Kamis, 23 Februari 2023

ISTILAH ISTILAH YANG HARUS DIPAHAMI SEBELUM MELAKUKAN PROGRAM PEMULIAAN TERNAK DAN TANAMAN

Istilah Istilah Yang Dipahami Sebelum Melakukan Program Pemuliaan Ternak Dan Tanaman


Untuk menunjang penyediaan bibit unggul dan berkualitas, program pemuliaan ternak dan tanaman menjadi sangat penting dilakukan oleh peternak secara mandiri maupun bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan

Sebelum memulai program pemuliaan ternak atau tanaman kita lakukan, alangkah baiknya mari kita pelajari istilah-istilah yang ada pada program pemuiaan ternak yang pertama adalah :

Genotipe
Istilah genotipe dalam pemuliaan hewan merujuk pada kombinasi genetik individu, yaitu keseluruhan informasi genetik yang diwariskan dari induk jantan dan betina. Genotipe mencakup semua sifat-sifat genetik individu yang dapat diturunkan pada keturunannya.

Setiap individu memiliki dua alel untuk setiap lokus genetik, satu alel diwariskan dari induk jantan dan satu lagi dari induk betina. Alel-alel ini akan menentukan sifat-sifat fisik atau perilaku pada individu tersebut.

Genotipe dapat digambarkan melalui notasi huruf yang mewakili alel pada suatu lokus. Huruf kapital (besar) dan huruf kecil digunakan untuk merepresentasikan alel yang dominan dan alel yang resesif. Misalnya, AA mewakili individu homozigot dominan, Aa mewakili individu heterozigot, dan aa mewakili individu homozigot resesif.

Dalam pemuliaan hewan, pengetahuan tentang genotipe sangat penting untuk memahami sifat-sifat yang diturunkan pada keturunan dan untuk memilih induk yang tepat untuk menciptakan keturunan dengan sifat-sifat yang diinginkan. Pemuliaan selektif dan kawin silang dilakukan dengan mempertimbangkan genotipe dari individu yang dipilih untuk dijadikan induk. Tujuannya adalah untuk menciptakan keturunan dengan kombinasi genetik yang optimal untuk sifat-sifat yang diinginkan, serta untuk menghindari keturunan dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan.

Fenotipe 
Fenotipe adalah sifat-sifat yang tampak pada individu dan dapat diamati atau diukur, termasuk sifat fisik dan perilaku. Fenotipe dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta faktor genetik, namun lebih sering digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat yang ditentukan oleh faktor genetik.

Contoh fenotipe pada hewan meliputi warna bulu, ukuran dan bentuk tubuh, kecepatan pertumbuhan, dan perilaku. Pada tanaman, contoh fenotipe meliputi tinggi tanaman, bentuk daun, waktu berbunga, dan ukuran buah.

Fenotipe juga dapat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Misalnya, sifat-sifat seperti berat badan pada hewan dan tinggi tanaman pada tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor nutrisi, ketersediaan air, suhu, dan cahaya.

Pemahaman tentang fenotipe penting dalam pemuliaan hewan dan tanaman karena sifat-sifat fenotipik dapat diukur dan digunakan untuk memilih individu yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan. Selain itu, pemahaman tentang interaksi antara genotipe dan lingkungan dapat membantu pemulia untuk memilih individu yang memiliki potensi terbaik untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan dalam kondisi lingkungan tertentu.

Crossbred
Crossbred atau silangan adalah hasil perkawinan antara dua atau lebih ras atau varietas yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari kedua ras atau varietas dan menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang lebih unggul daripada kedua induknya.

Contoh crossbred pada hewan adalah sapi Brahman yang disilangkan dengan sapi Holstein untuk menghasilkan sapi Brahman Cross atau Brangus. Brangus memiliki sifat-sifat unggul dari kedua ras, seperti ketahanan terhadap cuaca panas, produktivitas susu yang tinggi, dan kualitas daging yang baik.

Pada tanaman, contoh crossbred adalah jagung sweet corn yang dihasilkan dari silangan antara jagung biasa dengan jagung popcorn. Sweet corn memiliki rasa manis dan tekstur yang lebih lembut daripada jagung biasa atau popcorn.

Crossbred dapat menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang lebih unggul dari induknya, tetapi juga dapat memiliki sifat-sifat yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, seleksi ketat harus dilakukan untuk memilih keturunan yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan dan menghindari keturunan dengan sifat-sifat yang tidak diinginkan.

Cross Bred yaitu perkawinan antara 2 individu yang tidak memiliki hubungan darah, hubungan darahnya sudah terlalu jauh. Cross Bred di lakukan untuk memproduksi FS Contoh : Puyuh milik Pertenak A VS Puyuh milik Pertenak B

Inbreeding
Inbreeding dalam pemuliaan ternak adalah praktik kawin silang yang dilakukan antara dua individu yang memiliki hubungan kekerabatan dekat, seperti antara saudara atau sepupu. Tujuan dari inbreeding adalah untuk meningkatkan persentase gen yang sama antara induk dan keturunannya, sehingga karakteristik yang diinginkan dapat diturunkan dengan lebih konsisten.

