di beberapa tempat dikenal juga belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan belut sawah dan belut rawa yang paling mencolok adalah postur tubuhnya. Belut sawah tubuhnya pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang dan ramping.
Terdapat dua segmen usaha budidaya belut yaitu pembibitan dan pembesaran. Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan anakan. Sedangkan pembesaran bertujuan untuk menghasilkan belut hingga ukuran siap konsumsi.
Kali ini alamtani akan menguraikan tentang budidaya pembesaran belut di kolam tembok. Mulai dari pemilihan bibit hingga pemanenan. Semoga bermanfaat.
Memilih bibit belut
Bibit untuk budidaya belut bisa didapatkan dari hasil tangkapan atau hasil budidaya. Keduanya memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing.
Bibit hasil tangkapan memiliki beberapa kekurangan, seperti ukuran yang tidak seragam dan adanya kemungkinan trauma karena metode penangkapan. Kelebihan bibit hasil tangkapan adalah rasanya lebih gurih sehingga harga jualnya lebih baik.
Kekurangan bibit hasil budidaya harga jualnya biasanya lebih rendah dari belut tangkapan. Sedangkan kelebihannya ukuran bibit lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah banyak, dan kontinuitasnya terjamin. Selain itu, bibit hasil budidaya memiliki daya tumbuh yang relatif sama karena biasanya berasal dari induk yang seragam.
Bibit belut hasil budidaya diperoleh dengan cara memijahkan belut jantan dengan betina secara alami. Sejauh ini di Indonesia belum ada pemijahan buatan (seperti suntik hormon) untuk belut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembibitan, silahkan baca kiat sukses pembibitan belut.
Bibit yang baik untuk budidaya belut hendaknya memiliki kriteria berikut :
Ukurannya seragam. Ukuran bibit yang seragam dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan dan menekan risiko kanibalisme atau saling memangsa.
Gerakannya aktif dan lincah, tidak loyo.
Tidak cacat atau luka secara fisik.
Bebas dari penyakit.
Budidaya belut untuk segmen pembesaran biasanya menggunakan bibit belut berukuran panjang 10-12 cm. Bibit sebesar ini memerlukan waktu pemeliharaan sekitar 3-4 bulan, hingga siap konsumsi. Untuk pasar ekspor yang menghendaki ukuran lebih besar, waktu pemeliharaan bisa mencapai 6 bulan.
Menyiapkan kolam budidaya belut
Budidaya belut bisa dilakukan dalam kolam permanen maupun semi permanen. Kolam permanen yang sering dipakai antara lain kolam tanah, sawah, dan kolam tembok. Sedangkan kolam semi permanen antara lain kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan jaring.
Kali ini kita akan membahas budidya belut di kola tembok. Kolam tembok relatif lebih kuat, umur ekonomisnya bisa bertahan hingga 5 tahun.
Bentuk dan luas kolam tembok bisa dibuat berbagai macam, disesuaikan dengan keadaan ruang dan kebutuhan. Ketinggian kolam berkisar 1-1,25 meter. Lubang pengeluaran dibuat dengan pipa yang agak besar untuk memudahkan penggantian media tumbuh.
Untuk kolam tembok yang masih baru, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa minggu. Kemudian direndam dengan air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang. Lakukan pencucian minimal tiga kali atau sampai bau semennya hilang.
Media tumbuh untuk budidaya belut
Di alam bebas belut sering dijumpai dalam perairan berlumpur. Lumpur merupakan tempat perlindungan bagi belut. Dalam kolam budidaya pun, belut membutuhkan media tumbuh berupa lumpur.
Beberapa material yang bisa dijadikan bahan membuat lumpur/media tumbuh antara lain, 
  • Lumpur Sawah, 
  • Pupuk Kandang, 
  • Sekam Padi atau Jerami Padi, 
  • Dedak, Tanaman Air, 
  • Dekomposer EXTRA 88.
Komposisi material organik dalam media tumbuh budidaya belut tidak ada patokannya. Sangat tergantung dengan kebiasaan dan pengalaman. Pembudidaya bisa meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang mudah didapatkan.

