BAHAN PAKAN MIKRO SEBAGAI PENUNJANG PRODUKTIFITAS BURUNG PUYUH

BAHAN PAKAN MIKRO SEBAGAI PENUNJANG PRODUKTIFITAS BURUNG PUYUH

Premix memegang peranan vital dalam manajemen pakan hewan ternak. Pemberian premix yang tepat dosis dan sasaran menjadikan hewan ternak tumbuh sehat. Dalam usaha untuk menyusun pakan yang optimum bagi pertumbuhan ternak dan sesuai dengan kebutuhan ternak, diperlukan bahan baku pakan mikro yang diberikan dalam jumlah kecil dengan berbagai tujuan. Bahan pakan mikro dapat dibagi ke dalam 2 kelompok besar berdasarkan sumber gizinya yaitu imbuhan pakan yang memberikan zat-zat gizi (Nutritive Feed Additives) atau dikenal dengan pelengkap pakan (Feed Supplement) dan yang tidak memberikan kontribusi zat gizi (Non Nutritive Feed Additives) atau dikenal dengan Imbuhan Pakan (Feed Additives) saja. Bahan imbuhan pakan dapat diperoleh dari senyawa organik maupun anorganik, baik dari alam maupun hasil sintesis kimia atau proses biologis.
Pengertian bahan pakan mikro sering kali tercampur aduk dengan istilah premiks. Premiks adalah campuran bahan-bahan yang diaduk terlebih dahulu (Pre-Mixing) sebelum dimasukkan ke dalam mixer utama. Hal ini berkaitan dengan proses pembuatan pakan di pabrik bahwa bahan-bahan pakan yang jumlahnya sedikit tidak bisa langsung dimasukkan ke dalam mixer karena dapat mengakibatkan pencampuran yang tidak merata. Di dalam pabrik, bahan-bahan tersebut terlebih dahulu dicampur dengan mixer terpisah yang lebih kecil baru hasil campurannya dimasukkan ke dalam mixer besar. Apabila bahan-bahan tersebut berupa individu vitamin maka akan dihasilkan premiks vitamin, dan jika bahan-bahan tersebut berupa mineral maka disebut premiks mineral. Kadang-kadang premiks dapat berisi berbagai bahan baik bahan pelengkap maupun imbuhan sehingga istilah premiks merupakan istilah umum.
Pemanfaatan growth promotant (pemacu pertumbuhan) yang berupa antibiotika sudah berjalan lebih dari 40 tahun, tetapi akhir-akhir ini terutama di negara Eropa, pemanfaatan pemacu pertumbuhan dipertanyakan lagi berkaitan dengan kemungkinan terjadinya resistensi bibit penyakit manusia terhadap pengobatan dengan antibiotika. Penggunaan antibiotika pada hewan dinyatakan dapat mengakibatkan pengobatan pada manusia tidak bisa efektif karena faktor resistensi tersebut. Oleh karena itu, negara-negam Eropa akan melarang penggunaan Antibiotika Pemacu Pertumbuhan pada ternak dalam tahun 2006. Imbuhan pakan banyak sekali jenisnya baik yang berasal dari luar negeri maupun yang diproduksi oleh perusahaan lokal. Definisi mengenai imbuhan pakan harus jelas agar bisa dimanfaatkan secara benar dan berdaya guna. 
Klasifikasi Bahan Pakan Mikro
Berbagai jenis imbuhan telah banyak diteliti dan digunakan dalam pabrik pakan. Jenis jenis imbuhan baru dengan mekanisme dan kegunaan yang berbeda-beda akan terus dikembangkan dalam rangka meningkatkan produksi ternak dan memperbaiki keamanan produk ternak untuk manusia sesuai degan perkembangan konsumen. Produk-produk imbuhan dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan gizi dan kegunaannya untuk meningkatkan produksi ternak. Berdasarkan peraturan di Eropa, imbuhan pakan dibagi menjadi 5 kategori yaitu imbuhan untuk teknologi (misalnya bahan pengawet), imbuhan cita rasa-sensori (misalnya: bahan pewarna, flavor), imbuhan gizi (vitamin, mineral), imbuhan “zootechnical” (misal, bahan perbaikan mikroflora usus, pemacu pertumbuhan bukan mikroba) dan Coccidiostat (mencegah penyakit). Untuk negara Amerika termasuk Canada, NRC mengklasifikasikan imbuhan ke dalam 2 kategori yaitu yang mengandung zat gizi dan yang tidak bergizi (Non Nutritive Additive).
Imbuhan pakan berbeda dengan pelengkap pakan. 
Menurut KepMen No. 240/Kpts OT.210/4/2003, imbuhan pakan (feed additive) didefinisikan sebagai suatu zat yang secara alami tidak terdapat dalam pakan, yang tujuan pemakaiannya terutama sebagai pemacu produksi ternak. Sedangkan pelengkap pakan (feed supplement) adalah suatu zat yang secara alami sudah terkandung dalam pakan, tetapi jumlahnya perlu ditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan, sebagai bahan tambahan yang dimasukkan ke dalam pakan tetapi bukan sumber zat gizi, dan berguna untuk meningkatkan pemanfaatan dan penerimaan pakan oleh ternak atau bermanfaat untuk kesehatan atau metabolisme dalam ternak. Sedangkan pelengkap pakan adalah bahan sumber zat gizi yang ditambahkan ke dalam pakan untuk melengkapi kekurangan zat gizi yang ada di dalam pakan.
Feed Supplement
Pakan tambahan adalah bahan pakan yang digunakan dalam jumlah kecil untuk melengkapi ransum ternak dalam rangka pencapaian target kandungan gizinya. Ransum umumnya disusun dari bahan pakan utama atau makro yang jumlahnya cukup besar seperti jagung, bungkil kedele, dedak, polar gandum, bungkil rapeseed, “corn gluten meal”, DDGS (Distillers Dried Grains with Solubles), tepung daging dan tulang, tepung hasil samping ayam, minyak dll. Bahan pakan makro ditujukan sebagai penyedia energi dan protein. Untuk melengkapi kandungan gizi yang lain terutama asam amino, mineral dan vitamin maka diperlukan penambahan bahan mikro dalam jumlah kecil yang berkisar antara 0,020,5% dalam ransum tergantung bahan mikro tersebut. Pabrik pakan mengenal bahan pakan tambahan ini sebagai bahan pakan mikro. Yang termasuk bahan pakan tambahan adalah asam amino, vitamin dan “trace element” (mineral mikro), dan beberapa sumber mineral makro seperti sumber fosfor dan natrium juga dapat dimasukkan sebagai pakan tambahan.