Namun, inbreeding juga dapat memiliki efek negatif yang signifikan pada kesehatan dan keberlanjutan populasi ternak. Inbreeding meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan kualitas genetik, mengurangi keragaman genetik, dan menyebabkan peningkatan dalam kemunculan sifat-sifat buruk, seperti penyakit genetik dan kemandulan.

Oleh karena itu, pemuliaan ternak yang sukses memerlukan perencanaan yang cermat dan strategi yang tepat untuk meminimalkan efek negatif inbreeding dan memaksimalkan efek positifnya. Salah satu strategi yang umum dilakukan adalah dengan menggabungkan inbreeding dengan outbreeding, yaitu kawin silang antara individu yang memiliki hubungan kekerabatan yang lebih jauh. Hal ini dapat membantu untuk mempertahankan keragaman genetik yang dibutuhkan untuk kesehatan dan keberlanjutan populasi ternak, sambil tetap mempertahankan karakteristik yang diinginkan.

Inbreed yaitu perkawinan antara 2 individu yang memiliki hubungan darah sangat dekat. Contoh : “Ibu VS Anak” atau “Bapak VS Anak” atau “ Kakak VS Adik”

Baca Juga : Pewarisan Sifat ( Hereditas ) Hewan Ternak Dan Tanaman

Line Breeding
Linebreeding adalah metode pemuliaan ternak di mana individu-individu yang terkait kekerabatan dekat ditemukan dalam garis keturunan yang sama dan dikawinkan untuk mempertahankan sifat-sifat yang diinginkan. Dalam linebreeding, kawin silang biasanya dilakukan antara induk dan keturunannya yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, seperti antara kakek-nenek dan cucu atau antara sepupu.

Tujuan dari linebreeding adalah untuk memperkuat karakteristik yang diinginkan dalam satu garis keturunan, sambil mempertahankan keragaman genetik dalam populasi ternak. Dalam linebreeding, satu atau beberapa individu yang memiliki sifat yang diinginkan dipilih sebagai "pembangkit keturunan" untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan menggabungkan gen yang sama dalam garis keturunan, kemungkinan untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan dapat ditingkatkan.

Namun, seperti inbreeding, linebreeding juga memiliki risiko meningkatkan kemunculan sifat-sifat negatif yang terkait dengan kekerabatan dekat, seperti kemandulan, penyakit genetik, dan penurunan kualitas genetik. Oleh karena itu, praktik linebreeding harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pengawasan ketat dari peternak atau ahli pemuliaan ternak.

Kesimpulannya, linebreeding dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan karakteristik yang diinginkan dalam satu garis keturunan, namun perlu diperhatikan dengan cermat dan hati-hati untuk meminimalkan risiko sifat-sifat negatif yang dapat timbul.

Linebreed adalah perkawinan antara 2 individu yang memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh Contoh : “Kakek VS Cucu”

Set Back 
Set back adalah istilah yang digunakan dalam pemuliaan ternak untuk menggambarkan penurunan kualitas genetik yang terjadi ketika induk dan keturunannya memiliki hubungan kekerabatan dekat atau ketika terjadi inbreeding atau linebreeding secara berlebihan.

Set back terjadi karena praktik inbreeding dan linebreeding dapat menyebabkan akumulasi gen resesif yang merugikan dan menurunkan keragaman genetik pada populasi ternak. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kemunculan sifat-sifat negatif, seperti penyakit genetik, kelemahan fisik, atau ketidakmampuan untuk berkembang dan tumbuh dengan sehat.

Set back dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada populasi ternak, karena dapat menyebabkan penurunan kualitas genetik secara keseluruhan dan mengurangi kemampuan populasi ternak untuk bertahan hidup di lingkungan yang berubah-ubah. Oleh karena itu, pemuliaan ternak yang bertujuan untuk menciptakan populasi ternak yang sehat dan kuat harus memperhatikan praktik inbreeding dan linebreeding secara hati-hati dan memperhitungkan risiko set back yang mungkin terjadi.

Set Back adalah kesalahan fatal akibat salah dalam memasangkan atau menyilangkan di jalur perkawinan dan harus di ulang kembali dari Proses awal.

Demikian untuk pembahasan yang kedua soal Pewarisan Sifat atau Hereditas ini, samoga para pembaca sedikit banyak memahami proses pemurnian atau Pewarisan Sifat mahluk hidup untuk artikel selanjutnya saya akan sajikan berbagai skema Penurunan Sifat Burung Puyuh ini.

Demikian untuk pembahasan yang kedua soal Pewarisan Sifat atau Hereditas ini, samoga para pembaca sedikit banyak memahami proses pemurnian atau Pewarisan Sifat mahluk hidup untuk artikel selanjutnya saya akan sajikan berbagai skema Penurunan Burung Puyuh ini. Terima Kasih dan (Bersambung)

Saung Ternak Mandiri
Hanif Miftahul Huda
DS. Bandung Kidul RT 001 RW 002 Kel. Kunir
Kec. Dempet Kab Demak 59573

Untuk Pemesanan Probiotik
Kontak Kami

0 Comments:

Posting Komentar