Berikut ini salah satu alternatif langkah-langkah membuat media tumbuh untuk budididaya belut :
Bersihkan dan keringkan kolam. Kemudian letakkan jerami padi yang telah dirajang pada dasar kolam setebal kurang lebih 20 cm.
Letakkan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami.
Tambahkan campuran pupuk kandang (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah humus setebal 20-25 cm, di atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut.
Siram lapisan media tumbuh tersebut dengan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer, Disini Kami menggunakan Dekomposer EXTRA 88.
Timbun dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh selama 1-2 minggu agar terfermentasi sempurna.
Alirkan air bersih selama 3-4 hari pada media tumbuh yang telah terfermentasi tersebut untuk membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras agar tidak erosi.
Media pembenihan belut merupakan komponen utama yang harus diperhatikan oleh pembudidaya. Sebab, media pembibitan merupakan sarana atau tempat belut akan hidup, tumbuh, dan berkembang biak dengan baik. Sekitar 50 persen faktor keberhasilan budidaya belut berasal dari media yang dipilih. 
Keberhasilan media yang digunakan akan menentukan pula keberhasilan hidup induk, calon anakan, penetasan telur, dan keberlangsungan hidup anak-anak belut. Media pembenihan belut yang digunakan harus memenuhi beberapa syarat antara lain subur, gembur, tidak beracun, tidak mengandung benda-benda kasar dan tajam, dan mengandung nutrisi.

Air Bersih
Air memang tidak akan bisa dipisahkan dari belut karena belut merupakan ikan air tawar yang sensitif. Dengan demikian, air yang digunakan harus memiliki banyak oksigen, kandungan pH sebesar 5—7, suhu antara 25—28°C, bening, tidak beracun, dan tentunya bersih.

Lumpur Sawah
Lumpur merupakan media utama untuk belut selain air. Lumpur terdiri atas campuran yang homogen antara tanah, air, dan material lainnya. Kriteria lumpur yang baik untuk dijadikan media belut tumbuh adalah lumpur yang liat, gembur, dan banyak mengandung nutrisi.
Lumpur yang baik untuk belut adalah lumpur sawah. Namun jika sulit untuk mencari, lumpur dapat dibuat sendiri.

Jerami Padi
Jerami merupakan bagian dari batang padi yang telah diambil padinya. Biasanya jerami dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau pembuatan kompos. Namun, jerami juga dapat berfungsi untuk membuat tanah lumpur menjadi lebih subur, gembur, dan mengandung banyak nutrisi.  Jerami yang digunakan dapat berupa jerami yang sudah diubah menjadi kompos.

Bekatul Atau Dedak
Bekatul merupakan serbuk dari kulit ari beras yang didapatkan dari hasil penggilingan padi. Bekatul sangat baik digunakan sebagai campuran media untuk belut hidup karena bekatul mengandung vitamin B. Cara membuat media budidaya belut dengan bekatul adalah mencampurkan bekatul dengan jerami atau pupuk kandang pada saat proses fermentasi 

Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan limbah atau kotoran dari binatang ternak seperti sapi, kambing, domba , kelinci, dan hewan ternak lainnya yang telah mengalami pembusukan. Kotoran ternak yang masih mengalami proses pembusukan belum bisa dijadikan sebagai media budidaya karena berbahaya.
Ciri-ciri kotoran ternak yang sudah dapat dijadikan sebagai pupuk adalah memiliki warna kehitam-hitaman atau menyerupai tanah, tidak berbau, dan telah selesai dari proses pembusukan.

Dekomposer EXTRA 88.
Dekomposer ini berfungsi sebagai Bioaktivator agar proses Fermentasi media berjalan lebih cepat, dan media juga secara otomatis menyediakan pakan alami.
Langkah terakhir, genangi media tumbuh tersebut dengan air bersih. Kedalaman air 5 cm dari permukaan. Pada kolam tersebut bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok. Jangan terlalu padat.
Dari proses di atas didapatkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60 cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk ditebar.
Catatan : Dengan metode lain, budidaya belut bisa dipelihara dalam air bersih tanpa menggunakan lumpur.