Feed Additive
Imbuhan pakan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pakan tetapi bukan merupakan sumber gizi sehingga tidak bisa dipakai untuk menggantikan zat gizi pakan. Zat gizi diperlukan untuk produksi atau reproduksi ternak tetapi imbuhan pakan ditambahkan ke dalam pakan bermanfaat untuk meningkatkan daya guna pakan termasuk di dalamnya membantu ketersediaan zat gizi untuk dimanfaatkan oleh ternak maupun ikan. Imbuhan pakan seharusnya ditambahkan dalam jumlah kecil (<5 kg/ton) karena apabila dimasukkan dalam jumlah besar akan mendesak “ruangan” (space) dalam formulasi. Perlu diingat bahwa dalam membuat formula pakan, total formula harus 100% sehingga penggunaan suatu imbuhan yang tinggi misalnya lebih dari 1% akan mengurangi bahan baku utama sehinga akan mengurangi fleksibilitas dalam menyusun formula.
Imbuhan pakan dimasukkan ke dalam ransum sehingga pengaruhnya akan terlihat ketika bahan itu tercampur dalam ransum. Apabila manfaatnya untuk ternak maka pengaruhnya akan terlihat ketika ransum dikonsumsi oleh ternak. Imbuhan biasanya dimasukkan ke dalam mesin pengaduk (mixer) langsung atau melaui premiks atau bisa diberikan sesudah pengadukan terutama sesudah pemeletan. Pemberian imbuhan dapat pula dilakukan terhadap bahan baku sesuai dengan tujuannya. Misalnya untuk mengawetkan tepung ikan dapat ditambahkan antioksidan ke dalam bahan baku tersebut.
Imbuhan pakan bisa berupa tepung atau cairan, yang diperlukan adalah bahan tersebut tercampur secara merata ke seluruh bahan yang dituju. Umumnya imbuhan berupa tepung untuk memudahkan penanganan. Imbuhan berupa cair diciptakan karena alasan tertentu misalnya penambahan enzim cair dilakukan setelah proses pemeletan karena enzim tidak tahan terhadap proses pemeletan.
Asam Amino
Kami menawarkan beragam bahan aditif asam amino untuk membantu pelanggan menyesuaikan formula bahan-bahannya dalam membuat pakan lengkap asam amino yang seimbang.
Bahan-bahan additif ini adalah :
DL- Methionine 99%,
L - Lysine HCL 98.5 %,
L- Lysine sulfate 70%, dan
L- Threonine 98,5%.
Bahan Aditif Pakan & Disinfektan
Bahan tambahan pakan perlu lebih banyak digunakan untuk memastikan proses produksi yang lancar dan menghasilkan produk akhir yang berkualitas dan memenuhi harapan pelanggan.
Mineral
Untuk memastikan bahwa ternak pelanggan kami mendapatkan kebutuhan mineral yang tepat dan seimbang untuk memaksimalkan pertumbuhan dan kesehatan, kami menyediakan:
Chromium,
Cobalt Sulfate/Cobalt Carbonate,
DCP 18%,
MCP 22%,
Potassium Carbonate,
Mangan Sulfate/Mangan Carbonate,
Zinc Sulfate, dan
Sodium Bicarbonate.
Vitamin
Vitamin berperan penting dalam kesehatan dan perkembangan hewan ternak. Vitamin berfungsi untuk memaksimalkan pertumbuhan, produksi, fertilitas, imunitas, dan meningkatkan kesehatan. 
Beragam jenis vitamin yang bisa digunakan untuk Additif Pakan yaitu :
Choline Chloride,
Vitamin A,
Vitamin AD3,
Vitamin B1, B2, B6, B12,
D-Calcium Panthotenate,
Folic Acid,
Inositol,
Vitamin C 35%,
Vitamin D3.
Jenis Mineral pada pakan burung puyuh ada 2 yaitu Mineral mix dan Premix.
Perbedaan Premix dan Mineral Mix
Mineral mix adalah campuran berbagai bahan  pakan sumber mineral makro Penggunaannya 1-2 % dari total ransum
Contoh Pakan Sumber Mineral Mikro :
  1. Garam Dapur sebagai sumber Na dan Cl
  2. Batu kapur/Kalsit sebagai sumber Ca
  3. Tepung tulang sebagai sumber Fosfor
Misalnya : Total Ransum 100 Kg 
Dipakai 2% Kalsit
2/100 x 100 Kg = 2 Kg Kalsit 
Premix mineral adalah campuran  berbagai bahan sumber mineral mikro dengan suatu bahan pembawa sebagai  campuran, yang penggunaannya maksimal 0,5 % dari total ransum. Berikut ini ada contoh cara menyusun Premix :
Langkah Penyusunan Premix dan Perhitungannya sebagai berikut :
  1. Kebutuhan Mineral Mikro untuk tiap Kg ransum
  2. Jumlah Ransum yang akan dibuat
  3. Jumlah premix yang harus dibuat.
  4. Kebutuhan mineral untuk ternak
  5. Menggunakan mineral murni atau mineral tidak murni
JAWABAN :
Berat Molekul :
ZnSO4.5H2O=65,39+96+5(2)+5(16)=251,39
CuSO4.7H2O=63,55+96+7 (2)+7(16)=285,55
Na2B4O7.10H2O=(22,99x2)+43,24+(16×7)+10 (2)+10(16)=381.22
Kebutuhan mineral mikro untuk tiap kg :
 ZnSO4.5H20  = 0,1 mg
 CnSO4.7H20  = 1 mg
 Na2B4O7.10H2O  = 0,01 mg
 Jumlah Total Ransum  = 100 Kg
Jumlah Premix yang harus dibuat =
Berdasar Atom. Mineral :
Atom Mineral % Mineral =  ——— x 100
Molekul Mineral
Kebutuhan 100 Kg = 0,1 mg/Kg x 100 Kg= 10 mg= 0,01 g
Jika dibuat 0,5 % dr 100 Kg = 0,5/100 x 100 Kg = 0,5 Kg  = 500 g
Jumlah ransum tanpa premix mineral = 100 Kg-0,5 Kg =  99,5 Kg
Campuran garam Min = 0,514 g (camp garam min/100Kg)
Kebutuhan bahan pembawa = 500 g – 0,514 g = 499,48 gram
Kebutuhan mineral ternak 0,5% bahan pakan
Menggunakan mineral murni butuh bahan premix 499,48 gr
Apabila menggunakan mineral tidak murni dengan kandungan 70%
Misalnya Kemurnian bahan CuSO4.7H2O  sebesar 65%.
Berat Molekul Cu SO4 7H2O= 285,55
Berat Atom Cu = 63,55
Kebutuhan Cu dalam ransum 1 ppm
Perhitungan :
                                               63,55%
Cu dalam Cu SO47 H2O = ———— x 100%=22,25 %
                                                285,55 