Penebaran Bibit Dan Pengaturan Air
Belut merupakan hewan yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi. Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2.
Lakukan penebaran bibit pada pagi atau sore hari, agar belut tidak stres. Bibit yang berasal dari tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan telur selama dalam proses karantina.
Aturlah sirkulasi air dengan seksama. Jangan terlalu deras (air seperti genangan sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.

Pemberian Pakan
Belut merupakan hewan yang rakus. Keterlambatan dalam memberikan pakan bisa berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru ditebar.
Takaran pakan harus disesuaikan dengan berat populasi belut. Secara umum belut membutuhkan jumlah pakan sebanyak 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg :
  • Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
  • Umur 1-2 bulan: 1 kg
  • Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
  • Umur 3-4 bulan: 2 kg
Pakan budidaya belut bisa berupa pakan hidup atau pakan mati. Pakan hidup bagi belut yang masih kecil (larva) antara lain zooplankton, cacing, kutu air (daphnia/moina), cacing, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan belut yang telah dewasa bisa diberi makanan berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, bekicot, belatung, dan keong. Frekuensi pemberian pakan hidup dapat dilakukan 3 hari sekali.
Untuk pakan mati bisa diberikan bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan kepiting yuyu, atau pelet. Pakan mati untuk budidaya belut sebaiknya diberikan setelah direbus terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan mati bisa 1-2 kali setiap hari.
Karena belut binatang nokturnal, pemberian pakan akan lebih efektif pada sore atau malam hari. Kecuali pada tempat budidaya yang ternaungi, pemberian pakan bisa dilakukan sepanjang hari.

Pemanenan
Tidak ada patokan seberapa besar ukuran belut dikatakan siap konsumsi. Tapi secara umum pasar domestik biasanya menghendaki belut berukuran lebih kecil, sedangkan pasar ekspor menghendaki ukuran yang lebih besar. Untuk pasar domestik, lama pemeliharaan pembesaran berkisar 3-4 bulan, sedangkan untuk pasar ekspor 3-6 bulan, bahkan bisa lebih, terhitung sejak bibit ditebar.
Terdapat dua cara memanen budidaya belut, panen sebagian dan panen total. Panen sebagian dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut, kemudian belut yang masih kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali.
Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada budidaya belut intensif, dimana pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam.

Demikian Penjelasan Singkat tentang tehnik budidaya belut yang baik dan benar, jika artikel membantu mohon like share, jika ada pertanyaan silahkan tinggalkan komentar. terima kasih dan sampai jumpa.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.





Produk Pertanian :
PGPR                                    Harga    Rp. 25.000/Liter
Fish Amino Acids                 Harga    Rp. 25.000/½Liter
Brown Rice Vinegar             Harga    Rp. 50.000/Liter
Coryn Bacteria                      Harga    Rp. 30.000/½Liter
Bio-Pestisida                         Harga    Rp. 30.000/Liter
Bio-Polymixa                        Harga    Rp. 30.000/Liter
Bio-Tricoderma                     Harga    Rp. 50.000/Kg
Mikoriza                                Harga    Rp. 50.000/Kg
Waiting Agen                         Harga    Rp. 30.000/Liter
Madam Sulfur                        Harga    Rp. 30.000/Liter

Peternakan :
Probiotik EXTRA 99 PLUS     Rp. 20.000/Liter
Oriental Herbal Nutrien            Rp. 25.000/Liter
Dekomposer EXTRA 88           Rp. 25.000/liter
Enzim                                        Rp. 30.000/Liter
Desinfektan                               Rp. 20.000/Liter


CV. Griya Tani Indonesia
Office Address :
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet Kab Demak Jawa Tengah 59573 

Kontak Person


WhatsApp Messenger 

Facebook 

 Copyright © 2020 CV. Griya Tani All right SAUNG TERNAK Mandiri


0 Comments:

Posting Komentar