                                                  65
Jadi Cu dalam bahan = ——— x 22,25 % = 14,46 %
                                                 100
Untuk membuat 1 ppm Cu dalam ransum diperlukan bahan sebanyak
      1              1
————— = ————— x100% = 6,9 ppm
  14,46%        14,46
Berarti butuh : 6,91 mg/kg ransum
Jadi 100 Kg ransum = 6,91 mg x 100 = 691 mg
atau 0,69 g / 100 Kg ransum.
Untuk ransum sebanyak 100 Kg diperlukan premix mineral 0,5 % = 500 gram
                                                6,9 gr
Cu dalam Cu SO47 H2O = ———— x 100 % = 0,169 %
                                                500 gr 
Untuk membuat 10 Kg premix diperlukan bahan :
  0,138
 ———— x 10 = 0,01 Kg
   100 
Bahan Pembawa Sebanyak 10 Kg – 0,01 Kg = 9,99 Kg

Demikian pembahasan tentang cara membuat Pakan Additif yang memiliki kandungan Mineral dan Vitamin yang seimbang semoga bermanfaat bagi perkembangan peternakan di Indonesia

Wassalam...

Produk Peternakan :
Probiotik OHN 99 Plus Rp. 25.000/Liter
Dekomposer Extra 88   Rp. 20.000/Liter
Desinfektan Alami        Rp. 50.000/Liter

Untuk Pemesan Bisa menghubungi
CV. GRIYA Tani
Hanief Miftahul Huda
D/a : Jl. K Mustajib RT 001/002 Kel Kunir Kec Dempet
Kab Demak Jawa Tengah 59573

Kontak Person

WhatsApp Messenger

Posting Komentar

0 Komentar